Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Kopi Jos Pak Gondrong, Pembawa Persatuan dan Kerinduan

26 Januari 2022   08:00 Diperbarui: 30 Januari 2022   14:03 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pengalaman tersebut, penulis merasa ini adalah bagian dari teori gastronomi, mengenai adanya hubungan fisiokimia antara kopi dengan bara arang yang membawa manfaat bagi kesehatan.

Setelah puas meneguk segelas kopi, penulis pun kemudian disuguhkan oleh Witarso dengan segelas wedang jahe khas racikan angkringan Kopi Jos Pak Gondrong. Witarso menjelaskan jika wedang jahe racikannya memiliki tujuh macam rempah dalam satu ceret. 

Ketujuh macam rempah itu antara lain, kapulaga, cengkeh, jahe, sereh, lengkuas, pala, dan kayu manis. Mendengar ada racikan yang unik dan khas dari minuman tersebut, penulis kemudian lantas menerimanya.

Benar saja, racikan ketujuh rempah dalam wedang jahe tersebut memang benar-benar menghangatkan dan menyegarkan badan. Sensasi herbal dari jahe, sereh, dan lengkuas, ditambah dengan sensasi aromatik dari kapulaga, cengkeh, pala, dan kayu manis memang membawa sensasi hidangan yang unik dan berkhasiat tinggi. 

Witarso mengatakan jika wedang jahe sangat cocok untuk dinikmati di masa pandemi seperti sekarang, sebab dapat menjaga imunitas tubuh.

"Itu kan kayak jamu, dan memang itu bagus kalau diminum waktu malam hari kayak gini. Jadi selain kopi, kita biasanya juga suguhkan hidangan wedang ini. Supaya nanti minumannya jadi lebih variatif. Saya sebisa mungkin ngeracik minuman itu pakai rempah, supaya rasanya itu jadi lebih enak dan jadi sehat minumannya," tutur Witarso.

Sembari menikmati wedang jahe, Tantri juga ikut bercerita bahwa dulu angkringan kopi jos miliknya ini pernah diliput oleh dua media asing asal Malaysia, yang waktu itu sedang meliput seputar kekayaan kuliner Indonesia. 

Tantri bercerita, setelah selesai diliput oleh dua media tersebut, para kru kemudian menghabiskan malam terakhir mereka di angkringan miliknya sembari mengundang pengamen untuk membawakan sebuah lagu melayu sembari menari.

Tantri menjelaskan bahwa keadaan pada saat itu memang benar-benar meriah dan penuh sukacita, karena pasalnya Tantri baru mengetahui bahwa di Malaysia tidak ada begitu banyak atraksi kuliner yang sebegitu luwes seperti di Yogyakarta, di mana bisa mengundang pemusik jalanan sembari menikmati musik tersebut dengan menari. 

Tantri mengetahui hal tersebut dari salah seorang kru media tersebut yang banyak bercerita soal Malaysia dan pariwisata kulinernya.

"Mereka (wartawan Malaysia) setelah itu bilang ke saya, kapan-kapan saya akan main lagi, karena ada banyak hal yang gak bisa didapetin di Malaysia, terlebih waktu kami bisa undang pemusik dan kami boleh nari-nari di sini," tutur Tantri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun