Kembali ke soal Luhut BP, Jokowi sudah lama mengenal Luhut BP, dia tahu kapasitas Luhut seperti apa, mulai dari prajurit hingga mencapai Jenderal, karier militernya cemerlang, Gusdur tahu benar kapasitas Luhut BP, sehingga ketika Luhut Duta Besar di singapura pun, Gusdur memanggilnya untuk menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Sebagai pengusaha, Luhut BP juga hebat, perusahaan pertambangannya sudah go publik, salah satu perusahaan pertambangan yang diperhitungkan keberadaannya.
Event KAA ini akan menunjukkan kepada kita kapasitas Luhut BP yang sebenarnya, apakah Jokowi salah memilihnya atau tidak dalam Ring Satu Presiden. Luhut BP sebagai ketua panitia KAA dikalangan sebagian pengamat telah mengambil alih tugas-tugas Menteri Luar Negeri Retno MP.
Luhut BP adalah Jenderal cemerlang yang saat ini mempunyai posisi yang strategis dalam pemerintahan Jokowi JK. Kita akan melihat kapasitasnya dalam membantu Presiden Jokowi, apakah akan mempermalukan Jokowi atau bahkan dapat mengangkat martabat Jokowi dan bangsa Indonesia. Waktu akan menjawabnya. Polemik akan selalu ada, sebab itu masalah kepentingan. Tidak ada satupun yang luput dari kepentingan, tinggal Jokowi yang dapat melihat sebagai USER.
Di Indonesia ini, yang kadang kita susah pahami adalah terkadang mereka bukan mempermasalahkan lembaganya, seperti Kantor Staf Kepresidenannya, tetapi yang dipermasalahkan sebenarnya adalah orang yang duduk di posisi itu, yang kebetulan berasal dari kalangan minoritas, Luhut BP, sudah agamanya Kristen, Batak pula, tetapi kita gak pernah to the point, itulah sebenarnya masalahnya, sama seperti kita mempermasalahkan Ahok, sudah Kristen, Tiongkok lagi. Kita terjebak dengan ketidakiklasan dalam alam demokrasi. Padahal dari sejak sebelum merdeka pun masalah SARA sebenarnya sudah selesai. Tetapi karena kita tidak iklas dan tidak paham arti perjuangan para pejuang kita, ya tetap dimasalahkan.
Semoga pilihan Jokowi kepada Luhut BP memberikan dampak yang baik bagi negara ini, agar semakin maju bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai ini.
Salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H