Pada Kamis, 29 Agustus 2024, sekitar 1.000 pengemudi ojek online (ojol) berdemonstrasi di Jakarta Pusat. Mereka menuntut kesejahteraan bagi kaum pengemudi ojol.
Masalah upah rendah yang dihadapi oleh para pengemudi ojol di Indonesia telah menjadi perhatian serius bagi banyak pihak. Para pengemudi seringkali menghadapi kondisi kerja yang tidak menguntungkan dengan pendapatan yang jauh di bawah upah minimum regional (UMR).
Oversupply dan Underdemand
Dari sisi ekonomis, beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap masalah ini adalah oversupply (kelebihan pasokan) pengemudi dan underdemand (kurangnya permintaan) dari pengguna jasa.
Jumlah pengemudi ojol yang terus meningkat, baik karena kemudahan pendaftaran maupun rendahnya hambatan masuk, menciptakan kelebihan pasokan tenaga kerja. Hal ini membuat persaingan antar pengemudi menjadi sangat ketat. Sebagai hasilnya, waktu tunggu untuk mendapatkan order semakin lama, dan pendapatan per order menjadi rendah.
Sebagai contoh, saat pertama kali muncul pada tahun 2010-2015, penghasilan para pengemudi bisa mencapai Rp 10 juta. Namun, pada 2016-2018, pendapatan para pengemudi mulai menurun hingga 50% dari sebelumnya karena perekrutan besar-besaran. Selain itu, munculnya aplikasi alternatif, seperti Maxim dan InDrive, memperketat persaingan.
Di sisi lain, permintaan terhadap layanan ojek online tidak selalu sebanding dengan jumlah pengemudi yang tersedia. Pasca-pandemi, jumlah unduhan aplikasi Gojek dan Grab menurun drastis. Gojek sendiri mengalami penurunan nilai transaksi bruto sebesar 8%. Kombinasi antara oversupply dan underdemand ini menjadi penyebab utama upah rendah yang diterima oleh para pengemudi.
Karena persaingan yang ketat dan minimnya permintaan, para pengemudi seringkali harus bekerja dalam jam kerja yang sangat panjang hanya untuk mendapatkan pendapatan yang layak.Â
Meskipun mereka bekerja sepanjang hari, banyak pengemudi yang tetap tidak bisa mencapai upah minimum regional. Ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan finansial mereka, tetapi juga pada kesehatan fisik dan mental, karena harus terus bekerja tanpa jeda yang memadai.
Dua Harapan yang Bertentangan