Lihat dirimu dek Lia. Bagaimana kau katakan, “Aku milik abang sekarang!”
“Ada yang salah dengan itu?”
Kau tak sedang mengejek abang kan? Engkau jatuh cinta dengan lelaki tua, seperti abang? Apa yang dapat kau banggakan dek Lia dari lelaki tua sepertiku?
“Aku tahu yang aku cari?”
Perempuan selalu lupa logika, kaum kami hidup dengan logika dek Lia. Apa kata Indonesia nanti, jika mereka tahu, Cornelia, Artis cantik, terkenal, jatuh cinta dengan lelaki tua, Rizal Ramily. Bagaimana kamu menjelaskannya pada mereka?
“Indonesia tak tahu hati Lia bang, tapi Lia sudah kebal dengan omongan orang. Lia tak hidup dari omongan mereka, Lia juga tak mati karena omongan mereka . Aku tahu siapa Lia bang, aku tahu apa yang dicari Lia, sebab akulah Lia, mereka tak kenal Lia, mereka hanya kenal dengan kecantikkanku, selebihnya tidak.”
Dek Lia, dengarkan hatimu...Bang Rizal menunduk, mendekatkan wajahnya ke wajahku, lalu menatapku dalam, penuh arti. Aku bertahan menatap keteduhan matanya.
Dengarkan hatimu dek Lia...Lihat aku, lelaki tua, umurku sudah enam puluh tahun. Kulitku sudah menua, pori nya sudah menghitam, tanda waktu ku sudah dekat. Wajah ini sudah keriput, kelopak mataku sudah bengkak kalau tak bisa dikata sudah mau jatuh. Masihkah abang dapat kau banggakan untuk membuatmu bahagia.
“Lihat tubuhku bang, tataplah” Aku seketika berdiri di depannya, membuatnya sedikit terkaget.
“Tubuh ini adalah dusta, lekuknya buatku lupa, Abang kira ini semua yang buat aku bahagia! Aku bukannya tidak bangga dengan tubuh indahku, aku bukan gak bersyukur dengan kecantikanku. Tetapi semua ini semu bang Rizal. Tubuh ini, kecantikan ini, membuatku lelah, lelah hati lelah jiwa”
“Abang tahu, berduyun duyun lelaki tampan ingin singgah pada tubuh ini, tetapi tahukah abang?, tetap saja ada lelaki yang tinggalkan tubuh ini!, lelaki tampan tahunya hanya kenikmati, lupa menghormati kecantikan wanita”