Tak bisa dibilangin, ngeyelnya tingkat dewa dan selalu merasa paling pintar sendiri. Nah, orang seperti ini kan cenderung mengganggu kinerja Kabinet. . Apa manfaat nya Jokowi mengangkat Menterinya yang suka bikin gaduh?
Keempat, Dalam mengangkat Menteri, seorang Presiden juga pasti memperhatikan banyak faktor. Asal-usul partai non partai, kalaulah Gerindra ikut bergabung, rasa-rasanya bukan Fadli Zon prioritas utama Gerindra.Â
Jika kita tarik dari asal-usul agama (NU dan Muhammadiah) misalnya, bukan Fadli Zon yang dapat mewakili itu. apalagi asal daerah kesukuannya, saya yakin bukan FZ yang saat ini paling dihormati dari Sumbar.Â
Dari utusan/golongan, gender, profesionalisme, dan lain-lain, jikapun kita bahas semua, rasa-rasanya tidak ada benang merah yang mendekati 80 persen sajapun untuk dipilih Jokowi sebagai Menteri.
Dan catatan terakhir ialah bahwa Presiden Jokowi tidak sebodoh yang orang pikirkan, mau memberikan tugas besar sebagai Menteri kepada orang yang notabene selama ini merendahkannya.Â
Kita yakin, Presiden Jokowi masih punya hati menjaga hati para pengikutnya yang selama ini ikut sakit hati atas sikap Fadli Zon yang tak pernah menghargai Jokowi. Puisi-puisi Fadli Zon yang selama ini ditujukan untuk "merendahkan" Jokowi cukuplah jadi bukti sejarah yang tak mudah terhapus begitu saja. Sekalipun diatas semua itu, manusia harus saling memaafkan.
Dengan demikian, mau dibahas kayak apapun, mau ditarik benang merah dari sudut manapun, tak ada alasan yang kuat yang mengatakan bahwa Fadli Zon akan diangkat sebagai salah satu menteri Jokowi di periode kedua ini. Kayak gak ada orang yang lebih baik aja para pendukung Jokowi? hehe...
Fadli Zon, tak usah baper! tanpa mendahulukan takdir Tuhan, sulit rasanya anda menjadi Menteri Jokowi. Berjuang lagilah di Pemilu berikutnya agar Capres yang anda dukung menang, mungkin tahun 2024 atau periode selanjutnya.
Salam kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI