Keledai itu lalu melompat kegirangan dan melanjutkan perjalanannya. Ia merasa puas dan mengulangi lagi kata-katanya, "Rumput itu biru, rumput itu biru ..."
Merasa tidak bersalah dan galau mendapat hukuman dari sang raja, akhirnya Harimau memberanikan diri bertanya kepada Singa, "
Yang Mulia, mengapa anda menghukum saya, padahal kita sudah sama-sama mafhum bahwa sedari awal penciptaan alam ini yang namanya rumput itu kan berwarna hijau. Apakah saya salah Yang Mulia ?"
Singa menjawab, "Kau kan sudah tahu dan melihat dengan mata dan pikiranmu sendiri bahwa rumput itu memang berwarna hijau."
Harimau itu bertanya, " Benar. Jadi mengapa anda menghukumku Yang Mulia ?"
Singa itu menjawab, "Kau tahu Harimau. Hukuman yang kuberikan itu tidak ada hubungannya samasekali dengan pertanyaan apakah rumput itu berwarna biru atau hijau. Hukuman itu aku berikan kepadamu lebih sebagai pelajaran, karena sebagai makhluk yang dikaruniai kecerdasan dan keberanian yang luar biasa, kau justru bertindak yang malah merendahkan derajatmu sendiri. "
"Sebagai makhluk cerdas dan pemberani kau sangat tidak pantas membuang waktumu dan menyia-nyiakan usiamu hanya untuk berdebat dengan keledai. Bukankah kau sudah tahu bahwa derajat kecerdasan dan keberanian keledai itu jauh sekali berada dibawahmu ? Lantas kenapa kau masih mau melayani berdebat dengannya ? Untuk menunjukkan bahwa kau lebih cerdas darinya ? Untuk memuaskan egomu?"
"Dan di atas itu semua, yang membuatku menjatuhkan hukuman itu kepadamu, adalah karena kau datang dan menggangguku dengan pertanyaan itu hanya untuk memvalidasi sesuatu yang kau sendiri sudah tahu tentang kebenarannya!"
"Camkan ini Harimau. Membuang waktu terbesar adalah berdebat dengan orang bodoh dan fanatik yang tidak peduli dengan kebenaran atau kenyataan, tetapi hanya menginginkan kemenangan atas keyakinan dan ilusinya sendiri."
"Maka, jangan pernah kau membuang waktu untuk diskusi atau berdebat dengan mereka yang tidak mau menggunakan akalnya. Ada banyak makhluk seperti itu diluar sana. Bahkan seandainya kau bawakan semua bukti yang paling absah sekalipun kepada mereka, mereka tetap tidak memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Mereka itu adalah makhluk yang sudah dibutakan oleh ego, kebencian dan dendam. Dan satu-satunya hal yang mereka inginkan adalah menjadi benar meskipun sebenarnya tidak."
"Kalaupun kau ingin melayani diskusi atau perdebatan, maka lihatlah dulu siapa yang akan menjadi lawanmu. Kau boleh berdiskusi atau berdebat, misalnya dengan kancil, serigala, atau burung hantu. Sebab mereka itu adalah makhluk yang mau menggunakan akalnya dan selalu terpikat dengan rasa penasaran untuk mencari kebenaran. Tapi dengan Keledai yang sepanjang hidupnya hanya bisa mengangkut beban, meski ia membawa sekarung kitab diatas punggungnya, maka menyingkirlah darinya. Sebab kitab-kitab yang dibawanya itu hanyalah menjadi pajangan yang justru samasekali tak pernah dibaca atau dipelajarinya !"
Ketika kebodohan berteriak, maka KECERDASAN harus BERGERAK...