Mohon tunggu...
Thio Hok Lay
Thio Hok Lay Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku 'Mendidik, Memahkotai Kehidupan'

Teaching Learning Curriculum Department, Yayasan Citra Berkat, Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cerdas dan Bijak Menapaki Dunia Digital

27 Agustus 2020   10:27 Diperbarui: 28 Agustus 2020   18:16 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo ilustrasi : Murid SD Citra Kasih CitraLand City, Samarinda/ Doc. pribadi

Temuan gambar gerak (fitur gif) porno di aplikasi WhatsApp yang dapat diakses secara bebas oleh publik merupakan bentuk kemunduran dan tamparan di tengah-tengah era kemajuan teknologi.

Fenomena maraknya pertikaian bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan) akibat ujaran kebencian (hate speech) dan kabar bohong (hoaks) yang bertaburan di media sosial (facebook) berpotensi untuk memicu dan mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa.

Bahkan, eksistensi manusia sebagai adalah makhluk homo homini socius juga mulai dipertanyakan. Semula, manusia baru dikatakan menjadi manusia ketika keberadaannya berarti bagi sesamanya. 

Ironis, acap kita lihat dan dengar bahwa dalam suatu perjumpaan antar pribadi (bahkan di dalam keluarga sekalipun), yang terjadi adalah suasana "ketidakperjumpaan" akibat saling asing antar satu dengan yang lainnya. 

Meski duduk bersama, namun pikiran, dan konsentrasi ada di dalam dunianya masing --masing. Dengan demikian, ada benarnya pernyataan yang mengatakan bahwa gawai itu "menjauhkan yang dekat, dan mendekatkan yang jauh."

Di rumah, mari sejenak luangkan waktu khusus guna perjumpaan antar anggota keluarga guna sungguh -- sungguh saling menyimak melalui proses komunikasi antar pribadi yang saling membangun.

Di sekolah, mari mulai ditumbuhkembangkan model komunikasi murid -- guru yang setara dan sederajat; terbuka, jujur, saling memperhatikan dan menguatkan (positive pals). Mengingat, dunia pendidikan tidaklah melulu berurusan dengan aspek kognitif (pengetahuan), namun terkait erat dengan urusan nilai moral dan karakter unggul.

Sedih, bila di tengah keberagaman dan kemelimpahan sumber daya, anak - anak justru memilih menyendiri, sibuk menunduk menatap gawainya. Mereka bukan robot, tapi anak manusia; generasi emas pemilik masa depan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun