Situasi wabah virus corona/covid 19 membuat orang kebanyakan berpikir ulang mengenai rencana-rencana hidupnya, ada yang berencana menikah jadi tertunda, ada yang mau ke luar negeri jadi batal, ada yang lama menunggu waktu umroh jadi batal tiba-tiba, dan lainnya lagi. Menurut Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, 1,5 juta orang dirumahkan dan 10% nya di PHK akibat corona (Kompas.com-12/04/2020). Apakah kita termasuk yang mengalami akibat tersebut?
Saya bekerja di Unit Penagihan suatu Bank, dan saya masih tetap masuk kerja, meskipun banyak debitur (pihak berhutang) yang menggunakan Jurus "kata pak Jokowi", angsuran boleh tidak dibayar setahun, tanpa dibaca baik-baik syarat dan aturan siapa yang mendapatkan. Lucunya, sebelum wabah covid ini, debitur tersebut sudah enggan membayar, saat wabah, dipakai juga alasan tersebut. Alamak!
Setiap orang bobot masalahnya berbeda, apakah kita pekerja informal, pekerja formal, Aparatur Sipil Negara (ASN), Swasta, Pengusaha, Ibu Rumah Tangga atau lainnya. Tapi dari situasi yang saya pun juga kena imbasnya, saya melihat ada pihak yang tetap menyuarakan optimisme, seperti narasi pemerintah yang mengomentari puncak wabah ada di Mei/Juni 2020, juga sekelas IMF pun juga optimis di 6 (enam) bulan kedua tahun ini, apabila wabah selesai, ekonomi tetap rebound mengalami pertumbuhan, juga media media yang aktif menyuntik optimisme publik dengan beritanya.
Namun wacana mengatasi kriris akan butuh waktu, saat ini masyarakat perlu didorong untuk tidak salah langkah dalam bertindak. Saya melihat perlunya suatu gerakan yang harus ditanamkan di alam bawah sadar masing-masing orang yaitu Gerakan 3 sadar, yaitu
- Sadar Informasi
- Sadar kesehatan
- Sadar Keuangan
Semuanya ini untuk menjaga stabilitas kehidupan. Orang yang terganggu masalah, dan panik tanpa kepastian sering mengambil keputusan yang salah. Maka perlu adanya guidance yang mudah diterapkan namun efektif
Dalam SADAR INFORMASI membuat kita menyaring setiap informasi yang kita dapat dan mampu mengolahnya secara benar. Situasi saat ini, sebenarnya tidak hanya bicara bahaya virus Covid 19. Virus ini memicu sederet masalah lainnya, yaitu lapangan kerja berkurang, kemiskinan bertambah, ketidapastian di berbagai sektor. Untuk Informasi umumnya ada dua jenis, baik dan buruk.Â
Bila menerima kabar buruk, seperti misalnya 'asosiasi perhotelan memprediksi hotel di Indonesia hanya akan bertahan sampai Juni untuk operasional' maka otomatis akan terbayang gelombang PHK, belum lagi supply chain-nya yang berkaitan dengan hotel, yaitu agent tour and travel, tempat wisata, dan sejenisnya mengalami dampak negatif.Â
Penerapan sadar informasi yang benar menurut saya, stop sharing berita ini, apabila akan share, gunakan kata 'sementara tutup' , jangan dengan kata 'bangkrut', 'hotel kiamat', 'hotel mati'. Bedanya signifikan. Berlawanan dengan hal tersebut, apabila menerima berita baik, 'trend orang yang positif corona mengalami penurunan tiga hari terakhir', apabila kita dorong berita ini jadi sesuatu yang membuat gembira berlebihan, itu juga kurang tepat, cenderung mengaburkan fakta. Lebih tepat kita berikan judul tiga hari menurun, tapi yang menunggu hasil test corona masih ribuan orang.Â
Doakan banyak yang negatif. Lebih netral dan masih ada celah harapan. Demikian pula informasi tentang kejatuhan finansial, ada saja berita tentang bank bank akan merugi, Net Performing Loan (NPL) atau kredit macet meningkat, masyarakat awam akan meilhat Bank tidak aman, jangan simpan di bank.Â
Hal ini berbahaya. Maka di awal April 2020 lalu, saya mendukung penuh saat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melakukan stress test terhadap perbankan apabila ekonomi semakin luluh lantak 'dihantam' covid 19, hasilnya ada 8 bank yang berpotensi gagal, dan LPS dengan menggandeng OJK sudah memiliki langkah-langkah antisipasi. Informasi seperti ini menurut saya dapat membuat public masih optimis dengan ekonomi Indonesia.
Pilih pihak mana yang kita percayai, media mana yang kita jadikan pegangan, cari yang kredibel. Saya pernah mendapatkan notifikasi, judulnya video jenasah Alm. Glenn Fredly dimasukkan ke Ambulance. Dalam video tersebut ada beberapa orang medis menggunakan APD mengawal masuknya jenasah yang sudah ditutup layaknya jenasah meninggal karena covid dan dimasukkan Ambulance dan berangkat untuk dikuburkan. Apabila kita termasuk orang yang  tidak menerapkan 'SARING SEBELUM SHARING', yang terjadi video itu sudah kemana-mana, dan probailitynya bisa jadi 50:50, sebagian percaya sebagian tidak. Begitupula data korban covid, kalau kita search saja di google ada ribuan sumber data yang menampilkan angka yang bisa jadi berbeda. Pilihan di tangan kita,siapa yang kita percaya. TIPS SUKSES SADAR INFORMASI adalah pilihlah informasi yang berguna bagi kita pribadi, keluarga, pekerjaan, masa depan.