Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Desain Dapur Menurut Kitab Kuliner Soekarno

13 September 2020   08:00 Diperbarui: 13 September 2020   20:15 2690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah merancang dapur yang aman dan nyaman di rumah? Jika belum, mari simak artikel berikut ini!

Dalam sejarah kuliner dan arsitektur Indonesia, kita sebagai masyarakat urban mungkin sering tidak mempedulikan bentuk dan tampilan dari sebuah dapur yang akan kita bangun. Padahal, kenyataannya dapur memiliki fungsi yang jauh lebih penting dari bagian manapun di rumah kita melebihi ruang tamu dan kamar tidur sekalipun.

Alasan ini muncul karena dapur menjadi tempat utama bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka. Kebutuhan biologis yang kita kenal sebagai aktivitas makan dan minum, pastinya akan memerlukan banyak hal, seperti peralatan memasak, tenaga yang besar, ruangan yang cukup untuk bergerak dan lainnya.

Ini pun belum ditambah dengan hasil yang dikeluarkan dari proses memasak, seperti lantai kotor, ruangan penuh asap, muncul sarang penyakit, peralatan perlahan rusak dan lainnya. 

Dari masalah di atas, tentu kita tetap ingin kebutuhan biologis bisa terpenuhi dan dapur kita bisa tetap sehat dan terawat. Maka dari itu, rancangan dalam membuat dapur adalah hal yang sangat penting 

Lalu, bagaimana seharusnya kita merancang dan membuat sebuah dapur yang ideal? 

Percaya atau tidak, kita dapat menemukan ide tersebut dari pemikiran seorang Soekarno! Soekarno mungkin menjadi salah satu tokoh besar yang masih sempat-sempatnya memikirkan rancangan yang ideal dalam membangun sebuah dapur bagi rumah tangga yang aman dan nyaman.

Ide Soekarno mengenai rancangan dapur dapat kita temukan dalam buku yang berjudul Mustikarasa. Buku ini adalah buku yang multidimensi dalam membahas dunia kuliner Indonesia. 

Bagaimana tidak? Buku ini tidak hanya berisi mengenai ulasan kuliner dalam rupa resep masakan semata, melainkan juga membahas berbagai elemen yang sering dilupakan.

Baca juga: Soekarno dan Kitab Kulinernya

Elemen tersebut seperti cara memotong bahan makanan, cara penyimpanan, cara pemilihan bahan, alat-alat yang dipakai, panduan keselamatan kerja di dapur hingga rancangan yang sekiranya ideal untuk membangun sebuah dapur. 

Ulasan mengenai rancangan dapur yang ada di dalam buku Mustikarasa sepenuhnya ditulis dan dibahasakan oleh Sukati Tjokrowirono S. Mc.

Dalam kolom yang berjudul “Dapur” yang disusun dan dijelaskan oleh Sukati Tjokrowirono, dapur menjadi suatu urgensi bagi rumah tangga. 

Menurut Sukati dalam Mustikarasa (2016), dapur menjadi salah satu tempat yang dapat menghasilkan berbagai macam potensi-potensi buruk dalam rumah tangga, seperti kebakaran dan timbulnya sarang penyakit misalnya.

Dari beberapa masalah di atas, Sukati dalam buku Mustikarasa (2016), kemudian mencanangkan sebuah ide berupa rumusan syarat yang sekiranya dapat membuat siapapun merasa lebih aman dan nyaman ketika sedang bekerja di dapur. 

Rumusan syarat yang diajukan oleh Sukati adalah merancang atau mengatur kembali bentuk dan tampilan dapur.

Ilustrasi dapur berantakan | liputan6.com
Ilustrasi dapur berantakan | liputan6.com

Dalam rumusannya, Sukati menyebutkan bahwa dapur seharusnya berdekatan dengan berbagai hal penunjang, seperti ruang makan dan tempat untuk menyimpan persediaan makanan, seperti lemari pendingin dan lemari kering. Namun, catatannya adalah dapur dan penunjangnya harus dipisahkan oleh sebuah sekat berupa dinding yang dilengkapi dengan jendela.

Tujuan ini didasari untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mencegah sampah dapur berserakan ke mana-mana. Selain itu, dinding berjendela juga berfungsi untuk menjaga higienitas makanan yang akan disantap dan memudahkan pengiriman makanan ke ruang makan. Setelah ada dinding pembatas berjendela, jalan menuju keluar rumah melalui dapur juga harus dibuat.

Hal ini berkaitan dengan resiko kebakaran yang bisa saja muncul saat sedang bekerja di dapur. Dengan adanya jalan menuju keluar rumah dari dapur, evakuasi akan dapat dilakukan dengan aman dan cepat. 

Dua hal penunjang yang sudah dijelaskan diatas, sejatinya belum terlalu cukup untuk memaksimalkan tingkat keamanan dan kenyamanan saat bekerja di dapur.

Ruangan yang dipakai sebagai dapur juga harus memenuhi beberapa kualifikasi. Ruangan yang ideal untuk dijadikan dapur adalah ruangan yang memiliki pencahayaan yang bagus dan merata, baik di siang hari maupun di malam hari. 

Pencahayaan yang bagus bertujuan untuk menghambat berkembang biaknya kuman dan jamur cendawan yang bisa mengontaminasi makanan.

Selain pencahayaan, sirkulasi udara pun juga harus dibuat untuk mampu mengalirkan hembusan asap hasil memasak keluar ruangan dengan baik melalui ventilasi maupun jendela. Namun dewasa ini, kita sekarang dapat menggunakan exhaust sebagai pengganti jendela dan ventilasi untuk dapur dengan ukuran yang kecil dan sempit.

Selain itu, dinding dan lantai yang dipakai untuk dapur harus mudah dibersihkan. Setelah semua komponen tersebut terpenuhi, selanjutnya yang diperlukan adalah merancang susunan dapur.  

Maksud dari merancang susunan adalah sebuah dapur pastinya akan memiliki tempat untuk mencuci, memasak, dan tempat untuk mempersiapkan bahan.

Ketiga tempat inilah yang harus disusun untuk membuat kerja di dapur semakin efektif dan aman. Cara untuk menyusun ketiga tempat ini digambarkan oleh Sukati dalam tiga susunan. 

Ketiga susunan tersebut masing-masing membentuk sebuah pola seperti abjad, yakni I, L dan U. Berikut adalah foto ilustrasi untuk susunan dapur yang dimaksud.

Ilustrasi mengenai susunan dapur| Dok. pribadi/Thomas Panji
Ilustrasi mengenai susunan dapur| Dok. pribadi/Thomas Panji

Beberapa susunan dapur ini harus disesuaikaan dengan kondisi dan bentuk dari ruangan yang akan di jadikan sebagai dapur. Jika ruangannya sempit dan memanjang, maka rancangan dapur yang cocok adalah bentuk memanjang atau bentuk I. Jika dapurnya agak panjang dan tidak terlalu lebar, maka bentuk L akan cocok dengan ukurannya.

Sedangkan untuk dapur yang sangat lebar, bentuk U akan terasa sangat cocok dan akan lebih memudahkan pekerjaan. Selain itu, jika kita memiliki lemari pendingan, dispenser air minum, microwave, oven dan peralatan lainnya yang menggunakan listrik, kita harus menempatkannya jauh dari sumber air dan api agar tidak menghasilkan kecelakaan kerja.

Penempatan alat memasak maupun penunjang dapur yang menggunakan listrk akan jauh lebih ideal lagi jika ditempatkan bersebelahan dengan tempat mempersiapkan bahan atau meja kerja. Penempatan ini bertujuan agar memudahkan kita dalam menyediakan segala macam bahan-bahan yang akan dipakai untuk memasak.

Setelah ketiga tempat kerja tersebut sudah diatur dan disesuaikan dengan keadaan ruangan dapur rumah kita, maka tahap selanjutnya adalah menyertakan hal-hal penunjang lain untuk setiap tempat kerja, seperti lemari penyimpanan, tempat penirisan piring cucian, rak alat memasak, gantungan alat memasak dan lainnya. Mari kita mulai dari meja kerja terlebih dahulu.

Meja kerja memerlukan kebutuhan penunjang yang cukup banyak. Beberapa kebutuhan penunjang tersebut adalah lemari bawah, susunan laci-laci, lemari gantung, tempat sampah, gulungan tissue masak dan serbet masak. Alat-alat yang disimpan diatas maupun dibawah meja kerja adalah alat-alat atau bahan yang sangat sering dipakai untuk memasak.

Urutannya adalah semua bumbu-bumbu seperti bumbu giling, gula, garam, lada, rempah kering, pewarna makanan, penyedap rasa, aneka tepung masak dan lainnya ditaruh pada lemari bagian atas, bersamaan dengan alat-alat memasak yang ringan. Seperti, mangkuk alumunium, mangkuk pyrex, alat pengocok telur, cetakan kue, loyang, spatula kue, gelas ukur dan lainnya.

Kenampakan dari dapur bentuk L lengkap dengan lemari bawah dan gantungnya | rumahmu.com
Kenampakan dari dapur bentuk L lengkap dengan lemari bawah dan gantungnya | rumahmu.com

Lalu, untuk bagian bawah lemari, alat-alat yang ditempatkan ukurannya bisa lebih besar. Alat-alat seperti blender, mesin jus, penggilingaan daging, mortar/cobek, food processor, nampah, baki air dan lainnya. Untuk bagian laci, barang-barang seperti aneka piring, gelas, cangkir, sendok, garpu, aneka pisau dapur, talenan dan lainnya bisa ditempatkan disini.

Lalu, kita sekarang bergerak ke bagian tempat mencuci piring. Pada tempat kerja ini, hal-hal yang diperlukan cukup sederhana dan tidak terlalu banyak variannya. Hal paling penting dari tempat mencuci piring adalah adanya rak khusus untuk meniriskan peralatan memasak dan makan yang telah di cuci dan sabun pencuci piring beserta dengan sabutnya.

Tempat pencuci piring selesai, sekarang mari kita bergerak menuju ke bagian terakhir namun yang paling utama, tungku memasak. Beberapa hal yang diperlukan untuk menunjang tempat tungku memasak adalah lemari bawah, susunan laci-laci, tempat menerisikan hasil penggorengan dan serbet. Lemari bawah berfungsi untuk menyimpan berbagai alat memasak.

Alat-alat tersebut seperti wajan, panci, penggorengan, griller, panci bertekanan, panci kaldu dan lainnya. Susunan laci dibawah tungku memasak dapat digunakan untuk menyimpan alat-alat masak lainnya seperti sendok sayur, spatula kayu, sendok kayu panjang, sodet, penjepit, jaring besi segi empat untuk membakar makanan, parutan, saringan peniris minyak dan lainnya.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyusun dapur yang aman dan nyaman bagi rumah pembaca sekalian. Apakah penjelasan dalam artikel ini cukup membosankan dan terlalu teknis?

Mungkin iya, tapi yang terpenting dari semua itu adalah pembaca hanya perlu membacanya secara perlahan dan kemudian merefleksikan isi dari artikel ini.

Misi dari artikel ini sangat sederhana, yakni ingin memberikan suatu perspektif yang acap kali dilupakan karena terlalu remeh temeh untuk dibahas. Ingatlah akan satu hal. 

Dapur adalah tempat yang paling memungkinkan untuk menghasilkan rasa rindu, kebersamaan dan kesehatan dalam kehidupan berkeluarga. Karena dapur adalah garda kesejahteraan sebuah keluarga.

Daftar Pustaka:
Dewan Pertanian. (2016). Mustikarasa Resep Masakan Indonesia Warisan Soekarno Cetakan II. Jakarta. Komunitas Bambu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun