Hari terakhir dimulai dengan bangun pagi dan sarapan bersama, diikuti dengan pentas penutupan yang meriah. Perasaan siswa campur aduk antara senang dan sedih---senang karena banyak pengalaman berharga yang diperoleh, namun sedih karena harus berpisah dengan teman-teman baru.Â
Pertunjukan mereka berjalan dengan baik, dan mereka mendapat tepuk tangan meriah dari para penonton. Acara ditutup dengan pidato inspiratif dari Kyai.Â
Kata-kata beliau sangat menyentuh hati dan mengingatkan siswa akan pentingnya toleransi, persaudaraan, dan saling menghargai. Pengalaman ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang kehidupan di pesantren, tetapi juga memperkaya pemahaman mereka tentang keberagaman dan pentingnya menjalin hubungan baik dengan sesama, meskipun ada perbedaan di antara mereka.
Pengalaman tersebut menunjukkan bahwa pendidikan tentang toleransi dan keberagaman dapat memberikan dampak positif yang sangat besar. Ketika siswa diberi kesempatan untuk belajar dan hidup bersama dalam lingkungan yang berbeda, mereka lebih mampu memahami dan menghargai perbedaan.Â
Ini membantu membentuk karakter yang kuat dan inklusif, siap menghadapi tantangan dunia global. Penting bagi sistem pendidikan untuk terus mendukung dan mengembangkan program-program seperti ini, agar generasi muda dapat tumbuh dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya toleransi dan keberagaman.Â
Misalnya, pidato Kyai yang berisikan candaan namun juga komitmen mendalam untuk mendorong anak didiknya menghargai arti perbedaan dan keberagaman menjadi salah satu pendorong penting. Sambutan hangat yang diterima siswa dari teman-teman pondok pesantren mampu menghapus jarak yang mungkin ada di antara mereka, terutama menghilangkan kecemasan awal yang dirasakan.
Ekskursi ke pondok pesantren tidak hanya memberikan wawasan tentang kehidupan pesantren, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan bersama seperti debat pemilihan ketua OSIS, belajar menanam hidroponik, dan menyusuri sungai, siswa belajar tentang pentingnya kerja sama, saling menghargai, dan membangun persahabatan yang kuat.Â
Pentas penutupan yang melibatkan pertunjukan kreatif dari siswa menunjukkan betapa beragamnya minat dan bakat mereka, serta bagaimana keberagaman dapat menjadi kekuatan yang menyatukan.
Pendidikan tentang toleransi dan keberagaman harus dimulai sejak dini dan menjadi bagian integral dari kurikulum. Sistem pendidikan perlu menciptakan lebih banyak peluang bagi siswa untuk berinteraksi dengan teman-teman dari latar belakang yang berbeda, sehingga mereka dapat belajar untuk memahami dan menghargai perbedaan.Â
Program-program seperti ekskursi ke pondok pesantren adalah contoh nyata bagaimana pendidikan dapat menjadi alat yang kuat untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
Pengalaman tiga hari ini memberikan pelajaran berharga yang akan selalu dikenang oleh siswa Kolese Kanisius. Mereka belajar bahwa di balik setiap perbedaan, selalu ada ruang untuk persahabatan dan kebersamaan.Â