Mohon tunggu...
Thomas Yoel Purba
Thomas Yoel Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Games

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Pertanian dalam Mengatasi Perubahan Iklim

11 Juli 2024   19:25 Diperbarui: 11 Juli 2024   19:33 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

Fenomena gas rumah kaca menimbulkan dampak perubahan iklim yang mengakibatkan adanya kenaikan suhu bumi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan guna mengetahui adanya indikasi perubahan iklim yang terjadi, jumlah kontribusi emisi kas rumah kaca pada bidang pertanian, dampak dari perubahan iklim pada sector pertanian, hingga upaya yang diperlukan untuk mengghadapi perubahan iklim pada sektor pertanian menggunakan data sekunder dengan penelitian kualitatif melalui pendekatan literature review. Adanya indikasi perubahan iklim adalah sesuatu yang biasa terjadi bagi para petani yang menjadi kendala pada sektor pertanian. Perubahan iklim tidak bisa dihilangkan, namun dapat diminimalisir dengan adanya langkah antisipasi dan adaptasi pada perubahan iklim. Sebagian besar gas berasal dari pembusukan mikroba, pembakaran serasah tanaman dan bahan organik tanah. Perubahan iklim tidak hanya menyebabkan pemanasan global dan kenaikan muka air laut, tetapi juga mengancam ketahanan pangan karena dapat berdampak negative pada sektor pertanian, terutama kehilangan hasil panen. Kegiatan adaptasi tersebut antara lain mengembangkan dan mempercepat adopsi teknologi pertanian yang lebih produktif dan lebih adaptif terhadap perubahan iklim.

Kata Kunci: Dampak, Gas Rumah Kaca, Pertanian, Perubahan Iklim, Petani.

 

PENDAHULUAN

          Masalah kelaparan dunia merupakan tantangan global yang mendesak untuk diatasi. Agenda Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tujuan "Zero Hunger" atau nol kelaparan pada tahun 2030. Tujuan ini menggarisbawahi pentingnya menjamin akses universal terhadap pangan yang cukup, bergizi, dan aman. Dalam upaya mencapai target ambisius ini, peran petani menjadi sangat krusial.

Dalam konteks tersebut, peran petani menjadi semakin penting. Petani merupakan kelompok yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan ketidakpastian ekonomi, namun juga memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam mencapai tujuan Zero Hunger. Melalui praktik pertanian yang berkelanjutan dan inovatif, petani dapat tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan saat ini, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan agar dapat terus memberikan hasil yang cukup untuk generasi mendatang.

Desa Pematang Johar, yang terletak di kecamatan labuhan deli, kabupaten deli Serdang, Sumatra Utara, Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, ketimpangan akses terhadap sumber daya, dan ketidakpastian ekonomi, tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) telah menjadi pedoman bagi upaya bersama untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan. Salah satu tujuan utama SDGs adalah "Zero Hunger", yang bertujuan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan nutrisi, dan mendorong pertanian berkelanjutan.


METODE PENELITIAN

 

1. Tempat

            A. Penelitian ini mengambil Lokasi di sebuah wilayah di desa pematang johar, kecamatan labuhan deli, Kabupaten deli Serdang, Sumatra Utara, yaitu tempat para petani padi dan petani lainya.

            B. Desa Pematang Johar dipilih dipilih sebagai Lokasi penelitian karena memiliki wiliyah yang sangat banyak petani, Serta retan perubahan iklim. Wiliyah ini juga penting untuk perlindungan dan pengelolahan pertanian yang berkelanjutan.

2. Waktu        

            Penelitihan ini dilakukan pada Waktu 21 Juni 2024, Di, Tempat Jl. Rawe 7 Desa Pematang Johar Kec.Medan Labuhan Kab.Deli Serdang

PEMBAHASAN

            Perubahan iklim secara global merupakan fenomena kompleks yang dipicu oleh peningkatan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Dampak dari perubahan iklim ini sangat beragam dan signifikan terhadap sektor pertanian di seluruh dunia. Salah satu dampak utama adalah terjadinya perubahan pola cuaca ekstrem, seperti kekeringan yang berkepanjangan atau banjir yang melanda, yang mengganggu proses penanaman, pertumbuhan, dan panen tanaman pertanian.

Selain itu, kenaikan suhu global juga memberikan dampak serius terhadap sektor pertanian. Tanaman memiliki zona iklim yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, namun dengan perubahan suhu yang signifikan, zona-zona tersebut berpotensi bergeser, mengakibatkan perubahan dalam jenis tanaman yang dapat ditanam di suatu wilayah. Hal ini memengaruhi produktivitas pertanian dan jenis tanaman yang dapat dihasilkan.

Ketersediaan air juga menjadi perhatian utama dalam konteks perubahan iklim. Perubahan pola hujan dan peningkatan suhu dapat mengurangi ketersediaan air untuk irigasi dan kebutuhan tanaman, memaksa petani untuk mencari solusi alternatif dalam pengelolaan air untuk pertanian. Selain itu, perubahan iklim juga berpotensi memperluas wilayah penyebaran hama dan penyakit tanaman, menimbulkan ancaman serius terhadap hasil panen dan kesehatan tanaman secara keseluruhan.

Dampak-dampak ini menimbulkan ketidakpastian dalam pasokan pangan, meningkatkan risiko kelaparan, dan menciptakan ketidakstabilan harga pangan di pasar global. Oleh karena itu, penting bagi para pemangku kepentingan di sektor pertanian untuk mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan, mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan, dan melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim guna menjaga ketahanan pangan, keberlanjutan sektor pertanian, dan kesejahteraan petani di masa depan.

Perubahan iklim di Desa Pematang Johar merupakan masalah yang kompleks dengan dampak yang signifikan terhadap sektor pertanian di wilayah tersebut. Perubahan iklim ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas manusia yang menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca dan pemanasan global. Dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian Desa Pematang Johar dapat dirasakan dalam berbagai aspek, antara lain:

1. Perubahan Pola Curah Hujan: Variabilitas curah hujan yang tidak stabil dapat menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan atau banjir yang merusak tanaman pertanian, mengancam produktivitas pertanian di Desa Pematang Johar

2. Peningkatan Suhu: Kenaikan suhu udara dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama tanaman yang membutuhkan kondisi tumbuh tertentu. Hal ini dapat mengubah jenis tanaman yang dapat ditanam dan memengaruhi hasil panen.

3. Ketersediaan Air: Perubahan iklim juga berdampak pada ketersediaan air untuk irigasi dan kebutuhan tanaman. Penurunan curah hujan atau perubahan pola musim hujan dapat mengurangi pasokan air yang penting untuk pertanian.

4. Kerentanan Tanaman terhadap Hama dan Penyakit: Perubahan iklim juga dapat meningkatkan kerentanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, mengancam keberlangsungan tanaman pertanian di Desa Pematang Johar.

5. Ketidakpastian Pasokan Pangan: Dampak perubahan iklim dapat menyebabkan ketidakpastian dalam pasokan pangan, meningkatkan risiko kelaparan dan ketidakstabilan harga pangan di pasar lokal maupun regional.

Dengan pemahaman mendalam tentang dampak perubahan iklim ini, penting bagi petani dan pemangku kepentingan di sektor pertanian Desa Pematang Johar untuk mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan, teknologi adaptasi, dan kebijakan yang mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan sektor pertanian di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.

           Menurut Ibu Susi(Petani di Desa Pematang Johar ), daerah tersebut sirkulasi air di lahan tersebut tidak bagus, terkadang Petani di Desa Pematang Johar tersebut bergantung pada curah hujan di Desa tersebut, Sehingga terkadang sering sekali mereka kelebihan air dan mengalami gagal panen, dan kalau kekeringan mereka juga akan mengalami gagal panen.

 Perubahan Curah Hujan sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian di Desa Pematang Johar .Menurut petani Di Desa Pematang Johar , keseringan hujan akan mengalami kelebihan air yang akan mengakibatkan gagal panen , keseringan Hujan juga akan menyebabkan hama keong yang akan merusak padi-padi di Desa Pematang Johar. Sehingga menyebabkan Pasokan pangan di daerah tersebut menjadi kurang dan menyebab kan ketidaksejahteraan petani di daerah tersebut, sering kali para petani di daerah Pematang Johar mengalami Kerugian dikarenakan modal yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan pendapatan nya.

            Kenaikan Suhu juga sangat berdampak di sektor pertanian Di Desa Pematang Johar, Kenaikan suhu yang signifikan dapat mengakibatkan penurunan hasil panen tanaman. Tanaman akan mengalami stres panas yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga mengurangi produktivitas pertanian secara keseluruhan. Peningkatan suhu dapat mengubah zona iklim di suatu wilayah, yang berdampak pada jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik. Tanaman yang biasanya cocok untuk suhu tertentu mungkin akan kesulitan bertahan dalam kondisi suhu yang lebih tinggi. Kenaikan suhu juga dapat meningkatkan risiko serangan hama dan penyakit tanaman. Tanaman yang terpapar suhu tinggi cenderung lebih rentan terhadap serangan patogen dan hama, mengancam kesehatan tanaman dan hasil panen.

Temuan ini menunjukkan bahwa perubahan iklim telah memberikan dampak yang signifikan pada sektor Pertanian di Desa Pematang Johar, mempengaruhi mata pencaharian dan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Responsif Pemerintah yang terkai diperlukan untuk mengatasi dan membantu sektor pertanian yang rentan dan mendukung keberlanjutan aktivitas pertanian serta masyarakat di Desa Pematang Johar. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi, diharapkan langkah-langkah konkret dapat diambil untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Kisah Petani : Mengarungi Perubahan Iklim

  • Apa tantangan utama yang dihadapi petani dalam mengatasi perubahan iklim?
  • Salah satu tantangan utama yang dihadapi petani dalam mengatasi perubahan iklim adalah ketidakpastian cuaca yang semakin ekstrem. Perubahan iklim dapat menyebabkan pola hujan yang tidak teratur, kekeringan, banjir, atau serangan hama yang tidak terduga. Hal ini dapat mempengaruhi produksi pertanian dan mengancam keberlangsungan usaha petani. Selain itu, perubahan iklim juga dapat memengaruhi ketersediaan sumber daya alam, seperti air dan tanah, yang sangat penting dalam pertanian. Bagaimana menurut Anda petani dapat mengatasi tantangan tersebut?

  • Bagaimana petani dapat meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim?
  • Petani dapat meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dengan mengimplementasikan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain adalah diversifikasi tanaman, konservasi tanah dan air, penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim, penerapan irigasi yang efisien, penggunaan pupuk organik, dan pengelolaan limbah yang baik. Selain itu, pendidikan dan pelatihan mengenai praktik pertanian yang ramah lingkungan juga penting untuk membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim.

  • Apa langkah konkret yang dapat dilakukan petani untuk menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan?
  • Ada beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan oleh petani untuk menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan. Pertama, petani dapat mulai dengan melakukan diversifikasi tanaman, yaitu menanam berbagai jenis tanaman untuk mengurangi risiko kegagalan panen akibat perubahan iklim. Selain itu, penggunaan pupuk organik alami dan pengelolaan limbah secara bijaksana juga merupakan langkah penting dalam praktik pertanian yang ramah lingkungan. Petani juga dapat memperhatikan konservasi tanah dan air, seperti dengan menggunakan teknik pengairan yang efisien dan menerapkan sistem tanam yang ramah lingkungan seperti polikultur dan agroforestri. Selain itu, adopsi teknologi pertanian yang inovatif dan berkelanjutan juga dapat membantu petani dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

  • Bagaimana cara petani dapat mengelola limbah secara bijaksana dalam pertanian?
  • Petani dapat mengelola limbah secara bijaksana dalam pertanian dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan melakukan pengomposan limbah organik, seperti sisa tanaman, pupuk kandang, dan limbah dapur, untuk menghasilkan pupuk organik yang kaya nutrisi. Selain itu, petani juga dapat memanfaatkan sistem tanam yang ramah lingkungan, seperti polikultur dan agroforestri, yang dapat membantu dalam pengelolaan limbah yang dihasilkan dari pertanian. Mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis yang berbahaya juga dapat membantu mengurangi limbah berbahaya yang dihasilkan dari pertanian.


Suhu Rata-rata Bulanan Indonesia dari Tahun 1981 Sampai Tahun 2024/BMKG.
Suhu Rata-rata Bulanan Indonesia dari Tahun 1981 Sampai Tahun 2024/BMKG.

 

  Dari adanya peristiwa perubahan iklim diatas tentunya terdapat perbedaan kondisi yang dirasakan oleh sektor pertanian. Budidaya tanaman padi sangat bergantung pada ketersediaan air dan penyinaran matahari, musim tanam padi sawah senantiasa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan pola curah hujan. Oleh karena itu, ketika terjadi pergeseran pola hujan akibat perubahan iklim maka musim tanam padi sawah juga akan bergeser. Menurut laporan BMKG pada tahun 2024 Indonesia mengalami kemarau yang lebih panjang dari tahun sebelumnya dan hal ini menyebabkan pergeseran musim tanam padi.

Adaptasi Petani Terhadap Perubahan Iklim

             Perubahan iklim tidak dapat dihilangkan namun hanya dapat diminimalisir dengan langkah antisipasi dan adaptasi perubahan iklim. Adaptasi merupakan bentuk suatu respon petani dan sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap perubahan iklim yang dapat menekan dampak negatif dari adanya perubahan iklim. Kendala yang dihadapi pada saat dilapang saat ini adalah masih banyak ditemui petani yang hanya mengandalkan instinct dalam menghadapi anomali perubahan iklim dalam penetapan pola tanam. Akibatnya pada saat musim kering petani sering berhadapan dengan kendala kekurangan air, selain itu fakta dilapang menunjukkan minimnya pengetahuan petani mengenai fenomena perubahan iklim dan keterampilan dalam beradaptasi.

Pengelolaan pengurangan risiko bencana adalah suatu cara yang sistematis dalam menghadapi ancaman, kerentanan, kapasitas dan upaya menentukan langkah persiapan dan pengurangan risiko bencana. Kejadian banjir, kekeringan, perubahan pola hujan, instrusi air laut merupakan bentuk ancaman yang sifatnya sangat dinamis. Proses adaptasi sangat bergantung pada kapasitas dari suatu wilayah. Kapasitas adaptasi merupakan kemampuan sistem atau komunitas untuk mengatasi dampak dan risiko perubahan cuaca, termasuk kemampuan untuk menentukan     perilaku terhadap penggunaan sumber daya dan teknolohi. Kapasitas dalam beradaptasi terhadap perubahan cuaca pada setiap komunitas masyarakat sangat berbeda -- beda. Banyak individu dan kelompok dinatara masyarakat yang memiliki kapasits rendah untuk beradaptasi terhadap perubahan cuaca. Adapun faktor -- faktor yang mempengaruhi kapasitas adaptasi pada sektor pertanian yaitu:

a. Pengalaman dalam suatu kegiatan pertanian

b. Tingkat pendidikan serta keterampilan diyakini terkait dengan akses terhadap informasi         mengenai perbaikan teknologi dan produktivitas yang tinggi.

c. Pendapatan pertanian dan non pertanian serta kepemilikan lahan merupakan kekayaan. Adaptasi teknologi pertanian membutuhkan dukungan kesejahteraan keuangan yang cukup

d. Infrastruktur seperti jarak kedekatan dengan pasar merupakan faktor penentu paling utama dalam adaptasi dikarenakan pasar sebagai tempat sarana tukar informasi petani.

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

           Perubahan iklim yang terjadi saat ini memberikan dampak negatif terhadap beberapa aspek kehidupan. akibat perubahan iklim terjadilah el nino dan la nina yang sekarang terjadi. Perubahan iklim juga berdampak pada ketahanan pangan karena dapat berdampak buruk bagi sektor pertanian khususnya terjadinya gagal panen. Sektor pertanian merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya gagal panen akibat kekeringan yang panjang dan juga akibat banjir yang terjadi dapat merusak tanaman pangan. Maka berdampak pada produksi pangan mengalami penurunan dan mengancam ketahanan pangan. Indonesia merupakan salah satu negara berdampak pada akibat perubahan iklim. Sebagai negara agraris, tentu sektor pertanian tidak hanya berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan namun juga berperan penting terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga menyediakan lapangan kerja. Beberapa dampak yang sangat mungkin terjadi pada sektor pertanian akibat perubahan iklim antara lain adanya peningkatan organisme penggangu tanaman atau yang biasa disebut dengan hama, adanya peningkatan kelembapan, adanya peningkatan intensitas kekeringan yang dapat mengancam kebutuhan irigasi pertanian, kerusakan sumberdaya lahan pertanian seperti erosi, kegagalan panen yang dapat mengancam ketahanan pangan dan sebagainya. Organisasi pangan dan pertanian dunia atau Food and Agricultural Organisation (FAO) termasuk pihak yang paling mengkhawatirkan kondisi ini dalam kaitannya dengan pembangunan pertanian dan ketersediaan pangan.

            Beberapa wilayah Indonesia terjadi perubahan pola hujan selama berapa dekade terakhir, pada awal musim hujan mengalami kemunduran berapa lokasi. Jumlah bulan dengan curah hujan extrem meningkat dalam waktu 50 tahun terakhir, terutama dikawasan pantai. Arah perubahan pola hujan di wilayah bagian barat Indonesia dan selatan khatulistiwa, Dibagian bagian utara sumatra dan Kalimantan, intensitas curah hujan cenderung lebih tinggi dengan periode lebih pendek. Sedangkan diwilayah bagian selatan jawa dan bali intensitas curah hujan menurun tetapi periode yang terjadi lebih lama Tren perubahan curah hujan lebih bervariasi dibandingkan musim kemarau pada periode desember sampai februari dan juni sampai agustus. Hal ini dapat dibuktikan melalui gambar dibawah

ini:

Tren curah hujan musiman pada bulan Desember-Februari (atas) dan Juni-Agustus(bawah)di Indonesia/Sumber : (Boer et al., 2009).
Tren curah hujan musiman pada bulan Desember-Februari (atas) dan Juni-Agustus(bawah)di Indonesia/Sumber : (Boer et al., 2009).

           Keragaman iklim antara musim dan tahunan menyebabkan terjadinya keadaan iklim esktrem dan akan berdampak pada gagal panen dan tanaman, penurunan IP yang berhujung pada penurunan produktifitas dan produksi, disebabkan oleh kerusakan sumber daya lahan pertanian, peningkatan kekeringan, peningkatan kelembaban dan peningkatan intensitas gangguan organisme pengganggu tanaman atau OPT.

             Perubahan iklim merupakan masalah serius dan banyak dibicarakan pada abad ke-21 karena berdampak ke sektor pertanian dan akan mempengaruhi pola tanam. Dampak perubahan iklim pada sektor pertanian seperti terjadinya perubahan pola curah hujan dan sifat hujan, pengingkatan suhu udara dan permukaan air laut, peningkatan frekuensi iklim ekstrim. Akibat kemarau panjang juga akan berdampak pada ketersediaan air tanam atau drainase air yang buruk sehingga tanaman tidak dapat bertumbuh dan akan mengalami gagal panen. Musim kemarau yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan musim tanam mundur. 

Jika tanaman dapat bertahan hidup maka panen yang dihasilkan juga tidak akan maksimal serta mengalami kecacatan dalam mutunya. Pemanasan global juga dapat menyebabkan peningkatan intensitas kejadian iklim esktrim dan ketidakpastian musim. Pengaruh perubahan iklim berdampak terhadap populasi OPT yang sulit diprediksi karena adanya keseimbangan antara OPT dengan tanaman inangnya serta musuh alami. Meningkatnya kadar CO2 diudara juga menurunkan kualitas pakan serangga pemakan tumbuhan sehingga berakibat pada berkurangnya populasi serangga.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

          Peran pertanian dalam mengatasi perubahan iklim sangatlah penting. Dengan adopsi praktik pertanian berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk organik, penanaman konservasi, dan pengelolaan air yang efisien, pertanian bisa menjadi solusi dalam menangani perubahan iklim. Selain itu, pendekatan ramah lingkungan dalam budidaya tanaman juga membantu mengurangi jejak karbon. Dengan demikian, pertanian bukan hanya menjadi bagian dari masalah perubahan iklim, tetapi juga menjadi bagian dari solusinya.

            Perubahan iklim di Desa Pematang Johar memiliki dampak yang signifikan terhadap sektor pertanian di wilayah tersebut. Dampak ini meliputi perubahan pola cuaca, ketersediaan air, kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit, serta ketidakpastian pasokan pangan. Selain itu, peningkatan suhu juga memberikan dampak serius terhadap sektor pertanian, seperti penurunan produktivitas, perubahan zona tanaman, kesehatan tanaman yang terganggu, ketersediaan air yang terpengaruh, dan tantangan dalam menjaga keberlanjutan pertanian.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang dampak ini, penting bagi pemangku kepentingan di sektor pertanian Desa Pematang Johar untuk mengambil langkah-langkah adaptasi dan mitigasi yang tepat. Implementasi praktik pertanian berkelanjutan, pemanfaatan varietas tanaman yang tahan terhadap suhu tinggi, pengelolaan air yang efisien, dan kebijakan yang mendukung ketahanan pangan menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.

Dengan kolaborasi antara petani, pemerintah, dan lembaga terkait, diharapkan Desa Pematang Johar dapat menghadapi tantangan perubahan iklim dengan lebih baik dan memastikan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani tetap terjaga dalam jangka panjang.

Dukungan yang kuat terhadap petani menjadi kunci dalam mencapai tujuan Zero Hunger. Investasi dalam pelatihan, pendidikan, dan akses ke sumber daya yang diperlukan akan memperkuat kapasitas petani untuk menghadapi tantangan yang ada. Selain itu, memastikan inklusi petani ke dalam kebijakan pertanian dan memberikan perlindungan sosial yang memadai juga merupakan langkah penting dalam mendukung peran petani dalam mencapai tujuan SDGs.

 SARAN

Berdasarkan laporan hasil penelitian mengenai pengaruh perubahan iklim pada Sektor Pertanian di Desa Pematang Johar dan data yang diperoleh dari Petani , terdapat beberapa saran dan harapan yang dapat diusulkan untuk meningkatkan respons dan keberlanjutan dalam menghadapi dampak perubahan iklim:

1. Penerapan Praktik Pertanian Berkelanjutan

Memperkenalkan praktik pertanian berkelanjutan seperti polikultur, penggunaan pupuk organik, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim.

2. Diversifikasi Tanaman dan Varitas Tahan Suhu Tinggi

Mendorong petani untuk diversifikasi tanaman yang ditanam agar lebih adaptif terhadap perubahan suhu dan kondisi iklim yang ekstrem. Selain itu, memperkenalkan varietas tanaman yang tahan terhadap suhu tinggi untuk mengurangi risiko kerugian akibat kenaikan suhu.

3. Pengelolaan Air yang Efisien

Mengembangkan sistem irigasi yang efisien dan teknologi pengelolaan air yang inovatif untuk memastikan ketersediaan air yang cukup untuk tanaman pertanian, terutama saat kondisi iklim ekstrem seperti musim kemarau yang panjang.

4. Penguatan Infrastruktur Pertanian

Investasi dalam infrastruktur pertanian, seperti jaringan irigasi yang handal, penyimpanan hasil panen yang baik, dan fasilitas pemrosesan untuk meningkatkan ketahanan pasokan pangan dan nilai tambah produk pertanian.

5. Penyuluhan dan Pelatihan

Memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada petani mengenai praktik pertanian yang ramah lingkungan, adaptasi terhadap perubahan iklim, dan pemanfaatan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pertanian.

6. Kebijakan Dukungan

Mendorong pemerintah setempat untuk merumuskan kebijakan yang mendukung pertanian berkelanjutan, seperti insentif pajak, subsdi pupuk organik, dan bantuan teknis bagi petani dalam menghadapi perubahan iklim.Dengan implementasi saran-saran ini secara holistik dan berkesinambungan, diharapkan sektor pertanian di Desa Pematang Johar dapat menghadapi tantangan perubahan iklim dan kenaikan suhu dengan lebih baik, meningkatkan ketahanan pangan, dan menciptakan keberlanjutan dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun