Mohon tunggu...
Thomas Je
Thomas Je Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis yang ingin ditulis

There's no Superman.....\r\n\r\n...menulis yang ingin ditulis....

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Investor Pemula? Jangan Saham, Berat, Biar Reksadana Saja

17 Januari 2020   13:00 Diperbarui: 18 Januari 2020   11:22 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Investasi saham gorengan yang dilakukan oleh perusahaan asuransi milik pemerintah PT. Jiwasraya dan PT. Asabri baru-baru ini menggemparkan masyarakat Indonesia. 

Kerugian Negara pada kedua perusahaan BUMN ini mencapai lebih dari 20 trilyun rupiah, angka yang sangat fantastis melebihi bahkan berkali lipat dari jumlah APBD Kota dan Kabupaten di Indonesia. 

Sebenarnya semua investasi pasti ada resiko untung ruginya, dan semestinya sudah diketahui dan disiapkan dari awal. Hanya saja di kedua kasus ini, ada indikasi permainan investasi saham tertentu, demi keuntungan pihak-pihak tertentu pula. 

Lalu apakah melakukan investasi di pasar saham dan turunannya menjadi begitu menakutkan? Jangan sampai Kasus Jiwasraya Asabri ini menjadikan kita masyarakat Indonesia menjadi surut untuk berinvestasi.

Berinvestasi ataupun melakukan perdagangan saham alias trading saham bisa membuat orang kaya raya, namun juga bisa miskin dalam sehari saja. Warren Buffet salah satu suksesor investasi saham menjadi panutan bagi para investor di seluruh dunia. 

Di Indonesia juga cukup banyak yang sukses berinvestasi di saham, salah satunya adalah Loo Keng Hong, pria asal Pontianak ini kini sudah menjadi miliarder karena kepiawaiannya berinvestasi di saham-saham yang menguntungkan. 

Yang bangkrut? Banyak juga pastinya. Terakhir ada Benny Tjokrosaputro alias Bencok, bos PT. Hanson (MYRX) yang diduga ikut bermain di Kasus Jiwasraya Asabri, sudah ditetapkan sebagai tersangka bersama petinggi Jiwasraya. 

Pernah juga Artis Kevin Aprilio yang menderita kerugian miliaran rupiah karena Investasinya bermasalah. Sampai saat ini pentolan band Vierra ini masih berusaha bangkit dari keterpurukan investasinya.

Sebenarnya untuk investor pemula, ada beberapa tahap jika mau berinvestasi dengan tenang, nyaman dan aman. Banyak Platform Investasi Online yang sudah legal, terdaftar dan sangat mudah penggunannya, bahkan dari genggaman tangan sekalipun, alias melalui smartphone. 

Jika seseorang mau menjadi investor, pelajari dulu seluk beluk tentang investasi ini dengan baik. Banyak informasi bisa didapat dari internet, media sosial bahkan video-video di youtube juga sangat banyak. 

Mau ikut training calon investor yang berbayar juga ada banyak. Beberapa pelaku pasar saham yang sudah sukses, banyak membuka kelas-kelas pelatihan investasi saham. Bahkan sampai saat investasipun, para expert ini akan membimbing tiap membernya untuk membeli atau menjual saham sesuai analisanya supaya menguntungkan. Tentu saja group-group member ini berbayar.

Dalam berinvestasi, terutama di pasar modal, melalui platform investasi manapun, disarankan untuk menentukan tujuan investasi dan tipe investor seperti apakah kita?

Jika tujuannya jangka panjang, lebih dari 5 tahun, investasi saham disarankan, karena dalam sejarahnya, selama 5 tahun lebih, nilai saham selalu naik cukup besar, jauh lebih tinggi daripada dananya di deposito. Namun karena investasinya berupa saham, tentu terjadi volatilitas yang sangat agresif setiap harinya. 

Kalau untuk pemula, serasa copot jantung jika tiap hari melihat saldo investasi kita naik atau turun. Jika mau mencari keuntungan harian, masuklah ke jual beli saham atau trading saham sekalian, bukan investor jangka panjang. Jika masih takut dengan pergerakan saham yang naik turun setiap hari, artinya tidak siap dengan kerugian namun hanya mau siap untung saja, ada pilihan investasi lain yang lebih aman dan mudah yaitu reksadana.

Reksadana (mutual fund) adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksadana (Wikipedia). 

Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat yang mempunyai modal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. 

Pada umumnya, reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Jadi ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. 

Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Karena dikelola secara profesional oleh manajer investasi berpengalaman pemodal diharapkan merasa aman dan nyaman dengan modal yang ditanamkan di reksadana ini. 

Dengan demikian, dana yang berada di dalam reksadana ini merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Secara umum jenis reksadana terbagi menjadi empat di bawah ini,

1. Reksadana Pasar Uang/RDPU (Money Market Fund)

Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. 

Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. 

Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya. Lalu berapa rata-rata keuntungan RDPU selama ini? mari kita lihat tabel berikut:

rdpu-bareksa-5e21309b097f362261779d72.png
rdpu-bareksa-5e21309b097f362261779d72.png

bareksa.com

dari grafik di atas ada lima produk RDPU yang bisa memberikan return di atas rata-rata reksadana sejenis, tercermin dalam indeks reksadana pasar uang Bareksa. 

Indeks reksadana pasar uang Bareksa selama setahun terakhir mencatat return 4,71%. Sementara itu, top 5 reksadana pasar uang Bareksa bisa memberi keuntungan 5,93% hingga 6,30% dalam setahun.

 Untuk kita yang mempunyia tujuan investasi maksimal 1 tahun, reksadana pasar uang ini bisa menjadi pilihan. Dibandingkan deposito, berinvestasi di reksadana relatif lebih menguntungkan karena tdk ada pajak dan bisa dicairkan sewaktu-waktu tanpa pinalti.

2. Reksadana Pendapatan Tetap/RDPT (Fixed Income Fund)

Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang. Rata-rata keuntungan RDPT terlihat di grafik berikut:

rdpt-bareksa-5e2131d9097f364dec419b93.png
rdpt-bareksa-5e2131d9097f364dec419b93.png

bareksa.com

Grafik di atas menunjukkan kelima produk reksadana tersebut memiliki kinerja yang jauh lebih tinggi dibandingkan reksadana sejenis yang tercermin dalam Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa, dengan return hanya 8,37% setahun terakhir. Reksadana pendapatan tetap memberikan pengembalian hasil yang stabil meski ada kemungkinan sedikit fluktuasi. Untuk kita yang mempunyia tujuan investasi sekitar 1-3 tahun, reksadana pendapatan tetap ini bisa menjadi pilihan.

3. Reksadana Campuran/RDC (Balance Mutual Fund)

Reksadana campuran adalah jenis reksadana yang mengalokasikan dana investasinya ke dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi. Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap untuk jangka yang lebih lama.

bareksa.com
bareksa.com

Biasanya isi portofolio RDC lebih terdiversifikasi, karenanya mayoritas reksadana campuran bisa mencatat kinerja lebih baik dibandingkan reksadana saham di saat pasar berfluktuasi. Hal ini tercermin dari kinerja indeks reksadana campuran yang mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan kinerja jenis lain pada kuartal pertama 2019.

Berdasarkan data reksadana campuran yang dijual di Bareksa, terdapat beberapa reksadana campuran dengan imbal hasil (return) tertinggi secara YtD (periode 28 Desember 2018 -- 29 Maret 2019). Produk-produk reksadana ini berhasil memberikan keuntungan dengan rata-rata 6,46%. Untuk kita yang mempunyia tujuan investasi sekitar 3-5 tahun, reksadana campuran ini bisa menjadi pilihan.

4. Reksadana Saham/RDS (Equity Fund)

Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.

Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

bareksa.com
bareksa.com

Berdasarkan data Bareksa,beberapa reksadana saham memberikan imbal hasil (return) tertinggi secara YtD (Periode 28 Desember 2018 - 31 Januari 2019), bisa memberikan untung dari 9% hingga 16%. Bukan hanya mengalahkan IHSG, produk-produk ini pun bisa mengalahkan tolok ukur (benchmark) lain yakni indeks reksadana saham Bareksa dan indeks reksadana saham syariah Bareksa yang masing-masing memiliki return 3,87% dan 2,19% dalam periode yang sama.

Untuk kita yang mempunyia tujuan investasi lebih dari 5 tahun, reksadana saham bisa menjadi pilihan yang tepat, apalagi jika jumlah dananya cukup material.

Jadi, jika kita belum siap melakukan investasi saham secara perorangan alias dikelola sendiri, silahkan memilih platform investasi reksadana.

Pilihlah jenis reksadana sesuai dengan tujuan investasi, jangka waktu, resiko yang bisa diterima dan tentu saja besaran modal yang ada. Jangan pernah takut memulai demi masa depan kita, selamat berinvestasi dan menikmati hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun