Mohon tunggu...
Thomas Andrew
Thomas Andrew Mohon Tunggu... Auditor - Auditor

Saya adalah seorang military enthusiast dan penyuka sejarah dengan spesialisasi sejarah perang dan geopolitik sejak tahun 2008. Mempelajari filsafat perang dan strategi militer

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Meninjau Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Konflik di Laut Tiongkok Selatan dari Sisi Pertahanan dan Geopolitik

29 Mei 2024   23:51 Diperbarui: 30 Mei 2024   00:11 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Laut Tiongkok Selatan dan potensi-potensinya. Sumber : Energy Minute

Momen dalam Latihan Militer Super Garuda Shield 2023. Sumber : Reddit, VOA Indonesia, US Embassy Jakarta
Momen dalam Latihan Militer Super Garuda Shield 2023. Sumber : Reddit, VOA Indonesia, US Embassy Jakarta

Latihan Super Garuda Shield 2023 memiliki banyak momen langka. Terdapat pada foto kanan atas,  Personil Pasukan Bela Diri Jepang berpartisipasi dalam Super  Garuda Shield 2023 di Sumatra. Ini adalah pertama kalinya personil militer Jepang menginjakkan kakinya kembali di pulau Sumatra sejak tahun 1945. Pada foto kanan bawah, dapat dilihat tank M1A1 Abrams Australia berlatih dengan Leopard 2A4 TNI AD. Latihan ini adalah pertama kalinya bagi militer Australia untuk menurunkan tank di luar negerinya sejak Perang Vietnam. Pada tanggal 13-20 Mei 2024, Korps Marinir TNI AL dan Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) melakukan latihan Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024 di Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Latihan  militer ini berguna bagi Indonesia untuk meningkatkan interoperabilitas atau keterhubungan antara TNI dengan militer dari negara-negara mitra terdekat untuk melaksanakan operasi militer apabila dalam keadaan darurat dan juga ajang persiapan bagi TNI untuk menghadapi skenario terburuk, yaitu terlibat konflik perang dengan negara yang memiliki kekuatan lebih besar daripada Indonesia.

Upacara Pembuka Latihan Militer CARAT 2024 di Lampung. Sumber : US Embassy Jakarta
Upacara Pembuka Latihan Militer CARAT 2024 di Lampung. Sumber : US Embassy Jakarta

Tidak hanya latihan militer bersama, Indonesia juga sudah sering mengirimkan beberapa personil militer ke berbagai negara untuk menambah wawasan dan kapasitas militer negara lain yang dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan personil TNI di masa mendatang. Sebagai contoh, Indonesia sudah mengirimkan beberapa taruna ke luar negeri, seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Jepang. Pengiriman taruna ini sama seperti pertukuran pelajar yang dilakukan oleh mahasiswa pada umumnya. Indonesia juga beberapa kali mengirimkan beberapa perwira tingkat menengah untuk menjalani pendidikan Sekolah Komando (Sesko) ke luar negeri, terutama ke Amerika Serikat. Indonesia sudah mengirimkan perwira menengahnynya ke Amerika Serikat untuk belajar pendidikan komando di US. Army Command and General Staff College, Fort Leavenworh, AS sejak tahun 1960. Pengiriman personil militer ke luar negeri ini memiliki dampak yang baik untuk Indonesia. Kegiatan ini bisa meningkatkan hubungan diplomatik dengan berbagai negara dan juga meningkatkan kapabilitas dan wawasan personil TNI untuk mengetahui bagaimana budaya militer luar negeri dan dapat menyerap atau mengadopsi sistem yang mungkin cocok diterapkan di Indonesia.

Solusi

Beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh Indonesia :

  • Untuk meningkatkan efektivitas modernisasi senjata, TNI harus meningkatkan kesederhanaan jenis persenjataan yang dibeli. Dalam beberapa kasus, Indonesia berupaya membeli alutsista dengan banyak tipe. Sebagai contoh, pembelian kapal fregat. Secara total, Indonesia dapat memiliki 2-3 tipe kapal untuk satu jenis. Pembelian seperti ini akan menyulitkan TNI AL untuk mengoperasikan berbagai jenis kapal dalam satu tipe. Proses perawatan akan sulit untuk kapal yang berbeda tipe dan tidak ekonomis untuk jangka panjang. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat kesiapan alutsista TNI di masa mendatang. Transfer teknologi dari berbagai jenis desain akan kurang berdampak, karena masing-masing desain memiliki cara pengembangan yang berbeda. Akibatnya, output dari transfer teknologi yang diberikan tidak ada atau kurang memuaskan.
  • Indonesia perlu meningkatkan kerja sama dengan negara ASEAN untuk menyelesaikan sengketa Laut Tiongkok Selatan. Selama ini, masing-masing negara ASEAN yang terdampak oleh sengketa Laut Tiongkok Selatan tidak memiliki kesepakatan bagaimana cara menanggapi persoalan ini. Dengan menyatukan suara dan upaya atau kebijakan yang selaras, maka tekanan diplomatik yang dirasakan Tiongkok pada sengketa Laut Tiongkok Selatan menjadi semakin kuat. Hal ini bisa dilakukan dengan penggelaran latihan militer bersama untuk meningkatkan kohesi antara militer negara-negara ASEAN.
  • Indonesia dapat meningkatkan kerja sama hubungan diplomatik dan pertahanan dengan negara-negara besar dengan memanfaatkan posisi strategis Indonesia yang berpotensi dapat membantu Indonesia menghadapi ancaman konflik Laut Tiongkok Selatan. Hal ini dapat memberikan tekanan bagi Tiongkok dan mendukung kekuatan pertahanan Indonesia yang masih belum mencukupi.
  • Dalam hal pertahanan, Indonesia perlu melanjutkan proses modernisasi dan melengkapi jenis alutsista yang dimiliki untuk meningkatkan kapabilitas dan kesiapan tempur. Dengan alutsista yang tepat dan canggih, Indonesia dapat memiliki kemampuan untuk menggagalkan ancaman dari luar sebelum pihak lawan dapat melakukan penerobosan wilayah teritorial dan melakukan invasi ke wilayah Indonesia. diplomatik yang tidak diimbangi dengan kekuatan militer yang kuat tidak akan hanya memberikan dampak yang kosong. Big stick diplomacy yang dilakukan oleh presiden AS, Theodore Roosevelt, pada awal abad ke-20 memberikan gambaran dari diplomasi yang halus didukung oleh kekuatan militer yang kuat akan memberikan keseganan dari pihak lawan.
  • Indonesia disarankan untuk menyesuaikan doktrin militer continental based defense menjadi maritime based defense. Pembelian alutsista diutamakanyang dapat mendukung operasi militer di laut dan udara Klaim Laut Natuna Utara oleh Tiongkok sudah membuktikan bahwa potensi medan perang yang Indonesia hadapi di masa mendatang adalah mayoritas di laut dan udara. Ketika pertahanan laut dan udara gagal, pulau-pulau Indonesia akan menjadi medan perang berikutnya. Apabila Indonesia masih berpatokan pada pertahanan berbasis daratan, kehilangan wilayah laut teritorial akan merugikan Indonesia dan Indonesia tidak memiliki strategi utama untuk mempertahankan wilayah laut dan udaranya.
  • Meningkatkan kemampuan ekonomi untuk menunjang kebutuhan dalam mempertahankan wilayah Indonesia dan meningkatkan bargaining power.

Daftar Pustaka

Admin TNI AD. (2023, 10 Juni). Tiga Pamen TNI AD Berhasil Lulus Pendidikan Sesko Angkatan Darat Amerika Serikat Dengan Predikat Cum Laude. Diakses pada : 21 Mei 2024, dari https://tniad.mil.id/tiga-pamen-tni-ad-berhasil-lulus-pendidikan-sesko-angkatan-darat-amerika-serikat-dengan-predikat-cum-laude/

Administrator. (2023, 21 Maret). "Monster Laut" Penjaga Keutuhan Maritim RI. Diakses pada : 16 Mei 2024, dari  https://indonesia.go.id/kategori/editorial/6946/monster-laut-penjaga-keutuhan-maritim-ri?lang=1

Agusman, Damos Dumoli. "Sengketa Laut China Selatan: A Legal Brief. Jurnal Hukum dan Perjanjian Internasional Opinio Juris, Volume 20

Ali, A.H. (2022, 28 Desember). Menilik Belanja Pertahanan Via Pinjaman Luar Negeri Tahun Ini. Diakses pada : 25 Mei 2024, dari  https://www.cnbcindonesia.com/opini/20221226110548-14-400071/menilik-belanja-pertahanan-via-pinjaman-luar-negeri-tahun-ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun