Mohon tunggu...
thomas wibowo
thomas wibowo Mohon Tunggu... Guru - pedagog

praktisi pendidikan di kolese kanisius jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Begini Caranya Membangun Kultur Pemimpin di Sekolah

20 Juli 2015   20:23 Diperbarui: 21 Juli 2015   12:03 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, menghidupkan artefak kepemimpinan. Sekalipun bangunan sekolah tergolong tua namun tetap bisa menggetarkan siapapun yang sedang berjalan melewatinya. Hal itu dikarenakan sekolah A. B. Combs mampu memvisualisasikan misi-visi sekolah dalam berbagai poster, lukisan dinding, karya seni dll yang yang ditata dengan apik dalam gedung sekolah. Bahkan prinsip-prinsip kepemimpinan dijadikan nama jalan, bahkan musik-musik pun dirancang sehingga mampu mengekspresikan kebiasaan efektif para siswa di sekolah.

Dalam beberapa aspek mungkin beberapa sekolah tertentu telah memasang artefak itu di dinding sekolah. Sekalipun demikian masih terlihat belum ditata, dirancang, dan ditempatkan secara kreatif. Isinya pun juga belum mewakili semboyan atau motto kepemimpinan sebagaimana kita harapkan.

Keempat, tradisi-tradisi kepemimpinan. Tradisi kepemimpinan ini diciptakan bertujuan 1) memberi kesempatan siswa menjadi pemimpin, 2) membangun relasi kekeluargaan siswa, guru, karyawan, dan komunitas, 3) meneguhkan nilai-nilai sekolah, dan 4) menciptakan kenangan abadi bagi siswa. Bentuk tradisi kepemimpinan itu misalnya: Hari Kepemimpinan (pameran musik, makanan, pidato, kebiasaan efektif dsb), Festival Internasional (festival makanan, tari, dansa), Santap Siang, Proyek Layanan (gerakan anti makanan kaleng), dan Perayaan Hari Kesuksesan (perayaan prestasi individu).

Kelima, menceritakan kisah-kisah yang melegenda. Kisah-kisah diambil dari pengalaman heroik yang dialami siswa dan inspiratif bagi siswa lain. Kisah-kisah kepemimpinan itu biasanya menunjukkan bahwa setiap siswa bisa membuat sesuatu yang berbeda dan positif dalam beragam situasi. Semoga bermanfaat.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun