"Ayah tidak ingin kamu marah lagi pada ayah, hanya karena keinginanmu untuk makan daging tidak bisa ayah turuti."
"Ayah belum menjawab pertanyaanku," pintaku dengan nada kesal  dengan masih tetap mengunyah daging hasil masakan ayahku yang rasanya bisa dibilang lumayan.
Ayah memberikan selembar kertas yang bertuliskan orang hilang.
"Apa hubungannya hilangnya Wanda dengan daging yang ayah sajikan?" tanyaku dengan nada penuh kebingungan.
Ayah beranjak dari tempat kita makan menuju keluar. Diapun kembali dengan membawa sebuah kotak kecil. Dibukanya kotak itu lalu dikeluarkannya sebuah kepala manusia.
Aku pun muntah-muntah. Aku menatap ayahku dengan rasa tidak percaya. Tidak lama aku pun pingsan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H