Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pukulan Ahok Di Kalijodo, Buat BIR Bali Hai KO, BIR Anker Milik DKI Tersenyum!

25 Februari 2016   11:30 Diperbarui: 4 April 2017   17:20 5198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="gambar, balihaibeer.com"][/caption]

Di balik geger penertiban Kalijodo, ada satu hal yang belum diungkap oleh media, baik itu media mainstream ataupun lewat media sosial. Mata kita tertuju hanya kepada Daeng Azis, PSK, Ahmad Dhani, Krisnha Murti, dan beberapa kisah kehidupan masyarakat di Kalijodo, tetapi sejauh yang saya amati, belum ada yang mengangkat dampak lain dari penertiban itu di Kalijodo.

Kita hanya terfokus pada apa yang dimiliki oleh Daeng Azis, mengenai hartanya. Sepintas ada berita yang mengatakan bahwa hanya merk Bir Bali Hai dan Stout yang boleh beredar disana dan itu semua lewat Daeng Azis. Seperti yang kita dengar, jika ada merk lain yang masuk ke kawasan Kalijodo, maka anak buah Daeng Azis akan membuangnya atau menghancurkannya.

Wah...betapa gagahnya Daeng Azis jika benar seperti itu, puluhan tahun hanya Bir Merk Bali Hai dan Stout saja yang boleh masuk di kawasan Kalijodo. Ini benar-benar monopoli yang luar biasa. Ok...kita anggap saja memang itu benar dan sudah berlaku puluhan tahun.

Untuk membuka wawasan kita ada baiknya saya suguhkan beberapa informasi ya. Se-pengetahuan saya, hanya ada empat pemain di industri Bir ini yang selama ini menguasai pasar di Indonesia. Dan Keempatnya sudah memegang pasar merk masing-masing.

Pertama, PT Multi Bintang Indonesia, Alamat pabriknya di Jln Daan Mogot, Kalideres, Tangerang. Merk yang mereka produksi adalah Heineken, Bir Bintang, Green sands, Bintang Radler dan Bintang Zero. Pabriknya tidak jauh dari terminal Kalideres. Jika anda ingin menawarkan kerjasama perdagangan, pabrik dan kantornya ada disana.

[caption caption="sumber gambar, multibintang.co.id"]

[/caption]

Kedua, PT. Gitaswara Indonesia adalah perusahaan pemegang Lisensi Guinness Beer Stout dari Guinness Overseas Limited. Kegiatan PT. Gitaswara Indonesia adalah penjualan dan pendistribusian Guinness bir hitam.

Ketiga, PT Bali Hai Brewery Indonesia - Beer Distributor. Pabrik. Jl Raya Tambun Km 39,7. Tambun. Bekasi 17510 Jawa Barat. Perusahaan ini adalah distributor minuman Bir merk Bali Hai.

Keempat, PT. DELTA DJAKARTA, Tbk Jl. Inspeksi Tarum Barat Bekasi Timur 17510. pabriknya ada di tambun, gak jauh dari rumah saya, hehe. Delta Djakarta memproduksi Bir dan mendistribusikan merk Anker, San Miguel, Carlsberg dan Kuda Putih.

[caption caption="sumber gambar, merdeka.com"]

[/caption]

Dari empat pemain dalam insdutri Bir ini, 3 diantaranya memiliki pabrik di Indonesia setahu saya (bisa dikoreksi kalau salah) yaitu PT Multi Bintang Indonesia, Pt Delta Djakarta dan Pt Bali Hai Bewelry. Dua diantaranya sudah pernah saya masukin pabriknya yaitu Pt Multi Bintang Indonesia di Daan Mogot dan Pt Delta Djakarta Di Tambun. Ini penting, agar para pembaca tahu bahwa saya tidak mengarang bebas. Bir Bintang dan Anker sudah pernah saya taste di pabrik pembuatannya, demikian juga dulu sering saya minum jika bersama-sama teman pasa Senen saya, hehe...Tetapi 10 tahun terakhir, hampir tidak pernah lagi minum Bir, Alhamdulilah, Puji Tuhanlah. Minum Bir tiada guna, hanya bikin pening kepala berbie dan bikin capek badan, bikin malas. Jika anda masih mulai coba - coba minum Bir, saran saya...HENTIKAN SAJA... gak guna. Dengarkan saya yang sudah mengalaminya. Gak perlu anda mendengar khotbah Pendeta atau ustad untuk berubah.

Mungkin masih banyak diantara masyarakat belum tahu bahwa Pemprov DKI Jakarta adalah pemilik PT Delta Djakarta dengan jumlah kepemilikan, seperti saya kutip dari sini   

Pemprov DKI Jakarta memiliki saham sebesar 26,25% di PT Delta Djakarta Tbk. Pemprov DKI menanamkan sahamnya melalui 2 nama yakni Municipal Government of Jakarta dan BP.IPM Jaya. Masing-masing memiliki saham di Delta Djakarta sebanyak 3,7 juta lembar saham atau 23,33% dan 467 ribu lembar saham atau 2,92%. Total kepemilikan sahamnya mencapai 4,2 juta lembar saham atau setara 26,25%.

Sementara mayoritas pemegang saham dimiliki oleh San Miguel Malaysia (L) Private Limited sebesar 9,3 juta lembar saham atau 58,33%. Sedangkan saham Delta Djakarta yangb dimiliki publik sebesar 2,4 juta saham atau setara 15,42%.

Dengan kepemilikan saham 26.25 persen, Pemprov DKI tahun lalu berhak menerima deviden sebesar Rp 47,84 miliar dari total saham perusahaan Rp 208 miliar.

Pemprov menanam saham di Delta sejak tahun 1960-an. Saat itu ada nasionalisasi besar-besaran terhadap perusahaan asing. Delta Djakarta termasuk salah satu perusahaan asing yang dinasionalisasi.

Berdasarkan beberapa fakta diatas, saya sebagai entrepreneur pemula dan sudah puluhan tahun melanglang buana dalam dunia sales n marketing, ada satu sisi yang menarik bagi saya dalam penertiban Kalijodo itu, yaitu pasar Bir yang selama ini dikuasai oleh Daeng Azis dengan merk Bali Hai yang pemegang hak distribusinya dilakukan oleh PT Bali Hai Bewerly. Itu artinya pesaingnya PT Multi Bintang Indonesia dengan Bir Bintangnya dan PT Delta Djakarta dengan Bir Angker nya tidak pernah dapat menembus pasar Kalijodo.

Puluhan tahun Kalijodo dikuasai Daeng Azis dengan menggandeng Bali Hai, tentunya sudah membuat penjualan PT Bali Hai setiap bulan mencapai target, Manager sales n marketing yang menangani wilayah Kalijodo pasti sudah kaya raya, bukan hanya Daeng Azis. Saya tidak bisa membayangkan betapa goncangnya saat ini omset penjualan PT Bali Hai wilayah Kalijodo, bisa jadi tim sudah stress memikirkan pukulan telak Ahok di sana. Bukan hanya tim sales dan marketing yang kelabakan, bagian operasional juga akan kelabakan.

Jika kita telusuri lebih dalam lagi, pasti ada pergerakan-pergerakan di belakang layar oleh pihak Balihai untuk menyelamatkan bisnisnya di Kalijodo, tetapi tangan kita tidak sampai untuk menginvestigasi sampai sejauh itu. Biarlah itu urusan mereka, mungkin juga sudah waktunya juga untuk kembali dari nol lagi bagi Bali Hai untuk merebut pasar yang lain. Sebab customer yang biasanya datang ke Kalijodo, pasti akan mencari tempat baru. Artinya bagi orang yang gaya hidupnya sudah tergantung dengan dunia malam, tetap saja dia akan mencari tempat lain. Itu artinya Bir tetap akan laku, masalahnya di tempat baru itu apakah Bali Hai, Bintang atau Angker? Itu tergantung dari kelihaian sales n marketing mereka di lapangan untuk melihat peluang itu.

Kemana gerangan para klien Kalijodo berpindah?

Sebab tak mungkin tiba-tiba berhenti minum, tidak mungkin tiba-tiba tidak dugem, itu sudah habit mereka, sudah kebiasaan mereka.

Adakah tangan tersembunyi Ahok sekaligus menohok PT Balihai yang notabene kompetitor PT Delta Djakarta?

Bisa ya, bisa tidak, tetapi yang pasti pukulan Ahok di Kalijodo, bukan hanya meng- KO kan Daeng Azis, tetapi sekaligus juga merontokkan kedigdayaan PT Balihai selama ini di Kalijodo. Begitulah bisnis, selalu berkaitan dengan sikap politik seorang penguasa.

Itu sebabnya, apapun kata orang-orang, pengusaha tidak akan pernah bisa lepas dari penguasa, seperti kata Rizal Ramli, Pepeng (Pengusaha dan Penguasa), yang penting hatinya, seperti kata ustad gasa dari Cirebon. Tidak ada yang salah dengan Pepeng, yang penting tidak KKN.

Kalijodo tidak akan lama lagi rata dengan tanah, kemudian dibangun fasilitas umum untuk taman dan tempat istirahat. Jika sebelumnya Kalijodo dipakai sebagai tempat maksiat, judi, minum dan berbagai aktifitas lain. Semoga dengan perubahan yang akan datang, Kalijodo dapat lebih manusiawi untuk warga Jakarta.

Gitu aja dulu ah, semoga bermanfaat.

Salam kompasiana.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun