"YESSS!!" Ucap Abel dan Anna serentak.
Setelah pergejolakan tersebut, mereka dengan asik menikmati makannya sambil bergurau ria. Di pertengahan mereka makan, ada seorang murid perempuan yang menghampirinya.
"Hallo, permisi teman-teman. Bolehkah aku join duduk disini? Soalnya semua meja disana sudah penuh." Ucap perempuan itu dengan sopan, akan tetapi mereka bertiga hanya melihatnya dan saling melirik satu sama dengan ekspresinya seperti jijik.
"Ohyaa perkenalkan nama ku Reyna. Aku kelas 11 MIPA 2 dan baru saja pindah ke sekolah ini." Ucap Reyna sambil menyodorkan tangan kearah mereka bertiga.
"Ohh murid baru, sepertinya kita sekelas yaa, tapi..." Ucap Afin dengan nada seperti mengejek.
"Wahhh ternyata kita sekelas yaa" Antusias Reyna memotong pembicaraan Afin, sambil menarik kembali tangannya, karena dia mulai menyadari bahwa mereka tidak ada yang menggubrisnya.
"IHH APAAN SI LO FREAK BANGET JADI ORANG!"Â Abel yang sudah mulai risih dengan keberadaan Reyna.
"Dahyaa, lo cari tempat lain aja. Kita ga se level untuk makan bareng sama lo, yang ada nafsu makan gue hilang lagi gara-gara lo. Liat aja, lo cuma mampu beli roti kering sisa kemarin mana pantas bersanding sama makanan mewah kita." Afin dengan sombongnya mengatakan hal tersebut tanpa memikirkan perasaan Reyna.
"Ohh. Maaf." Hanya kata tersebut yang mampu dikatakan oleh Reyna sambil tersenyum sebelum dia meninggalkan mereka bertiga. Reyna tidak merasa sakit hati karena hal tersebut, dia memilih mengalah tanpa berdebat karena dia sadar bahwa memang dia tidak pantas berteman dengan mereka bertiga.
Afin, Abel dan Anna melanjutkan makannya dengan tertawa-tertawa bahagia dan mereka mulai membicarakan Reyna atau kita bisa sebut ghibah karena mereka merasa jijik dengannya. Mereka menggap bahwa kasta sosial mereka tinggi sangat mampu, sedangkan Reyna hanya manusia rendahan.
*****