Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jakarta Ribut Resuffle Kabinet Terus, Program Jokowi Swasembada Beras Minim Perhatian

11 Mei 2015   09:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:10 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14313124271933838015

[caption id="attachment_383076" align="aligncenter" width="300" caption="Jokowi Panen Raya di Merauke, gambar : detik.com"][/caption]

Orang Jakarta ini memang terlalu asyik dengan dirinya sendiri. Itu sebabnya orang-orang di daerah, sudah putus asa memikirkan cara pikir dan tindakan orang Jakarta (pusat). Orang-orang yang hidup di Jakarta terlalu asyik untuk memikirkan kepentingannya sendiri, hingga jarang sekali memikirkan kepentingan daerah. Tak heran, orang-orang daerah ingin memisahkan diri dari NKRI.

Lihatlah misalnya perilaku elit di pusat (Jakarta). Yang diributkan setiap hari adalah tentang diri mereka sendiri, mereka tak memikirkan bagaimana keadaan daerah, Ada Papua, Papua Barat, Maluku Utara, NTT, NTB, Kalimantan, Aceh, dan lain sebagainya terutama di perbatasan luar Indonesia, mereka butuh perhatian pusat.

Tetapi coba kita perhatikan bersama-sama, orang Jakarta (pusat) tidak pernah kehabisan issue untuk membicarakan kepentingan dirinya sendiri, katakanlah sejak Jokowi JK memimpin negeri ini 6 bulan yang lalu, issue issue utama yang jadi perbincangan tidak lain tidak bukan hanya berkaitan dengan kepentingan-kepentingan orang-orang pusat, mulai dari pergolakan di DPR/DPD/MPR, terutama mengenai perebutan pimpinan di ketiga lembaga negara itu, sesudah itu ada komposisi Kabinet, setelah itu ada issue KPK vs Polri yang menyedot perhatian banyak orang, setelah itu kembali lagi di bahas tentang issue Resuffle Kabinet.

Sayangnya, issue-issue semua hanya memperubutkan kekuasaan semata. Lantas, pertanyaan besarnya adalah kapan orang pusat memikirkan issue - issue tentang kesejahteraan rakyat, beras, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.

Kita muak melihat ketamakan orang-orang pusat ini, bayangkan, Jokowi berkeliling ke Maluku Utara, Papua, Papua Barat, tetapi tidak ada satu mediapun yang membicarakan mengenai program-program yang sedang dijalankan oleh Jokowi di ketiga daerah tersebut. Kita hanya melihat berita tentang kehebohan masyarakat dalam menyambut kedatangan Jokowi.

Tetapi tidak ada satu media pun yang membahas secara mendalam, bagaimana kelayakan program 1,2 juta hektar lahan sawah di Merauke, dan potensinya malah ada sekitar 4,6 juta hektar. Tidak ada satu mediapun dalam diskusinya yang mengangkat tema ini, bagaimana caranya dalam 3 tahun merealisasikan 4,6 juta hektar lahan ini menjadi lahan produktif, sehingga kita tidak perlu import beras, kedelai, jagung, dan lain sebagainya.

Jokowi seperti melangkah sendirian, dia paksa Mentan untuk mencapai semua program ini dengan target yang luarbiasa. Hebatnya, Mentan menyanggupi dengan optimis, tetapi di Media media mainstream lewat "survei bayaran" Mentan adalah menteri yang berkinerja buruk, padahal yang saya ikuti, sejak 6 bulan Jokowi JK, Indonesia belum pernah mengimport beras, bagaimana mungkin kita tidak mengimport beras kalau tidak ada peningkatan produksi petani, itu artinya Mentan sudah bekerja dengan baik, tetapi karena Mentan berasal dari daerah sana di Sulawesi, gampanglah menggoyang dia agar digantikan.

Ingat!....Jokowi bukan sebodoh yang anda pikirkan, dia tahu siapa yang bekerja, siapa yang penjilat!...

Di Saat Jokowi blusukan ke Maluku Utara, Papua, Papua Barat, membawa program - program pembangunan dengan total hampir puluhan trilyun untuk ketiga provinsi itu, mengapa orang-orang pusat tidak mengangkatnya menjadi issue issue yang menarik, sehingga dengan demikian gaung dari program ini terlihat.

Anda bayangkan, saat Jokowi membawa uang dalam bentuk program pusat ke Papua, Gubernur Papua, Lukas enembe tidak mendampingi Jokowi, padahal Lukas Enembe adalah perwakilan pusat di Papua, meskipun dia dipilih langsung oleh rakyat.

Anda bayangkan, mengapa Papua begitu lama bangkit dari tidur, begitulah perilaku Gubernurnya, konon dia sedang mempersiapkan diri ke Kongres Partai Demokrat di Surabaya. Anda bayangkan, Seorang Gubernur yang berasal dari Partai yang berbeda dengan Presiden dapat secara tidak langsung menghambat program pusat.

Media pusat juga sudah mulai tidak peduli dengan nasib rakyat, mereka hanya fokus dengan bisnis media mereka. Coba anda tonton utamanya Tv-tv berita, kalau tidak ada tema yang membuat predebatan meruncing dan panas, mereka tidak akan angkat.

Itu juga, salah satu penyebab mengapa program-program Jokowi sepertinya kurang dikomunikasikan kepada rakyat, sebenarnya media-media saja yang tidak mau mengangkat program-program Jokowi menjadi issue issue yang besar.

Jika kita merasakan adanya pelemahan ekonomi secara nasional, itu disebabkan peranan kita semua yang tidak mau tahu terhadap nasib rakyat pada umumnya, ya sudah, mari kita rasakan secara bersama-sama.

Orang orang Jakarta (pusat), ada saatnya anda dihukum oleh waktu, maka galilah lebih dalam sikap empati dan simpati anda terhadap rakyat banyak, utamanya masyarakat di daerah, agar mereka merasa menjadi bagian Indonesia. Jangan melulu mencari kekuasaan, issue resuffle akan produktif jika anda-anda memberikan solusi yang membangun, jangan hanya bicara Menteri A tidak bagus kinerjanya, tetapi anda tidak dapat mengatakan, tidak bagusnya dalam hal apa dan apa solusi dari anda.

Manusia kritis kita perlukan, tetapi manusia pembual tidak ada tempatnya.

Salam kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun