Mohon tunggu...
Thomas Aristiawan
Thomas Aristiawan Mohon Tunggu... Petani - Salah Satu Staf di Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

Seorang manusia biasa yang berusaha hidup lebih baik untuk menjadi baik sesuai kehendak Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Orang Benar Menderita, Prespektif Kitab Ayub

23 April 2024   18:00 Diperbarui: 23 April 2024   18:05 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertanyaan tentang penderitaan manusia, terutama mereka yang hidup dengan kebenaran dan kesetiaan, telah menjadi fokus pembahasan filosofis dan teologis selama berabad-abad.  Kitab Ayub, salah satu kitab dalam Alkitab, memberikan penggambaran yang mendalam tentang masalah penderitaan manusia, khususnya penderitaan yang menimpa orang-orang yang hidup dengan saleh dan jujur. Ayub adalah seorang saleh dan jujur serta dalam hidupnya selalu menjauhi kejahatan (Ayub 1:1), ia adalah orang sangat kaya di Tanah Us, kekayaannya sangat banyak ia memiliki 7 anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan dan harta yang sangat berlimpah (Ayub 1:2-3). Melalui pengalaman Ayub, kitab ini mengajarkan banyak pelajaran tentang alasan di balik penderitaan orang benar. Mari kita mempelajari beberapa kutipan kunci dan pemahaman dari Kitab Ayub tentang masalah ini.

1. Pengujian Iman.

Salah satu aspek yang paling mencolok dari cerita Ayub adalah pengujian iman yang dia alami. Ketika Iblis menantang kebenaran dan kesetiaan Ayub kepada Tuhan (Ayub 1:12, 2:6), Dia memberikan izin kepada Iblis untuk menguji Ayub. Dalam proses pengujian ini, Ayub kehilangan harta bendanya, keluarganya, dan kesehatannya. Namun, Ayub tetap setia kepada Tuhan, seperti yang tergambar dalam kata-katanya:

 

Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku namun aku hendak membela peri laku ku di hadapan-Nya. (Ayub 13:15)

Versi Inggris terjemahan NIV "sekali pun Ia membunuh aku, namun aku akan berharap kepada-Nya". Dalam ayat ini terdapat pernyataan yang paling mengagumkan tentang iman akan kebaikan Allah yang pernah diungkapkan. Apa pun yang diizinkan Allah terjadi atas Ayub, apa pun beban yang ditimpakan kepadanya, bahkan sekali pun dia "dibunuh" oleh-Nya, Ayub percaya bahwa akhirnya Allah tidak akan mengecewakan dia. Ayub pasal 1:22 dan 2:10 menjelaskan dalam semua penderitaannya Ayub tidak jatuh dalam dosa. Dari sini, kita belajar bahwa penderitaan seringkali adalah bagian dari pengujian iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan.

2. Keterbatasan pemahaman manusia.

Kitab Ayub juga menyoroti bahwa manusia seringkali tidak dapat memahami rencana Tuhan sepenuhnya. Ketika Ayub mempertanyakan keadilan Tuhan atas penderitaannya, Tuhan sendiri memberikan jawaban yang mengesankan:

Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan? (Ayub 38:2)

Dalam pertanyaan-pertanyaan-Nya kepada Ayub, Tuhan mengungkapkan betapa terbatasnya pemahaman manusia tentang kebijaksanaan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa penderitaan kadang-kadang melebihi pemahaman kita, dan kita perlu mempercayai bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar yang sangat mungkin melebihi pengertian kita, sebab rancangan dan rencana Allah dalam kehidupan manusia adalah rancangan damai sejahtera bukanlah rancangan rencana kecelakaan.

3. Penderitaan dan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun