Edhy Prabowo mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 2/Kepmen-KP/2020 tentang Komisi Pemangku Kepentingan Konsultasi Publik Kelautan dan Perikanan diantaranya : 1) Muhammad Yusuf (Pembina), 2) Ali Mochtar Ngabalin (Pembina), 3) Yugi Prayatna (Pembina), 4). Effendi Gazali (Ketua), 5). Chalid Muhammad (Waketum Bidang Konservasi dan Keberlanjutan), 6). Bayu Priaambodo (Waketum Bidang Riset dan Pengembangan), 7). Agnes Marcellina Tjhin (Waketum Bidang Sinergi Dunia Usaha), 8). Welnaldi (Sekretaris), 9). Bunga Kejora (Wakil Sekretaris).
Anda bisa membayangkan betapa kuatnya Narasi yang akan dibangun oleh Prof. Effendi Gazali (pakar komunikasi) ditambah ada disana Ali Mochtar Ngabalin yang siap berdebat kapan saja dan dimana saja tentu dengan narasi untuk kepentingan Nelayan dan dunia usaha.
Tidak cukup sampai disitu, setelah berhasil membangun opini bahwa apa yang dilakukan oleh ibu Susi itu menyusahkan Nelayan dan tidak berpihak kepada pengusaha.Â
Yang menambah geger publik adalah fakta bahwa ijin eksport Benih Lobster yang diberikan kepada 26 perusahaan bahkan terakhir diberita ada 31 perusahaan ternyata pemiliknya terdeteksi adalah orang-orang yang terafiliasi dengan Partai Gerindra dan PKS juga Partai Gelora(Fahri Hamzah). (Hasil investigasi majalah tempo terbaru, sumber lihat majalah tempo)
Anda bisa bayangkan, setelah ada Effendi Gazali dan Ali Mochtar Ngabalin di bidang komunikasi publik, lalu muncul Fahri Hamzah (Mantan Wakil Ketua DPR, Ahli debat dan pembangun narasi yang hebat).Â
Bagaimana seorang ibu Susi melawan propaganda yang mereka bangun. Belum kalau kita kaitkan dengan jaringan politik yang mereka punya. Sebaik apapun perjuangan ibu Susi, maka pasti terbentur tembok besar. Ibu Susi Versus Politikus dan Pengusaha. Sudah pasti jauh kekalahan itu.
Kecuali Presiden Jokowi berpihak kepada ibu Susi, itu baru ada perimbangan. Tapi bila melihat narasi yang dibangun para politisi itu, saya yakin Jokowi akan lebih memilih kebijakan Edhy Prabowo.Â
Sebab sudah agak lama tercium saya, Jokowi sangat konsentrasi untuk meningkatkan eksport karena selama ini selalu minus neraca dagang Indonesia. Masih lebih besar import dari eksport. Melihat fakta ini, sepertinya Jokowi akan membiarkan Eksport Benih Lobster ini berlanjut.
Perang Ibu Susi mempertahankan kebijakannya saat sebagai Menteri KKP sepertinya akan berakhir sia-sia melihat kekuatan lawan yang bersatu antara politikus, pengusaha dan mantan ASN KKP yang dipecat mendukung habis kebijakan Edhy Prabowo.
Pesta di laut sudah kembali berjaya oleh mereka-mereka yang sempat terpinggirkan dengan menggandeng orang-orang baru (politikus).
Satu-satunya agar pesta itu bisa berakhir adalah Ibu Susi bisa kembali ke sana. Tapi itu pasti menemui jalan buntu. Kecuali ada Partai yang berani membawanya pada pilpres 2024 yang akan datang. Tapi apakah ada partai yang memberinya Karpet Merah? Tak ada yang tahu, segalanya memungkinkan.