[caption caption="sumber gambar : lensaindonesia.com"][/caption]
Tadi malam saya menonton sebentar wawancara eksklusif Tv One dengan Bintang Tamu Presiden Jokowi yang berlangsung di istana Negara dengan host kondang nan berkharisma Karni Ilyas.
Dalam wawancara yang banyak iklannya itu, Jokowi banyak menjelaskan tentang kondisi terkini berbagai masalah bangsa ini seperti isu kereta cepat, isu perubahan UU KPK, isu perpecahan partai politik, masalah persepakbolaan yang belum juga menemukan titik terang penyelesaian, tentang berbagai program kerja pemerintah dan berbagai isu hangat lainnya.
Yang menarik bagi saya, sesudah selesai acara itu, para kru Tv One berphoto bersama dengan Presiden Jokowi, tak ketinggalan, Ardi Bakri sang CEO Tv One ikut ke istana, meski dia tidak kebagian peran.Â
Terbayang bagi saya, bagaimana Tv One membangun persepsi negatif dari jam ke jam, hari demi hari, untuk menjelek-jelekkan Jokowi mulai saat masih Gubernur DKI Jakarta hingga akhir tahun 2015.
Kita tahu bersama, bagaimana sadisnya Tv One menguliti setiap pori yang ada ditubuh Jokowi demi untuk membunuh karakter Jokowi. Belum kita temukan, media se sadis Tv One menghancurkan karakter Jokowi, demi mendukung semua rencana Aburizal Bakrie saat itu.
Seiring waktu, TV One memperlihatkan kepada kita secara nyata, ternyata sikap kerasnya terhadap Jokowi di masa yang lalu, tak lebih sebagai alat untuk menekan Jokowi, sebagai alat untuk menghantam Jokowi sebagai lawan politik pemilik media viva group. Itu terkonfirmasi dari berubah haluannnya partai Golkar pimpinan ARB mendukung Jokowi JK, TV One juga berubah haluan.
Kini sesudah Golkar menyatakan bergabung bersama pemerintahan yang dipimpin Jokowi JK, perlahan tapi pasti, tanpa sedikitpun merasa malu, TV One melunak lalu terakhir memposisikan diri seakan bagian dari diri Jokowi. Terlihat jelas dari sejak Januari 2016, pemberitaan TV One sudah mulai memuat berita berita yang positif dari Jokowi.
Tadi malam, lewat wawancara eksklusifnya TV One mempertontonkan kepada kita, sikap yang berbalik 180 derajat. Adalah wajar hal itu, ibarat perang. Aburizal Bakrie beserta grup medianya telah menyerah dan mengangkat bendera putih.Â
Gestur para kru TV One sesudah selesai acara terlihat kikuk, kaku...itu wajar saja. Sebab sudah lama mereka menebar kebencian kepada Jokowi. Jika kini mereka merapat, itu adalah sinyal baik. Mengapa?
Pertama, Negara ini memerlukan stabilitas, dimana semua pihak harus satu langgam, bekerja bersama sama, sebab bukan kita sesama anak bangsa yang harus bersaing, tetapi persaingan saat ini adalah persaingan antar negara dalam era memenangkan perang globalisasi. Maka sikap TV One yang tentunya diawali dari sikap menyerah Aburizal Bakrie patut kita apresiasi setinggi tingginya.
Kedua, Sikap TV One yang melunak tentunya dapat menularkan kepada masyarakat dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa memusuhi Jokowi bukanlah sikap yang baik, sebab Jokowi adalah pemimpin tertinggi negara ini. Sehingga masyarakat yang selama ini berseberangan dengan Jokowi yang didukung pemberitaan TV one selama ini yang tidak berimbang diharapkan menyadarkan masyarakat agar dapat menerima Jokowi sebagai pemimpin bangsa ini.
Lewat sikap TV One kita berharap dampaknya akan meluas ke masyarakat, sehingga sebaran kebencian terhadap Jokowi minim dan otomotatis juga menciptakan kenyamanan dalam memimpin negara ini ke arah yang lebih baik.
Di awal, sikap berbalik arah seperti yang diperlihatkan TV One ini pasti sedikit agak kikuk, gamang, tetapi itu tidak akan berlangsung lama.Â
Mungkin yang sedikit agak menyakitkan adalah bagi para personal kru dan anchor TV One yang selama ini semangat 45 menghantam Jokowi...tetapi itu manusiawi saja.
TV One telah berbalik arah mendukung Jokowi, TV One telah bertobat massal dari perilaku mereka di masa lalu yang begitu massif menghajar Jokowi, mungkin suatu saat akan kumat...tidak masalah.
Bagaimana dengan anda, anda telah melihat keruntuhan kekuasaan KMP yang begitu perkasa di awal hingga tak menyisakan secuilpun pimpinan untuk KIH. Kini KMP dan KIH sudah tidak relevan lagi.
Anda sudah melihat keruntuhan Setya Novanto, M Riza Chalid...Anda juga sudah melihat keruntuhan Fahri Hamzah yang digoyang sendiri teman temannya...anda sudah melihat ketidakberdayaan Fadli Zon saat ini yang ditinggal sendiri.
Mereka mereka, yang dulu pejuang kebencian, rontok dimakan waktu. Sebab tidaklah pernah KEJAHATAN MENANG LAWAN KEBAIKAN. Itu sebabnya setiap usaha untuk menyebar kebencian akan rontok dimakan ngengat.
Jika kini para pejuang kebencian terhadap Jokowi sudah pada tiarap bahkan banyak yang bertobat, semisal TV One, bagaiamana dengan anda? Sampai kapan anda ngotot dengan sikap anda itu.
Saya tidak katakan anda biar jangan kritis terhadap Jokowi, malah saya mengharapkan tetaplah kritis, tapi jangan menyebar kebencian...Itu 2 hal yang berbeda.
Salam kompasiana. Selamat bertobat untuk anda penyebar kebencian, tetaplah kritis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H