Mohon tunggu...
Thomas Andrew
Thomas Andrew Mohon Tunggu... Auditor - Auditor

Saya adalah seorang military enthusiast dan penyuka sejarah dengan spesialisasi sejarah perang dan geopolitik sejak tahun 2008. Mempelajari filsafat perang dan strategi militer

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Meninjau Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Konflik di Laut Tiongkok Selatan dari Sisi Pertahanan dan Geopolitik

29 Mei 2024   23:51 Diperbarui: 30 Mei 2024   00:11 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Natuna dan Fiery Cross Reef. Sumber : Google Earth

Jangkauan radar, SAM, dan pesawat tempur Tiongkok (Chengdu J-10)  dari pangkalan di berbagai pulau Laut Tiongkok Selatan. Sumber : CSIS iDeas Lab
Jangkauan radar, SAM, dan pesawat tempur Tiongkok (Chengdu J-10)  dari pangkalan di berbagai pulau Laut Tiongkok Selatan. Sumber : CSIS iDeas Lab

Apabila ketegangan di Laut Tiongkok Selatan berubah menjadi konfrontasi atau perang, Indonesia tidak berhadapan langsung dengan seluruh kekuatan penuh dari militer Tiongkok yang berlokasi di wilayah Komando Theater Selatan. Militer Tiongkok akan membagi kesatuannya ke beberapa negara, seperti Vietnam, Brunei, Malaysia, dan Indonesia. Dengan begitu, dari total 178-185 kapal perang yang dimiliki oleh AL Tiongkok dan Penjaga Pantai Tiongkok, Indonesia diperkirakan harus berhadapan dengan 65 kapal perang AL Tiongkok dari berbagai jenis. Perhitungan dijabarkan sebagai berikut :

Sumber : Jamestown
Sumber : Jamestown

Sumber : Olahan Penulis
Sumber : Olahan Penulis

screenshot-2024-05-29-222224-6657483f34777c5ce73e5922.png
screenshot-2024-05-29-222224-6657483f34777c5ce73e5922.png

Sumber : Olahan Penulis
Sumber : Olahan Penulis

Angka di atas merupakan angka perkiraaan dari jumlah kapal perang yang dimiliki oleh tiap negara dari data-data yang didapat oleh penulis. Perhitungan merupakan estimasi sederhana didasarkan dengan jumlah kapal. Faktor lain dikesampingkan. Perhitungan ini tidak memasukan jumlah kapal Penjaga Pantai dari tiap pihak, karena pada umumnya dalam keadaan perang, Penjaga Pantai memiliki peran untuk menjaga wilayah laut teritorial dari penerobosan musuh dan tidak diikutkan ke dalam armada atau gugus tugas serang. Indonesia memiliki kemungkinan terbesar untuk berhadapan dengan salah satu gugus tugas kapal induk Tiongkok, karena jarak Indonesia merupakan yang paling jauh dari markas-markas Tiongkok di wilayah Laut Tiongkok Selatan, termasuk kepulauan Spratly. Kehadiran kapal induk ini akan memberikan Tiongkok sebuah perlindungan udara untuk mendukung operasi militer laut melawan Indonesia atau melindungi armada dari serangan udara Indonesia. Untuk elemen udara, Tiongkok akan memfokuskan pada Vietnam dan Indonesia, dengan perhitungan sebagai berikut :

screenshot-2024-05-29-222507-665748dcc925c4368f160532.png
screenshot-2024-05-29-222507-665748dcc925c4368f160532.png

Sumber : Olahan Penulis
Sumber : Olahan Penulis

AU Tiongkok diperkirakan akan mefokuskan kekuatan udaranya pada Vietnam, karena Vietnam memiliki pesawat tempur terbanyak dan memiliki jarak terdekat dengan daratan utama Tiongkok. Meskipun begitu, Indonesia menjadi salah satu fokus utama, karena memiliki kekuatan udara yang cukup besar. Jarak jauh antara pangkalan militer Tiongkok di Kepulauan Spratly dengan wilayah udara Indonesia dapat diatasi dengan dukungan dari pesawat tanker. Diperkiran militer Tiongkok akan melancarkan serangan cepat yang menentukan ke 4 negara tersebut yang menghasilkan efek kehancuran yang maksimal untuk mematahkan semua kemungkinan perlawanan dari 4 negara tersebut dan memaksa Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam untuk menyerah dan menerima kerugian wilayah yang telah direbut oleh Tiongkok.

Penyerangan pada wilayah Laut Natuna Utara diperkirakan akan diawali dengan infiltrasi kapal selam AL Tiongkok ke wilayah laut Indonesia untuk menempati posisi-posisi strategis. Setelah itu, gugus tugas AL Tiongkok bersama dengan divisi tempur udara Tiongkok akan memulai serangan kilat. Serangan udara AU Tiongkok akan difokuskan pada instalasi militer, seperti pangkalan udara dan laut TNI, markas besar TNI, dan radar, dan infrastruktur strategis, seperti jaringan telekomunikasi, pembangkit listrik, dan jembatan strategis. Serangan ini dilancarkan untuk menghambat reaksi Indonesia untuk melakukan serangan balasan atau bahkan melumpuhkan kekuatan TNI. Banyak instalasi militer yang ada pada wilayah Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I menjadi sasaran dan mengakibatkan kerusakan yang signifikan. AU Tiongkok akan menargetkan banyak pangkalan udara yang menampung pesawat tempur, seperti Lanud Roesmin Noerjadin di Pekanbaru, Lanud Supadio di Pontianak, Lanud Iswahjudi di Madiun, dan Lanud Sultan Hassanudin di Makassar, untuk melumpuhkan kekutan udara TNI AU dan menjamin dominasi udara wilayah perang ke Tiongkok. Kekurangan atau tidak adanya SAM jarak menengah atau jauh ini akan mengakibatkan AU Tiongkok dapat meluncurkan serangan berbagai serangan misil dari jarak aman yang relatif luas dengan berbagai platform, dari pesawat tempur Shenyang J-11 hingga kemungkinan pesawat pembom Xian H-6K dengan misil jelajah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun