Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Kreativitas Lokal di Jogja Pasaraya Malioboro

26 April 2022   09:00 Diperbarui: 29 April 2022   13:47 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenampakan beranda Jogja Pasaraya Malioboro lengkap dengan suasana hiruk pikuk Malioboro di sore hari | Dok. pri/ Thomas Panji

Di samping itu, Adi juga menambahkan bahwa alasan lain kenapa produk UMKM dipilih sebagai komoditasnya adalah karena adanya dukungan dari pemerintah daerah Kota Yogyakarta yang ingin terus berusaha merawat kawasan Malioboro sebagai episentrum wisata budaya, seni, dan industri kreatif Yogyakarta. Sehingga, menurutnya cita-cita itu bisa didukung dengan menghadirkan produk-produk UMKM lokal di Jogja Pasaraya Malioboro.

Apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Yogyakarta dengan program tersebut, menurut penilaiannya adalah sesuatu yang cukup berbeda dengan kota-kota wisata lain di Indonesia. Sebab, kota-kota besar yang memiliki ikon wisata budaya dan sejarah layaknya Jakarta dengan Kota Tua, Bandung dengan Cihampelas, dan Bali dengan Kuta tidak memperoleh perhatian yang cukup dari pemerintahnya, sehingga pelaku-pelaku UMKM ini justru terpencar ke mana-mana.

"Kota Tua, pecah; Cihampelas, pecah; Kuta, pecah juga. Jadi, wisatawan yang datang biasanya akan kesulitan cari produk-produk lokal kayak kerajinan dan lainnya itu. Padahal peminat produk-produk seperti itu banyak sekali, khususnya turis mancanegara," tutur Adi.

Sehingga, dengan adanya program baik ini menurut penilaian Adi harus didukung juga dengan adanya inisiatif untuk menghadirkan berbagai hal yang lekat dengan identitas Yogyakarta itu sendiri, yang salah satu di antaranya adalah produk-produk UMKM lokal. Dengan demikian, ada semacam win-win solution yang hadir, di mana UMKM lokal dapat semakin berkembang dan Jogja Pasaraya Malioboro dapat menjadi pusat oleh-oleh Jogja terlengkap kelak.

Untuk bisa menghidupkan dan menumbuhkan cita-cita tersebut, Adi menjelaskan bahwa langkah yang ditempuh olehnya sejauh ini adalah dengan memfokuskan pada berbagai produk yang dapat menjadi andalan bagi Jogja Pasaraya Malioboro. Dari 400 jenama (brand) yang tersedia, produk-produk kategori fesyen; hunian dan tempat tinggal; serta makanan dan minuman masih menjadi produk-produk primadona sejauh ini.

Produk-produk fesyen mulai dari baju kaus unik hingga kain batik menjadi dua produk fesyen yang sejauh ini mendapatkan animo yang cukup besar dari pengunjung. Produk perlengkapan rumah tangga layaknya pot bunga tembikar, kerajinan anyaman rotan, gelas keramik, hingga sumpit estetik dapat ditemukan juga di sini. Selain itu, produk makanan dan minuman khas Yogyakarta mulai dari bakpia hingga bir jawa pun juga tersedia di sini dan dapat dijadikan oleh-oleh.

Dalam perjalanannya, Adi menceritakan bahwa 400 jenama (brand) UMKM yang dihadirkan di Jogja Pasaraya Malioboro semuanya telah melalui proses seleksi dan sortir yang ketat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk-produk yang dihadirkan oleh Jogja Pasaraya Malioboro adalah berbagai produk yang berkualitas dan mampu untuk bersaing dengan berbagai produk-produk besar yang sudah merajai banyak pasar retail.

"Karena balik lagi, visi dan misi kita adalah jadi pusat oleh-oleh Jogja terlengkap. Jadi, kita berusaha hadirkan produk-produk yang berkualitas dan ga asal seleksi gitu aja," tutur Adi.

Salah satu kerajinan patung yang menggambarkan aktivitas dan kebiasaan masyarakat Yogyakarta | Dok. pri/ Thomas Panji
Salah satu kerajinan patung yang menggambarkan aktivitas dan kebiasaan masyarakat Yogyakarta | Dok. pri/ Thomas Panji

Selain menghadirkan berbagai produk UMKM lokal yang unik dan berbeda dari pusat oleh-oleh lainnya, Jogja Pasaraya Malioboro juga berusaha menciptakan suasan yang homy dan service yang baik dari para karyawannya. Hal ini kembali dipertegas oleh Adi, bahwa konsep dari Jogja Pasaraya Malioboro sendiri secara arsitektural berusaha mengawinkan gaya bangunan Jawa klasik dengan pendekatan gaya modern berkonsep minimalis.

Hal ini terlihat dari adanya sejumlah penggunaan elemen kayu dari gebyok, dekorasi unik berupa guci-guci yang menggantung di langit-langit, dan penggunaan lantai tegel bermotif batik di beberapa sudut ruangan. Penggunaan cat putih bersih dan penerangan yang maksimal serta dekorasi seni kontemporer juga menjadi daya tarik tersendiri yang dapat menjadi daya tarik pengunjung yang datang ke Jogja Pasaraya Malioboro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun