Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Janji Hati Rizal Ramily Pada Cornelia Amartha!

2 Oktober 2015   14:55 Diperbarui: 2 Oktober 2015   15:10 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Thomson Cyrus Peserta No.35

Hampir 6 bulan terakhir, Aku rutin ikut kegiatan bang Rizal ke berbagai daerah di Nusantara, bang Rizal, tokoh nasional. Lama lama aku mengikutinya, aku semakin bahagia. Dan kami sering diskusi berdua setelah selesai kegiatan. Malam itu, tidak dapat aku lupakan. Aku dan dia bersama.

“Bang! Apa yang buatmu bahagia?”

Bahagiaku adalah kalau rakyat bahagia, kalau petani hidupnya tidak melarat, nelayan dapat berlayar dengan hati yang bahagia. Ibu - ibu, mama-mama di Papua, inang - inang di pasar dapat tertawa lepas bahagia karena dagangan mereka, laris!

Bahagiaku adalah jika semakin sedikit orang miskin di negara ini. Rakyat mampu membeli, sandang, pangan dan rumah dengan baik. Aku bahagia, jika penderitaan rakyat semakin berkurang.

“Kalau aku, buat abang bahagia gak?”

Itu jawaban yang susah dek Lia, hehe...

“Kok susah?”

Siapa yang tidak bahagia duduk bersama wanita cantik! Lelah sehari, terbayar jika duduk disamping wanita cantik seperti dek Lia...beruntunglah lelaki yang mendapatkanmu!

“Abang beruntung dong?”

Sejak kecil, abang termasuk orang yang beruntung! Tidak seperti saudara/i yang hidup di pinggir kali, yang hidup di tengah tengah kawasan kumuh, suatu saat di uber uber, rumah peotnya dirobohkan lalu diratakan oleh aparat, di usir dan kemudian hidup mereka ter-ombang-ambing lalu terlunta-lunta. Abang sudah dapat hidup layak sejak kecil, kuliah, hingga pada titik ini, titik dimana dek Lia mengenal abang sebagaimana adanya.

“Kok jawabnya yang itu sih?” aku sewot.

Jawaban apa yang dek Lia inginkan?

“Tadi katanya, beruntunglah lelaki yang bisa mendapatkanmu! Aku tanya, abang beruntung dong!”

Dan abang telah menjawab tentang keberuntunganku.

Aku mendekat duduk di sampingnya lalu meraih tangannya. Dan ku pegang dengan tangan kananku.

“Aku milik abang sekarang!” bang Rizal Ramily kaget, seketika tertawa.

Haha...

“Kok malah ketawa?”

Bang Rizal melepas tanganku lalu berdiri menghadapku.

Lihat dirimu dek Lia. Bagaimana kau katakan, “Aku milik abang sekarang!”

“Ada yang salah dengan itu?”

Kau tak sedang mengejek abang kan? Engkau jatuh cinta dengan lelaki tua, seperti abang? Apa yang dapat kau banggakan dek Lia dari lelaki tua sepertiku?

“Aku tahu yang aku cari?”

Perempuan selalu lupa logika, kaum kami hidup dengan logika dek Lia. Apa kata Indonesia nanti, jika mereka tahu, Cornelia, Artis cantik, terkenal, jatuh cinta dengan lelaki tua, Rizal Ramily. Bagaimana kamu menjelaskannya pada mereka?

“Indonesia tak tahu hati Lia bang, tapi Lia sudah kebal dengan omongan orang. Lia tak hidup dari omongan mereka, Lia juga tak mati karena omongan mereka . Aku tahu siapa Lia bang, aku tahu apa yang dicari Lia, sebab akulah Lia, mereka tak kenal Lia, mereka hanya kenal dengan kecantikkanku, selebihnya tidak.”

Dek Lia, dengarkan hatimu...Bang Rizal menunduk, mendekatkan wajahnya ke wajahku, lalu menatapku dalam, penuh arti. Aku bertahan menatap keteduhan matanya.

Dengarkan hatimu dek Lia...Lihat aku, lelaki tua, umurku sudah enam puluh tahun. Kulitku sudah menua, pori nya sudah menghitam, tanda waktu ku sudah dekat. Wajah ini sudah keriput, kelopak mataku sudah bengkak kalau tak bisa dikata sudah mau jatuh. Masihkah abang dapat kau banggakan untuk membuatmu bahagia.

“Lihat tubuhku bang, tataplah” Aku seketika berdiri di depannya, membuatnya sedikit terkaget.

“Tubuh ini adalah dusta, lekuknya buatku lupa, Abang kira ini semua yang buat aku bahagia! Aku bukannya tidak bangga dengan tubuh indahku, aku bukan gak bersyukur dengan kecantikanku. Tetapi semua ini semu bang Rizal. Tubuh ini, kecantikan ini, membuatku lelah, lelah hati lelah jiwa”

“Abang tahu, berduyun duyun lelaki tampan ingin singgah pada tubuh ini, tetapi tahukah abang?, tetap saja ada lelaki yang tinggalkan tubuh ini!, lelaki tampan tahunya hanya kenikmati, lupa menghormati kecantikan wanita”

“Lelaki tampan, hanya ingin menguji kelelakiannya pada tubuh sintalku, dia hanya mau kalahkan ego nya, bahwa dia dapat memiliki tubuh ini, sesudah dia singgah, tetap saja dia pergi. Lalu aku tahu, tubuh hanya persinggahan setan - setan, tetapi aku mencari persinggahan hati, hati yang buat aku bahagia dan aku menemukannya pada bang Rizal”

Kau masih muda dek Lia, aku tinggal menunggu waktu.

“Dia datang seperti pencuri di malam hari bang Rizal, kita tidak tahu... aku bisa saja lebih dulu dipanggilNya, bisa bang Rizal!”

Lelaki hidup dengan logika... aku tinggal menunggu waktu dek Lia.

“Lebih baik aku hidup setahun lagi bersama orang yang dapat buatku bahagia dibanding 50 tahun lagi bersama dengan orang yang menyakitiku. Aku tahu ini aneh bagi bang Rizal, tetapi aku sudah yakinkan, aku mencintai bang Rizal” kataku menunduk.

Umurmu baru 35 tahun dan abang 60 tahun. Kau masih punya masa  depan dan aku tinggal menunggu waktu. Hidupku hanya tersisa untuk mencintai mereka yang tidak punya, menyapa mereka yang papa.

"Jiwaku lebih menderita dari mereka, cintailah aku, sama seperti kau mencintai mereka. Bagiku itu, sudah lebih dari cukup"

Haha...

Kau memang wanita hebat, seketika ciptakan aku bergairah, lelaki tua yang tinggal menunggu waktu, kau sandera untuk kau cinta. Aku lelaki tua yang beruntung, haha...

“Aku dapat merasakan bang Rizal. Orang orang pinggiran dapat abang cintai sepenuh hati, para pemulung dapat abang sayangi setiap waktu, siapakah yang dapat berbuat seperti itu, jika tidak memiliki hati yang mulia? Aku bahagia bang Rizal! Mendampingi abang menyapa kaum bawah, turun ke desa, pergi ke pinggiran kota.”

“Aku bahagia bang Rizal, itulah aku, aku hanyalah sandiwara di panggung artis, inilah aku yang sebernarnya. Berikan aku kesempatan bahagia bersamamu! Aku menyukaimu, aku mencintaimu, aku tak punya alasan lain!”

Lelaki tua tak mampu lagi menyusun kata kata indah untuk mengutarakan cintanya kepada wanita yang menghargainya. Lihatlah perbuatanku, rasakanlah perhatianku, tindakan adalah pernyataanku. Aku sayang dek Lia, melebihi kemampuanku...mungkin tubuh ini tak gagah lagi, tetapi hatiku kutetapkan untukmu. Bahagiamu adalah bahagiaku juga, tentunya kita bagi bersama mereka yang tak berpunya, agar sempurna rasa kita berdua.

Inilah janji hatiku, membuatmu bahagia, meski aku hanya sedikit waktu.

 

Ilustrasi gambar ; http://remajasuka.blogspot.co.id/2013/07/kumpulan-kata-mutiara-motivasi-remaja.html

 

* Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun fiksiana Community, http://www.kompasiana.com/androgini

* Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun