Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pertemuan SBY dan Jokowi di Bali: Mengukur Kepemimpinan dan Integritas Jokowi

26 Agustus 2014   14:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:32 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_355263" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi SBY bersama Jokowi-JK/Kompasiana (Tribunnews.com)"][/caption]

Kita sudah saksikan bersama-sama, bagaimana ketangguhan Jokowi selama ini di dalam bertarung, hingga tanggal 21 Agustus 2014 MK mengukuhkan pengesahan KPU sebagai pemenang Pilpres yang bersifat final dan mengikat. Sehingga terhitung tanggal 21 - 08 - 2014, Jokowi adalah Presiden terpilih RI untuk periode tahun 2014-2019.

Rintangan dan hambatan yang dilalui oleh Jokowi menuju RI 1 penuh onak dan duri, berliku dan amat terjal. Pun demikian, tetapi Jokowi dapat melewati semua dengan penuh senyuman. Integritasnya yang sederhana, merakyat, jujur telah teruji sampai pada tahap ini.

Tetapi, sepertinya, ujian dan tantangan untuk Jokowi tidak akan pernah usai. Ia bagai emas murni, yang harus diuji terus-menerus oleh waktu, sehingga kemurnian emasnya semakin kelihatan. Belum resmi dia dilantik untuk menjadi Presiden RI berikutnya, tetapi di depan sudah banyak hadangan yang akan dilalui agar sukses memenuhi janji-janji kampanyenya untuk membawa Indonesia yang lebih hebat.

Pertama, sebelum dilantik, Jokowi diuji untuk membentuk Kabinet Kerja yang siap untuk bekerja agar janji kampanyenya terpenuhi dengan cepat dan sesegera mungkin. Harapan publik kepada Kabinet yang akan disusun Jokowi sangat tinggi, sehingga secara moral, Jokowi dituntut agar memilih menteri-menteri yang profesional dan siap bekerja. Inilah ujian kepemimpinan Jokowi yang pertama, yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat.

Kedua, Di depan mata kita, ada masalah besar yang sedang menunggu yaitu masalah subsidi BBM yang sedang menggelinding, liar dan bisa berbahaya, jika tidak mengambil keputusan yang tepat, lugas dan cepat. Sebab ditengarai subsidi BBM tahun 2014 ini membengkak sehingga sangat sempit ruang fiskal yang dapat dimainkan oleh Jokowi JK untuk menggenjot program-program unggulannya.

Dana yang ada, sangat kecil yang dapat digunakan untuk belanja yang bersifat produktif. Itu sebabnya, tantangan yang juga segera dan secepatnya harus ditangani adalah apakah harus menaikkan BBM bersubsidi atau tidak? Sepintas lalu, kita dapat membaca, baik oleh berbagai kalangan atau dari pihak Jokowi sendiri, BBM bersubsidi harus dinaikkan. Pertanyaannya adalah kapan waktu yang tepat? dan berapa kenaikan yang paling memungkinkan? Sebab akan berdampak terhadap banyak hal, kemiskinan yang meningkat, inflasi, dll.

Ketiga, APBN tahun 2015 adalah APBN yang disusun oleh pemerintahan oleh SBY. Tentu SBY menyusun berdasarkan program-program yang telah direncanakan oleh pemerintahan SBY Boediono. Ini juga menjadi kendala berikutnya untuk Jokowi JK, sebab program-program unggulan tidak dapat langsung dieksekusi oleh karena peruntukkan APBN 2015 tidak disusun dan dirancang untuk program-program Jokowi JK.

Berdasarkan itulah maka perlu adanya diskusi yang terbuka antara pemerintahan SBY Boediono dan pemerintahan baru nanti yang akan dijalankan oleh Jokowi JK. Berdasarkan kesepakatan bersama, SBY Jokowi akan bertemu di Bali pada tanggal 27 atau 28 Agustus. Mereka akan mendiskusikan berbagai tantangan dan peluang ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.

Oleh sebab itu, kita patut apresiasi yang setinggi-tingginya kepada SBY yang mau sukarela membantu pemerintah baru untuk memetakan tantangan dan peluang Indonesia di masa yang datang. Kita juga apresiasi kerendahan hati seorang Jokowi yang dengan rela mau menemui SBY di Bali, di sela-sela kegiatannya. Kita patut apresiasi kepada kedua pemimpin bangsa ini yang telah menunjukkan keteladanan kepada masyarakat bagaimana seorang pemimpin yang negarawan. Yang memikirkan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Meskipun ada rumor yang sempat memanas bahwa SBY disinyalir merecoki Jokowi, tetapi kita masih hakulyakin bahwa SBY adalah pemimpin yang memiliki etika yang tinggi. Dia tahu, tugasnya akan segera berakhir, SBY ingin meninggalkan hal yang baik dalam masa transisi pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun