Pertemuan ini juga sekaligus mengukur kepemimpinan dan integritas Jokowi, sebab bisa juga pertemuan ini digunakan sebagai moment untuk lobby-lobby agar katakanlah Demokrat masuk kabinet Jokowi atau hal-hal lain, yang dapat mengganggu fokus program Jokowi JK di depan.
Jokowi bisa saja merasa takut melihat masa depan perekonomian Indonesia berdasarkan pemaparan dari pihak SBY, dan sebagai seorang pemimpin yang ingin sukses, Jokowi bisa menjadi ragu untuk menjalankan program yang sudah dia rencanakan.
Semisal, program pemerintah SBY yang ingin membangun selat sunda versus membangun tol laut ala Jokowi. Mana yang akan dikerjakan? Tentu SBY akan mendorong jembatan selat sunda. Dalam hal ini, kepemimpinan dan integritas Jokowi akan diuji.
Di permasalahan yang lain adalah mengenai subsidi BBM. Bisa saja pihak SBY menawarkan agar SBY menaikkan subsidi BBM di akhir masa jabatannnya, tetapi dengan imbalan Demokrat mendapatkan jatah menteri di kabinet Jokowi JK. Integritas Jokowi akan dipertaruhkan justru diawal-awal sebelum pelantikannya menjadi Presiden.
Pertemuan SBY dan Jokowi akan membicarakan banyak hal, segala kemungkinan akan dibicarakan, terutama yang berhubungan dengan politik, segalanya akan mungkin. Jokowi justru saat ini diuji integritasnya, bukan pada saat sesudah dilantik. Jokowi yang selama ini banyak diragukan pihak-pihak lawan tentang ketidakmampuannya menjadi pimpinan nasional akan dimulai saat dia berdiskusi dengan SBY. Hasil pertemuan mereka akan dapat dijadikan gambaran awal, seberapa besar kapasitas Jokowi menjadi Presiden.
Kita tentunya tidak ragu, jika melihat sepak terjang Jokowi selama ini, semoga integritas kejujuran, kesederhanaannya selalu melekat dalam dirinya, tanpa dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, politik yang penuh dengan tekanan.
Semoga Jokowi diberi hikmat untuk dapat menjalankan roda pemerintahan 5 tahun ke depan.
Salam kompasiana.
