Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Soekarno dan Kitab Kulinernya

17 Agustus 2020   07:00 Diperbarui: 18 Agustus 2020   09:00 2187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua kerja keras selama tujuh tahun itu akhirnya tertuang ke dalam sebuah buku dengan total halaman sebanyak 1.123 halaman dan diisi oleh berbagai macam resep masakan nusantara; tata cara pengeolahan bahan makanan; ulasan dan esai mengenai gizi dari sebuah makanan; tata cara untuk bekerja di dapur dan masih banyak lagi.

Menulis sebuah buku selama tujuh tahun dan menghasilkan seribuan halaman, tentu bukan pekerjaan yang mudah. Mustikarasa memang proyek politik Soekarno.

Tapi pertanyaan mendasar yang membuat penulis penasaran adalah dari mana ide Soekarno ini berasal dan apa cita-cita terbesar yang ingin digapainya lewat buku kuliner ini? Untuk bisa tahu jawabannya, kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana selera makan dari seorang Soekarno.

Menurut JJ Rizal dalam Mustikarasa (2016), selera makan Soekarno pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan selera makan rakyat Indonesia pada umumnya. 

Menu makanan seperti sambel pecel, sambel lele, balado ikan, rendang daging, rendang ikan, empal daging, tempe bacem, sayur asem, tahu telur, segelas kopi dan secangkir teh manis adalah menu makanan dan minuman kesukaan dari Soekarno. Soekarno mungkin adalah orang yang setia dengan makanan Indonesia.

Kenampakan dari buku Mustikarasa cetakan ke-2| thejakartapost.com
Kenampakan dari buku Mustikarasa cetakan ke-2| thejakartapost.com

Menurut pengakuan dari Guntur Soekarno dalam Mustikarasa (2016), setiap kali ada acara untuk melawat ke luar negeri, Soekarno pasti akan selalu membawa segenap kru dapur istana untuk memasak dan menyediakan masakan yang dimintanya. 

Soekarno mungkin adalah orang yang sangat sulit berkompromi dengan selera lidahnya. Menurut cerita dari Guntur Soekarno, sambel pecel adalah makanan pokok yang akan selalu dibawa oleh Soekarno kemanapun dia pergi.

Bagi Soekarno, sambel pecel adalah azimat ketika dirinya tidak bisa menemukan atau menerima makanan yang cocok dengan selera lidahnya. Menurut cerita dari Guntur Soekarno, dalam lawatannya ke Mongolia, Soekarno hanya makan roti dengan sambel pecel saja setiap hari. 

Ini dikarenakan hampir seluruh makanan Mongolia selalu dicampur dengan susu kuda. Berangkat dari masalah itulah, Soekarno mengukuhkan sikapnya untuk semakin mencintai masakan Indonesia.

Selain memiliki adiksi besar terhadap sambel pecel, Soekarno juga sangat terkenal sebagai pribadi yang unik dalam urusan makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun