Â
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dipahami mengenai hubungan
Allah dengan penderitaan yang dialami oleh orang benar (khususnya Ayub).
- Tuhan bukan penyebab penderitaan manusia (Ayub).
Penderitaan itu terjadi atas seizin Allah. Kitab Ayub menjelaskan pada pasal 1 dan 2, dalam dialog antara Allah dan Iblis, Allah mengizinkan manusia mengalami penderitaan sampai batasan tertentu. Tidak ada satu perkarapun yang luput dari perhatian Allah. Pencobaan yang dialami manusia bisa terjadi karena Allah mengizinkan hal itu terjadi.
- Ada maksud Tuhan dalam penderitaan manusia.
Dalam pasal 38-39 Tuhan bertanya kepada Ayub, tentang apa yang dipikirkan Ayub. Dapatkah dia memahami rancangan Tuhan? Manusia seringkali mengandalkan perasaannya pada saat mengalami kesusahan, sehingga tidak mampu memahami rencana Allah dalam kehidupannya. Tuhan merancangkan banyak kebaikan, dalam penderitaan manusia. Dari sudut pandang Allah penderitaan itu adalah salah satu cara supaya manusia menyadari posisinya dihadapan Allah. Ayub adalah manusia yang saleh sebelum mengalami masa kesusahan itu. Namun kesalehannya masih perlu dimurnikan lagi. Sehingga lewat penderitaan yang dia alami dia pada akhirnya mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan (Ayub 42:1-6) Ayub menyadari posisinya dihadapan Allah dan merendahkan diri kepada Tuhan.
4. Pemulihan dan Pembaharuan:
Meski pun Ayub mengalami penderitaan yang luar biasa, Tuhan akhirnya mengembalikan semua kekayaannya dan memberinya dua kali lipat dari apa yang dia miliki sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa penderitaan tidak selalu berakhir dengan kehancuran, tetapi juga bisa menjadi awal dari pemulihan dan pembaharuan yang luar biasa.
TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. (Ayub 42:12)
Dalam kesimpulan, Kitab Ayub memberikan wawasan yang mendalam tentang alasan mengapa orang benar menderita. Melalui pengalaman Ayub, kita belajar bahwa penderitaan seringkali merupakan bagian dari pengujian iman kita, bahwa kita seringkali tidak dapat memahami rencana Tuhan yang indah dalam hidup kita, dan penderitaan yang kita alami bukanlah dari Allah melainkan Allah izin kan terjadi dalam hidup kita dan terakhir bahwa penderitaan yang terjadi itu akhirnya bisa menghasilkan pemulihan dan pembaharuan yang luar biasa. Dengan mempertimbangkan pandangan ini, kita dapat menemukan kedamaian dan penghiburan dalam iman kita, karena kita tahu bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar dan bahwa kebaikan-Nya akan menang pada akhirnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI