Mohon tunggu...
Tholi Ziyadatul Ilmiyah
Tholi Ziyadatul Ilmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

me

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam, Perempuan, dan Gender

19 Desember 2022   07:07 Diperbarui: 19 Desember 2022   07:09 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembuktian peranan perempuan-perempuan hebat juga sudah banyak pada catatan sejarah islam sendiri. Bukan hanya terpacu pada satu bidang saja, namun sosok perempuan pada masa itu mampu hampir ikut andil dalam beberapa bidang yang ada. Seperti dalam bidang politik militer sebuah kisah diungkapkan bahwa sosok istri Rasulullah, Sayyidah Aisyah yang ikut serta aktif dalam beberapa peperangan yang ada pada masa itu. Beliau perempuan yang keberaniannya tidak diragukan lagi pada masa itu.

Selain kisah tersebut, terdapat pula sosok perempuan pada masa Khalifah Umar yang berani berargumen dan berdebat atas pendapat Khalifah Umar sendiri tepatnya dalam sebuah majlis di suatu masjid. Dan dalam sejarah dikatakan bahwa argumen perempuan tersebut dibenarkan oleh Khalifah Umar dibanding dengan argumen beliau sendiri, dan Khalifah Umar mengakui kekurangannya. Kemudian sosok Siti Khadijah ra yang juga merupakan istri Rasulullah yang terkenal akan keaktifannya sebagai pelaku ekonomi khususnya dibidang perniagaan dan perdagangan. Kisah-kisah tersebut menjadi bukti betapa peran perempuan yang membumi di masa perjalanan islam sendiri.

Disamping peran perempuan dalam bidang tersebut, dalam bidang pendidikan pula perempuan tidak luput berperan aktif pada masa itu. Hal tersebut dibuktikan dengan peran sosok Sayyidah Aisyah ra istri Rasulullah sendiri yang banyak meriwayatkan hadis Rasulullah SAW. Beliau dikenal akan intelektualnya yang tinggi sehingga tidak diragukan lagi kecerdasannya dan jasa beliau terhadap periwayatan hadis Nabi. Azyumardi Azra seorang cendekiawan muslim Indonesia juga menyebutkan sebuah bukti lain yang disajikan dalam buku karya an-Nawawi yang berjudul al-Asma', yang dalam buku tersebut juga mengungkapkan sosok ulama perempuan yang banyak bermunculan serta berperan pada era islam klasik.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa praktik-praktik deskriminasi perempuan yang terjadi pada masa pra islam nampaknya mulai tergeser dan menemukan titik kesetaraan seiring dengan membuminya islam yang mengajarkan perdamaian dan keadilan pada masa itu. Kesadaran dan pergolakan perempuan dalam menuntut kesetaraanya juga sudah dimulai sejak islam membumi di kawasan asalnya yaitu Arab, atau bahkan perempuan-perempuan islam itu sendiri yang juga ikut mempelopori serta berperan aktif dalam mencapai tujuan tersebut yakni kesetaraan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun