Yusuf tidak menggemparkan siapapun.Â
Bahkan kesulitan mencari penginapan di Betlehem saat isterinya siap melahirkan. Dan sekarang, tukang kayu itu harus segera berkemas untuk jalan, mengungsi bukan ke negerinya, tetapi ke Mesir.Â
Ke negeri yang lebih jauh dari rumahnya, bahkan keluar dari negerinya.
Tentu untuk memberikan pertimbangan yang adil, kita apresiasi bekal yang dipersembahkan oleh orang Majus, yaitu Emas, Kemenyan dan Mur untuk dipersiapkan guna melakukan perjalanan ke Mesir itu. Yusuf, Maria dan Yesus bisa aman secara materi dalam beberapa waktu pengungsian mereka. Tetapi proses Tuhan bagi Yusuf jika dibandingkan dengan orang Majus dalam 'merayakan Natal' tentu tak terbandingkan perihnya.
Yusuf sendirian berjuang melindungi Maria dan Yesus, melakukan perjalanan panjang dalam ketakutan dari Betlehem ke Mesir.
Harga dirinya sebagai laki-laki karena harus menikahi wanita yang hamil karena Roh Kudus.
Bayangan masa depan menata kehidupan keluarga dengan aman dan tenang runtuh.
Kariernya sebagai tukang kayu hancur berantakan, demi taat kepada mimpi?
Jadi apa yang bisa kita pelajari dari tema '...Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain'?
Untuk siap melangkah mengikuti jalan lain dari Tuhan?
Benarkah orang Kristen di hari Natal tahun 2022 ini siap melangkah mengikuti jalan dari Tuhan?