Selain itu, warna cat rumahnya yang didominasi oleh warna hijau muda bolu kukus dan sebuah tirai bambu di bagian beranda rumahnya semakin membuat angkringan kopi jos Witarso tampak unik dan berbeda dari yang lainnya.
Selain karena adanya dua fasilitas eksklusif tadi yang membuatnya unik, selama menjadi pelanggan setia angkringan kopi jos Witarso sejak duduk di bangku SMA, penulis menemukan ada satu atmosfer yang sangat unik dan sangat berbeda pada angkringan tersebut.Â
Keunikan dan perbedaan tersebut dapat ditemukan dari demografi pelanggannya yang kebanyakan berasal dari kalangan para pelajar, baik pelajar SMA maupun pelajar perguruan tinggi.
Penulis yang penasaran lantas bertanya pada Witarso dan Tantri (40), istri dari Witarso mengenai sejarah dari angkringan mereka dan kepopulerannya yang kerap dikenal sebagai "markas utama" bagi para pelajar Yogyakarta.Â
Sembari dirinya membantu Witarso menyiapkan beberapa gelas kopi jos, menyiapkan makanan, membakar aneka sate, dan mengambilkan uang kembalian bagi pelanggan yang baru saja selesai makan, Tantri perlahan mulai bercerita pada penulis.
Tantri menceritakan jika sejarah angkringan kopi jos miliknya memang punya ikatan yang sangat kuat dengan para pelajar, khususnya para pelajar SMA. Di mana, nama dari angkringan kopi jos Pak Gondrong sendiri merupakan nama yang diberikan secara tidak langsung karena adanya kesamaan potongan gaya rambut antara Witarso dengan para pelanggan setianya, yang sama-sama memiliki potongan gaya rambut gondrong atau panjang.
"Jadi awal banget itu namanya masih angkringan kopi jos Ijo, karena warna cat rumahnya warna ijo. Tapi lama kelamaan karena rata-rata yang sering dateng itu anak-anak SMA, khususnya dari Kolese John de Britto (JB) yang anak-anaknya terkenal karena rambut gondrong dan kebetulan bapak rambutnya juga gondrong jadinya dinamakan lah angkringan ini angkringan kopi jos Pak Gondrong sampai sekarang," Tutur Tantri.
Kedekatan antara Witarso dan Tantri dengan para pelanggannya tidak hanya sebatas pada kesamaan selera gaya rambut yang kemudian berpengaruh pada popularitas jenama angkringannya.Â
Kedekatan tersebut juga dipengaruhi oleh racikan kopi jos Witarso itu sendiri, yang konon dalam sejarahnya berhasil menyatukan semua golongan pelajar yang saling berbeda sekolah dan pernah mengalami cekcok satu dengan yang lainnya.
Tantri menceritakan pada penulis bahwa memang beberapa pelanggan setianya merupakan para pelajar yang berasal dari sekolah-sekolah yang seringkali diberitakan suka membuat onar dan masalah dengan pelajar dari sekolah lain.Â