Mohon tunggu...
Thio Hok Lay
Thio Hok Lay Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku 'Mendidik, Memahkotai Kehidupan'

Teaching Learning Curriculum Department, Yayasan Citra Berkat, Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tetap Produktif di Masa Sulit

4 Agustus 2020   06:42 Diperbarui: 4 Agustus 2020   06:31 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber photo ilustrasi: parentstory.com

'Saya hanya memiliki tenaga yang digerakkan oleh cita-cita dan mimpi'  - Dr. (HC) Ir. Ciputra

KEBANGKRUTAN terbesar manusia adalah kegagalannya dalam memanfaatkan waktu yang ada. Mengingat bahwa waktu merupakan sumber daya yang terbatas. Perjalanan waktu tidak pernah berjalan mundur kembali. 

Yang bisa dilakukan hanyalah sebatas mengenang kembali (nostalgia) atas pelbagai hal yang telah ditelan oleh sang waktu. Dan dalam mengenang, tentu saja hanya ada dua kemungkinan; yakni melahirkan ungkapan syukur atau penyesalan.

Masih dalam suasana penuh keprihatinan dan introspeksi pikir dan batin sebagai bagian dari anak bangsa yang sedang dirundung musibah pandemi; dimana segala daya upaya telah diperjuangkan, bahkan nyawa pun dipertaruhkan agar anak bangsa ini dapat segera mentas dari wabah Covid-19, kiranya ajakan untuk tetap produktif; belajar, bekerja, beribadah dari rumah boleh  menjadi penyemangat bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas dengan tetap sukacita, tekun dan sabar, sambil berdoa agar bangsa kita dapat segera mengatasi dan dipulihkan dari pandemi Covid-19.

Khususnya terkait dengan aktivitas belajar (bagi pelajar) dan bekerja (bagi pekerja), guna menjaga agar spirit dan stamina dalam belajar dan berkarya tetap produktif di masa sulit (pandemi); maka prasyarat pertama dan utama adalah kesediaan dan kesadaran personal untuk memaknai hakekat dari belajar dan bekerja dengan tepat.

Belajar, Bekerja, dan Berdoa

 Belajar dan bekerja yang dibalut dengan doa, nantinya akan menghadirkan kebahagiaan dalam kehidupan. Mengingat hakekat dari ora et studia dan ora et labora adalah upaya untuk mengisi dan memberikan makna atas kehidupan itu sendiri.  

Hanya melalui aktivitas belajar dan bekerjalah maka eksistensi manusia menjadi nyata. Mengingat manusia baru menjadi manusia ketika ia berpikir; belajar dan bekerja (Homo sapiens).

Perlu diingat dan disadari bersama bahwa hakekat dari belajar dan bekerja tidaklah hanya berorientasi pada urusan perut semata-mata.  Jika orientasi dalam belajar dan bekerja hanyalah sekedar untuk kepentingan praktis; yakni untuk mendapatkan uang, guna pemenuhan kebutuhan, maka predikat dan derajat manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal dan budi oleh Sang Khalik, menjadi turun; menjadi mirip dengan animalia yang berburu ketika lapar, yang menempatkan dan memposisikan pihak lain sebagai kompetitor yang harus  dikalahkan dan dimatikan. 

Fenomena altruisme menumpul, tergerus oleh egoisme; menjadi lupa diri dan liyan, bahkan lupa kepada Sang Khalik; pemberi dan pemilik kehidupan.

Terkait bagaimana menjaga spirit agar pijar semangat dalam belajar dan bekerja senantiasa menyala bahkan berkobar, maka merujuk pada teori performance; sebagai pelajar dan pekerja perlu sejenak mengenal dan menilai keotentikan diri dengan jujur; apakah kita termasuk dalam kategori pelajar dan pekerja yang textual performance; usaha yang dilakukan relatif hanyalah sekedar sampai pada batas minimal uraian tugas (jobdesc), yang dalam hal kedisiplinan termasuk kaum penganut datang terlambat pulang disiplin, ataukah sudah sampai pada area contextual performance; di mana dengan atau tanpa instruksi, bersedia menuntut diri untuk mau berjerihjuang melampui sekedar uraian jobdesc yang ada; dengan tulus, dan sepenuh hati mau berkontribusi lebih guna kemajuan diri dan komunitas.

Munif Chatib melalui pujian tulisnya yang dialamatkan kepada Muhsin Budiono; penulis buku The Jongos Ways mengatakan bahwa ketika seorang pekerja, dengan segala daya upaya, kreativitas dan inovasi mencoba menciptakan mutu atas pekerjaannya, maka sebenarnya ia telah bergerak ke arah profesional. Ingat, bahwa karya tidaklah mengenal pangkat dan jabatan. 

Ia lahir atas kesadaran diri bahwa hidup adalah kesempatan untuk menghasilkan manfaat, bagi diri dan bagi sesamanya. Itulah mengapa makna predikat yang disematkan pada kata "karyawan' adalah kemampuan dari seseorang dalam menghasilkan 'karya'.

Guna menjaga agar keberlangsungan dan keberlanjutan dari produktivitas dibutuhkan disiplin diri (self discipline) yang tinggi. Termasuk di dalamnya terkait dengan model pembelajaran jarak jauh secara online bagi para pelajar selama masa pandemi. 

Kasali (2015) dalam bukunya yang berjudul "Self Driving: Menjadi Driver atau Passanger?, mendefinisikan self discipline sebagai kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk bertindak tanpa terganggu oleh keadaan emosi,  tidak dipengaruhi oleh mood, bertanggungjawab, punya kesadaran diri dan konsisten dalam meraih tujuan personal, tanpa campur tangan orang lain.

Tentunya, kesemua sikap dan karakter tersebut tidaklah otomatis terbangun dengan sendirinya. Sebaliknya, dibutuhkan latihan dan pembiasaan diri dengan penuh kesungguhan. Meski sulit, yakin tetap bisa. 

Sekiranya kesemuanya dijalani dan dilakukan dengan ikhlas dan penuh rasa syukur, maka meminjam istilah Gede Prama (2002), niscaya kita termasuk ke dalam manusia-manusia yang tidak pernah miskin. Mengingat kaya atau miskinnya seseorang, nantinya akan terkait erat dengan seberapa baik dan seberapa bisa ia menikmati dan mensyukuri hidupnya, bukan seberapa banyak materi yang dimilikinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun