Kita semua tentu tahu, kalau papeda dan ikan kuah kuning adalah makanan khas Papua. Tapi, apakah pembaca sudah pernah mendengar nama makanan seperti norohombi, eurimoo, sinole, aunu senebre, aunuve habre, dan udang selingkuh. Kalau belum pernah, berarti pembaca saat ini berada di artikel yang tepat!
Masyarakat Papua punya kudapan khas bernama norohombi, sinole, dan eurimoo. Kita mulai dari norohombi. Norohombi adalah sejenis kudapan kering yang terbuat dari tepung sagu, kelapa parut, dan daging bia atau sejenis kerang yang sudah dikeringkan. Proses membuat Norohombi terbilang cukup unik dan masih sangat tradisional.
Tepung sagu basah pertama dibuat lempengan di atas daun pisang. Kemudian dicampur dengan taburan kelapa parut dan daging bia. Setelah dicampur, lapisan adonan sebelumnya kemudian dilapisi kembali dengan campuran yang serupa. Setelah dibuat dua lapis, terakhir Norohombi kemudian ditutup dengan tepung sagu dan parutan kelapa, tanpa bia.
Lembaran daun pisang kemudian ditutup dan dibakar dengan cara menempelkan dua buah plat seng telah dibakar sebelumnya di dalam bara api. Masak kurang lebih selama tiga sampai lima menit, atau saat adonan Norohombi perlahan mulai mengeras. Setelah itu, Norohombi hangat yang bercita rasa gurih umami dari bia pun siap untuk disantap.
Selain itu, ada juga sinole, kudapan khas Papua yang berbentuk menyerupai kebab. Alih-alih berisi daging dan sayuran, sinole justru diisi dengan campuran gula merah dan kelapa parut. Cara membuat sinole pun agak cukup unik. Pertama, tepung sagu kering serta kelapa parut dicampur dan kemudian dimasak seperti memasak telur dadar.
Saat adonan perlahan-lahan mulai mengering, sinole kemudian diolesi dengan saus gula merah. Setelah mengering dengan sempurna menyerupai kulit kebab, sinole kemudian digulung seperti kebab dan siap disajika. Sinole paling pas disantap bersama teh atau kopi sembari melihat suasana alam Papua yang masih asri (Gardjito dkk, 2018).
Ada sinole ada juga eurimoo. Kudapan khas Papua yang satu ini juga wajib dicoba oleh pembaca. Kudapan yang satu ini mirip seperti kudapan khas Yogyakarta, yakni klepon. Namun, jika klepon terbuat dari tepung beras ketan, maka eurimoo terbuat dari campuran tepung sagu dan juga pisang kepok atau pisang ambon.
Eurimoo dibuat dengan cara mencampurkan tepung sagu dengan pisang kepok atau pisang ambon yang sudah dihancurkan. Campuran tersebut kemudian dibentuk seperti bola-bola kecil, mirip seperti panganan bola ubi kopong. Bola-bola tersebut kemudian direbus hingga mengapung dan kemudian digulingkan di atas campuran kelapa parut dan garam.
Setelah puas icip kudapan yang unik, sekarang kita bergeser ke hidangan utamanya. Masyarakat Papua punya makanan khas bernama aunu senebre, aunuve habre, dan udang selingkuh. Kita mulai terlebih dahulu dari aunu senebre. Aunu senebre adalah salah satu lauk-pauk yang diolah dengan cara dikukus (Gardjito dkk, 2018).
Hidang ini terbuat dari rebusan ikan teri dan daun talas. Setelah direbus, kedua bahan tersebut kemudian dicampurkan dengan parutan kelapa lalu dibungkus dengan pisang menyerupai hidangan pepes dan selanjutnya dikukus hingga matang. Aunu senebre paling cocok dimakan dengan nasi putih hangat dan sambal colo-colo khas Papua.Â