Mohon tunggu...
Thomas Je
Thomas Je Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis yang ingin ditulis

There's no Superman.....\r\n\r\n...menulis yang ingin ditulis....

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Plus-Minus Tol Layang Jakarta-Cikampek

9 Desember 2019   11:59 Diperbarui: 11 Desember 2019   12:51 6915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (JaPek) atau disebut Jakarta-Cikampek Elevated adalah jalan tol layang sepanjang 38 km yang mulai dibangun tahun 2017 dan masa konstruksinya telah selesai pada bulan Oktober tahun 2019 ini. 

Waktu itu sudah dilakukan uji kelayakan pada bulan November 2019, serta akan mulai dibuka untuk umum tanggal 20 Desember 2019 ini, saat liburan Natal dan Tahun Baru 2020.

Jalan tol ini adalah jalan tol bertingkat (double decker motorway) yang memiliki ketinggian 15 meter di atas tanah, merupakan yang pertama dan terpanjang di Indonesia karena dibangun di atas Jalan tol Jakarta-Cikampek.

Jalan Tol ini dibangun untuk memisahkan jalur komuter Jakarta-Bekasi-Cikarang (lajur eksisting) dengan jalur perjalanan jarak jauh tujuan Cirebon, Bandung, Semarang, Surabaya (lajur ekspres/layang).

Tujuan utama dibangunnya Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek ini adalah untuk mengurangi kemacetan panjang yang berada di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang dimulai dari simpang susun Cikunir hingga gerbang tol Karawang Barat sepanjang 38 KM di KM 9 sampai KM 48.

Jalan tol ini juga dirancang untuk mengakomodir 4 lajur (2 lajur setiap arah) dan kecepatan desain 100 km/jam. 

Dengan ketinggian 15 meter di atas permukaan tanah dan panjang total 39 KM, Jalan Tol ini tidak memiliki rest area sama sekali, begitu juga dengan Pom Bensin untuk mengisi BBM. Jadi semua pengguna harus menyiapkan diri secara fisik, maupun kendaraannya jika mau melewati jalan Tol ini.

Bayangkan jika mobil kita kehabisan BBM di atas tol ini, pasti akan merepotkan pihak terkait dan juga membahayakan pengguna lainnya, walaupun pihak PT Jasamarga (Persero) akan menyiapkan petugas medis dengan ambulans serta mobil dereknya.

Mengapa merepotkan dan berbahaya?

Harap diingat, jalan tol ini hanya terdiri dari 2 lajur setiap arah. Jika ada 1 kendaraan saja bermasalah, maka akan terjadi antrian panjang ke belakang. Macet? Pasti lah, karena hanya 2 lajur saja.

Terus kalau kebelet gimana? Harus menunggu sampai keluar di Cikunir kalau dari arah Cikampek, atau di Karawang Barat kalau dari arah Jakarta.

Kalau melewati Tol eksisiting yang di bawah, jika super kebelet masih bisa mampir ke rest area yang ada, jangan membayangkanya kalau kita lewat atas alias tol Layang ini. Belum lagi kalau terjadi kecelakaan, tentu semakin runyam urusannya.

Antara Foto
Antara Foto
Menurut saya yang awam di bidang tekhnik konstruksi, jalan tol dengan ketinggian 15 meter ini sangat minim pengamanan di sisi kiri dan kanannya.

Mengapa saya bandingkan dengan Tol Cipali? Di Tol Cipali banyak kasus kecelakaan mobil hilang kendali, entah karena sopir mengantuk atau karena pecah ban, mobilnya melayang terbang pindah jalur lawannya dan terjadi tabrakan dahsyat, atau mobil melayang ke samping tol, yaitu sawah.

Bayangkan jika itu terjadi di Tol layang Japek ini, mobil hilang kendali tidak hanya akan terbang ke jalur lawan arahnya, tapi juga bisa melayang terbang ke bawah dari ketinggian 15 meter!

Lah kan ada dinding pengamanannya di sisi kiri dan kanan?

Sekali lagi, menurut mata awam saya, dinding pengamanannya masih kurang tinggi (mohon maaf kalau pengamatan saya salah), jika kecepatan mobil di atas 100 KM/jam maka diperlukan pengamanan yang lebih.

Penyakit para pengendara mobil di Indonesia, jika merasa jalanan kosong di depannya, maka gas akan digeber semaksimal mungkin supaya cepat sampai, mumpung jalanan lengang.

Sementara dari beberapa kasus kecelakaan yang terjadi, human eror dan kesiapan kendaraan menjadi masalah utama.

Sebenarnya, mau setinggi apapun tembok sisi pengamannya, tetap kembali ke manusia yang memanfaatkan jalan Tol Layang ini, mau bijak tapi selamat, atau ngegass tapi beresiko tinggi? Yang kalem sesuai aturan saja kadang masih bisa mengalami kecelakaan di jalan, apalagi yang grusa-grusu ngegas seenak jalan neneknya sendiri.

Pesan dari tulisan ini adalah bukan untuk menakut-nakuti para calon pengguna Jalan Tol Layang Japek, namun lebih untuk waspada serta mempersiapkan diri maupun kendaraannya dengan baik.

Jalan Tol ini dibuat sebagai alat/sarana untuk mempermudah serta melancarkan perjalanan kita ke tujuan. Tinggal bagaimana kita menggunakannya secara bijak dan aman.

Jika memang syarat kecepatan maksimal yang bisa ditolerir adalah 80 KM/jam, mari kita jaga kaki kita untuk tidak melampauinya.

Termasuk larangan untuk truk maupun bus memasuki lajur ini, karena menurut aturannya kendaraan yang boleh melewati jalan Tol ini adalah golongan I non truk dan non bus.

Jangan pernah ada main mata petugas sehingga memasukkan kendaraan di luar golongan I ke jalan Tol ini yang bisa berakibat fatal tentunya. 

kompas.com
kompas.com
Akhirnya, selamat menikmati perjalanan melalui Tol layang Jakarta Cikampek di akhir tahun ini, lakukan persiapan fisik dan kendaraan dengan baik, semoga perjalanannya lancar sampai tujuan.

Selamat menyongsong liburan Natal dan Tahun Baru 2020, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun