"Minyak kepala?"
"Minyak kelapa, bukan kepala. Di dimensi kita tidak ada kelapa. Di sini ada, ketahuilah kau akan merasa segar setelah menikmati semangkuk dan percaya atau tidak di sini semua bentuk tahu atau tagu itu bisa beraneka ragam makanan jadinya."
Sal terkejut, mengapa Daeyu takbicara mengenai kedatangannya. Ia melihat Edos kembali membawa sesuatu, seperti nampan dan beberapa wadah dari dapur.Â
Daeyu menyambut kedatangan nampan dan beberapa wadah makanan di atasnya itu.Â
"Sal, kau harus mengetahuinya. Sebelum kita berangkat ke kota, bertempur dengan apa yang tidak kita duga maka kita harus bertenaga."
"Bertempur, tidak ada disebut-sebut soal bertempur. Kita akan melawan siapa?"
"Mereka yang tidak menginginkan artefak dibawa ke Pulau Destroie." Sahut Edos.
"Ya, mereka memanfaatkan artefak sebagai alat untuk kejahatan. Dan pasti mereka tidak menginginkan kita datang membawanya pulang."[]
Usai bertamu dan berbicara panjang lebar mengenai rencana ke Kota Lang dengan nelayan tua Edos yang menjamu keduanya tidak setengah-setengah. Edos kemudian meminta anak perempuannya untuk menuntun perjalanan ke kota. Anak perempuan yang mahir memanah, Edos tidak menyebutkan namanya, jadi Sal berusaha memanggilnya dengan nama tuan karena sosok anak perempuan itu disamarkan dengan pakaian laki-laki. Sal baru sadar kalau Edos tidak memiliki anak laki-laki sesuai cerita gurunya.
"Tuan, mengapa kita harus berjalan kaki?" Tanya Daeyu, pada perempuan berpakaian lelaki itu. Daeyu mengetahui, tapi mengenai alasannya ia tidak mau tergesa bertanya. Dan ia meminta Sal untuk tidak bertanya juga ketika Sal mengetahuinya.
"Kendaraan sangat dilarang di Brittane Area. Apapun bentuknya atau penariknya, meski itu ditarik oleh hewan. Kita harus berjalan kaki setelah masuk dari pelabuhan."