Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mempertanyakan Komitmen Indonesia dalam Melindungi Hutan

21 Januari 2023   07:32 Diperbarui: 22 Januari 2023   08:46 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak sedang bersusah payah memadamkan keebakaran hutan di Pekanbaru, Riau | nytimes.com

FOLU Net Sink dan Dorongan Komoditas

Menurut Direktur Eksekutif Yayasan Madani, Nadia Hadad, pemerintah Indonesia sangat bergantung pada FOLU Net Sink sebagai kontribusi mereka untuk menurunkan emisi global. Hal ini tercermin dari tingginya presentasi pemerintah Indonesia terhadap sektor FOLU yang mencapai 55% di dalam susunan NDC terbaru mereka.

FOLU Net Sink sangat diandalkan oleh pemerintah Indonesia karena memiliki kemampuan untuk menyerap karbon sebesar 140 juta ton CO2e pada tahun 2030 mendatang, sekaligus menjadi upaya ambisius untuk memenuhi komitmen dalam membatasi suhu bumi sebesar 1,5 derajat celcius, sebagaimana yang diatur dalam perjanjian Paris.

Meski begitu, keandalan dan jurus FOLU Net Sink ini tetap memiliki celah dan rentan untuk dipolitisir. Sebab, dalam target Enhanced NDC terbaru, pemerintah Indonesia membuka peluang terhadap upaya deforestasi dan konversi lahan sebesar 359 ribu hektar di seluruh area hutan yang tersebar di Indonesia.

Seorang anak sedang bersusah payah memadamkan keebakaran hutan di Pekanbaru, Riau | nytimes.com
Seorang anak sedang bersusah payah memadamkan keebakaran hutan di Pekanbaru, Riau | nytimes.com

Hal ini dikarenakan, pemerintah Indonesia memiliki ketergantungan yang amat besar terhadap sektor penggunaan lahan dan kehutanan, dalam hal ini pembangunan, utamanya pembangunan ekonomi terhadap komoditas pertanian kelapa sawit yang memang sangat laku dan diminati oleh pasar internasional, khususnya Eropa.

Data menunjukkan, pada 2021 permintaan global terhadap komoditas kelapa sawit meningkat tajam hingga mencapai 90%. Karena itu, pemerintah Indonesia akhirnya menerapkan kebijakan pembangunan nasional untuk menggenjot produktivitas komoditi kelapa sawit dengan cara membuka lahan baru melalui deforestasi. 

Dalam perjalanannya, deforestasi banyak dilakukan dengan cara-cara illegal, utamanya membakar hutan. Hal ini ditempuh karena pembukaan lahan baru dengan membakar hutan adalah opsi paling mudah dan murah. Atas itu, sumbangsih emisi dari sektor kehutanan mencapai 1 GtCO2e/tahun dan membuat Indonesia kehilangan 7% tutupan pohon dunia.

"Harus ada sinkronisasi kebijakan di sektor FOLU dengan kebijakan di sektor-sektor lainnnya. Agar upaya dalam mengurangi emisi melalui sektor kehutanan dapat tercapai," kata Nadia. 

Deforestasi dan Gastro-Kolonialisme

Selain diperuntukan untuk memenuhi kebijakan pembangunan nasional, Nadia menjelaskan jika FOLU Net Sink juga diperuntukan sebagai jalan untuk melaksanakan proyek lumbung pangan nasional, yang saat ini menjadi salah satu program prioritas pemerintah guna menciptakan kepastian stok pangan selama masa pandemi dan ancaman krisis pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun