Kurikulum merdeka mulai diterapkan oleh Mendikburistek pada Februari 2022 sebagai salah satu program Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas peserta didik dengan memfokuskan pendidikan dan pembelajaran pada pengembangan karakter dari peserta didik itu sendiri. Kurikulum merdeka belajar memberikan kebebasan belajar kepada siswa untuk belajar apa yang siswa inginkan, Â dengan strategi dan metode yang bisa mereka pilih sendiri dan dengan didampingi oleh pendidik yang berpengalaman. Keadaan ini dapat mendatangkan hasil yang positif karena peserta didik dapat dengan mudah menginterpretasikan minat belajarnya untuk membentuk suatu karakter siswa yang baik.
Apakah penerapan Kurikulum Merdeka sudah tepat di terapkan untuk menggantikan kurikulum yang berlaku sebelumnya? Berikut adalah beberapa kelebihan dari Kurikulum Merdeka Belajar.
1. Lebih Sederhana dan MendalamÂ
Kurikulum Merdeka berfokus pada materi dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Prosesnya diharapkan menjadi lebih mendalam, tidak terburu buru, bermakna dan menyenangkan.
2. Lebih Merdeka
Peserta didik diharapkan memilih minat sesuai dengan keinginannya dan pendidik diharapkan untuk mengajar seusai dengan metode yang dianggap paling baik.
3. Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu terkini misalnya kesehatan, teknologi, lingkungan dan lainnya untuk mendukung pengembakangan karakter dan moral peserta didik.
Namun, Kurikulum Merdeka Belajar ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya yaituÂ
1. Kurang matangnya dalam hal persiapan
Karena kurikulum ini baru diterapkan beberapa bulan yang lalu disaat Indonesia baru saja keluar dari zona bahaya covid, sehingga persiapan pemerintah dan pendidik dalam menerapkan kurikulum ini pun belum matang dan belum maksimal.
2. Sistem pengajaran nya belum terencana dan terperinci
3. Kurangnya kapasitas SDM.
 Memang, pendidik yang ada di Indonesia sudah sangat banyak, tetapi pendidik yang profesional dan bisa mengikuti perkembangan kurikulum terbaru bisa dibilang kurang. Oleh karena itu, diperlukan adanya pelatihan atau diklat bagi para pendidik terhadap penerapan kurikulum merdeka belajar ini dan perlunya dihasilkan kualitas pengajar yang lebih baik bagi mahasiswa bidang pendidikan agar menjadi pendidik yang terus mengikuti perkembangan zaman.
Namun, masalah pendidikan Indonesia saat ini bukanlah pada kurikulumnya, tetapi terletak pada ketidakmerataan kesempatan pendidikan. Diluar sana terutama di daerah yang cukup terpencil sangat sedikit anak yang dapat merasakan pendidikan, masih banyaknya ditemukan kasus bullying, putus sekolah akibat masalah ekonomi ataupun medan tempuh yang sulit dilalui dan membahayakan. Jadi, hal utama yang seharusnya dibenahi adalah bagaimana agar pendidikan yang ada di Indonesia dapat dirasakan oleh setiap anak Indonesia.Â
Penulis : Dania Riska (22029006)
Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Negeri Padang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H