Pendekatan ini mengedepankan pandangan bahwa penafsir harus bersikap objektif dan tidak membawa bias pribadi dalam proses interpretasi. Ini dilakukan dengan mengikuti metode yang sistematis dan berdasarkan pada data historis yang ada.
Â
Kritik Terhadap Pendekatan Historis
Meskipun pendekatan ini memberikan alat yang berharga untuk memahami teks, ia juga menghadapi beberapa kritik:
 1. Keterbatasan Pemahaman
 Kritikus berargumen bahwa pendekatan historis terlalu membatasi pemahaman terhadap teks. Dengan fokus yang kuat pada maksud penulis dan konteks sejarah, penafsir mungkin mengabaikan makna yang muncul dalam interaksi dengan pembaca. Dalam pandangan Gadamer, pemahaman adalah proses dialogis yang melibatkan fusi antara horizon pengetahuan penulis dan pembaca.[7]Â
 2. Kehilangan Keterkaitan dengan Pembaca
Pendekatan historis dapat mengabaikan pengalaman dan konteks pembaca saat ini. Dalam dunia yang berubah cepat, makna teks bisa sangat berbeda bagi pembaca modern dibandingkan dengan pembaca pada saat teks itu ditulis.
3. Asumsi Kebenaran Tunggal
 Pendekatan ini sering diasosiasikan dengan gagasan bahwa ada satu kebenaran objektif yang dapat diungkapkan melalui analisis historis. Kritik terhadap pandangan ini muncul ketika pemikiran postmodern mulai berkembang, yang menekankan bahwa kebenaran tidak bersifat absolut dan dapat bervariasi tergantung pada perspektif.
Â