Grafik di atas menunjukkan kelima produk reksadana tersebut memiliki kinerja yang jauh lebih tinggi dibandingkan reksadana sejenis yang tercermin dalam Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa, dengan return hanya 8,37% setahun terakhir. Reksadana pendapatan tetap memberikan pengembalian hasil yang stabil meski ada kemungkinan sedikit fluktuasi. Untuk kita yang mempunyia tujuan investasi sekitar 1-3 tahun, reksadana pendapatan tetap ini bisa menjadi pilihan.
3. Reksadana Campuran/RDC (Balance Mutual Fund)
Reksadana campuran adalah jenis reksadana yang mengalokasikan dana investasinya ke dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi. Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap untuk jangka yang lebih lama.
Biasanya isi portofolio RDC lebih terdiversifikasi, karenanya mayoritas reksadana campuran bisa mencatat kinerja lebih baik dibandingkan reksadana saham di saat pasar berfluktuasi. Hal ini tercermin dari kinerja indeks reksadana campuran yang mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan kinerja jenis lain pada kuartal pertama 2019.
Berdasarkan data reksadana campuran yang dijual di Bareksa, terdapat beberapa reksadana campuran dengan imbal hasil (return) tertinggi secara YtD (periode 28 Desember 2018 -- 29 Maret 2019). Produk-produk reksadana ini berhasil memberikan keuntungan dengan rata-rata 6,46%. Untuk kita yang mempunyia tujuan investasi sekitar 3-5 tahun, reksadana campuran ini bisa menjadi pilihan.
4. Reksadana Saham/RDS (Equity Fund)
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.