Mohon tunggu...
Thimie KnightDahmer
Thimie KnightDahmer Mohon Tunggu... Tutor - Tentor Bahasa Inggris dan novelist genre Thriller

Saya adalah tentor Bahasa Inggris yang sudah mengajar sejak tahun 2006. Saya lulusan S1 Hukum UII tapi saya memilih untuk membagi pengetahuan saya tentang Bahasa Inggris kepada teman-teman yang belum paham. Sejak tahun 2015 saya tertarik untuk menulis novel dan saya sudah menghasilkan 6 novel yang saya awali dengan genre romance dan sekarang saya memilih menulis genre thriller.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Never Argue With A Fool

13 April 2023   14:20 Diperbarui: 13 April 2023   14:24 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Suatu hari di sebuah lembah di kerajaan hewan. Nampak seekor keledai sedang berbicara dengan seekor harimau.
Keledai itu dengan mantap berkata kepada Harimau, "Kau lihat, rumput itu semuanya berwarna biru."


Dengan spontan Harimau itu menjawab, "Tidak, rumput itu semuanya berwarna hijau."


"Tidak bisa. Rumput itu biru, " balas Keledai.


"Tidak mungkin. Itu mustahil. Dari sejak zaman awal rumput itu tidak akan berubah. Warnanya tetaplah hijau," timpal Harimau.


Diskusi lalu menjadi panas. Keduanya tak ada yang mau mengalah. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka memutuskan untuk menyerahkan masalah ini ke dewan arbitrase yang diketuai oleh sang raja.


Mereka kemudian tiba di istana dan menghadap kepada ketua dewan arbitrase yaitu Singa Sang Raja.


Ketika mereka mendekati Singa di singgasananya, keledai itu mulai berteriak, "Yang Mulia, bukankah benar rumput itu berwarna biru?"


Singa menjawab dengan pelan, "Jika kau percaya bahwa hal itu benar, maka di mata dan pikiranmu, rumput itu pasti berwarna biru."


Keledai itu lalu bergegas ke depan dan melanjutkan, "Harimau itu tidak setuju dengan saya Yang Mulia. Bahkan dia menentang pendapat saya dan mengganggu saya dengan pernyataannya bahwa rumput itu berwarna hijau. Maka, demi keadilan tolong Yang Mulia menghukumnya."


Raja kemudian mengatakan,"Baiklah. Harimau, dengan ini aku putuskan kau akan diberi sanksi hukuman yaitu harus diam tidak boleh berkata-kata apapun selama 3 hari."


Kalian tahu, di masa itu hukuman terberat yang bisa dijatuhkan pada hewan yang melanggar aturan kerajaan adalah dilarang berbicara atau berkata-kata apapun selama 3 hari. Dengan kata lain mereka harus berpuasa bicara!


Keledai itu lalu melompat kegirangan dan melanjutkan perjalanannya. Ia merasa puas dan mengulangi lagi kata-katanya, "Rumput itu biru, rumput itu biru ..."


Merasa tidak bersalah dan galau mendapat hukuman dari sang raja, akhirnya Harimau memberanikan diri bertanya kepada Singa, "
Yang Mulia, mengapa anda menghukum saya, padahal kita sudah sama-sama mafhum bahwa sedari awal penciptaan alam ini yang namanya rumput itu kan berwarna hijau. Apakah saya salah Yang Mulia ?"


Singa menjawab, "Kau kan sudah tahu dan melihat dengan mata dan pikiranmu sendiri bahwa rumput itu memang berwarna hijau."


Harimau itu bertanya, " Benar. Jadi mengapa anda menghukumku Yang Mulia ?"


Singa itu menjawab, "Kau tahu Harimau. Hukuman yang kuberikan itu tidak ada hubungannya samasekali dengan pertanyaan apakah rumput itu berwarna biru atau hijau. Hukuman itu aku berikan kepadamu lebih sebagai pelajaran, karena sebagai makhluk yang dikaruniai kecerdasan dan keberanian yang luar biasa, kau justru bertindak yang malah merendahkan derajatmu sendiri. "


"Sebagai makhluk cerdas dan pemberani kau sangat tidak pantas membuang waktumu dan menyia-nyiakan usiamu hanya untuk berdebat dengan keledai. Bukankah kau sudah tahu bahwa derajat kecerdasan dan keberanian keledai itu jauh sekali berada dibawahmu ? Lantas kenapa kau masih mau melayani berdebat dengannya ? Untuk menunjukkan bahwa kau lebih cerdas darinya ? Untuk memuaskan egomu?"


"Dan di atas itu semua, yang membuatku menjatuhkan hukuman itu kepadamu, adalah karena kau datang dan menggangguku dengan pertanyaan itu hanya untuk memvalidasi sesuatu yang kau sendiri sudah tahu tentang kebenarannya!"


"Camkan ini Harimau. Membuang waktu terbesar adalah berdebat dengan orang bodoh dan fanatik yang tidak peduli dengan kebenaran atau kenyataan, tetapi hanya menginginkan kemenangan atas keyakinan dan ilusinya sendiri."


"Maka, jangan pernah kau membuang waktu untuk diskusi atau berdebat dengan mereka yang tidak mau menggunakan akalnya. Ada banyak makhluk seperti itu diluar sana. Bahkan seandainya kau bawakan semua bukti yang paling absah sekalipun kepada mereka, mereka tetap tidak memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Mereka itu adalah makhluk yang sudah dibutakan oleh ego, kebencian dan dendam. Dan satu-satunya hal yang mereka inginkan adalah menjadi benar meskipun sebenarnya tidak."


"Kalaupun kau ingin melayani diskusi atau perdebatan, maka lihatlah dulu siapa yang akan menjadi lawanmu. Kau boleh berdiskusi atau berdebat, misalnya dengan kancil, serigala, atau burung hantu. Sebab mereka itu adalah makhluk yang mau menggunakan akalnya dan selalu terpikat dengan rasa penasaran untuk mencari kebenaran. Tapi dengan Keledai yang sepanjang hidupnya hanya bisa mengangkut beban, meski ia membawa sekarung kitab diatas punggungnya, maka menyingkirlah darinya. Sebab kitab-kitab yang dibawanya itu hanyalah menjadi pajangan yang justru samasekali tak pernah dibaca atau dipelajarinya !"


Ketika kebodohan berteriak, maka KECERDASAN harus BERGERAK...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun