#hanyasekedarberbagicerita
#misteri
#kisahnyata
Pada suatu pagi setelah mengantar anakku sekolah tiba-tiba aku kehabisan bensin. Parahnya, selain jarak masih bisa dibilang lumayan aku lupa bawa hape dan juga dompet. Aku harus mendorong motor hingga pombensin dekat rumah, lalu aku tinggal motor disana, aku berjalan menuju rumah untuk mengambil uang. Itu rencana yang ada di otakku.
Beberapa kali mendorong aku beristirahat karena capek. Hingga, ketika sedang mendorong dan sibuk dengan pikiranku sendiri tiba-tiba ada orang menyapaku dari belakang.
"Miss Thim, mogok motornya? Kenapa?"
Ternyata teman lama dari kursusan Bahasa Inggris. Dia pegawai admin di kursusan Bahasa Inggris tempatku pernah mengajar.
Aku sambil tersenyum malu menjawab, "Kehabisan bensin Gus."
"Okay aku dorong ya? Ketempat pom deket rumah kan?"
Aku menjawab dengan singkat, "Iya, biar dari sana nanti aku pulang jalan kaki menuju rumah."
"Lho, kenapa?"
Aku tersenyum malu lagi. "Lupa bawa dompet ..."
"Ah gampang. Aku dorong ya?" tawarnya sambil bersiap mendorong motorku dengan kaki kirinya.
Aku pun mulai menaiki motorku. Tidak lama kita pun sampai di pom.
"Miss, ini uang unk beli bensinnya," ujarnya sambil menyodorkan uang 50-ribuan.
Aku bingung dibuatnya.
"Udah terima saja," desaknya.
Aku pun menerima uang itu. "Thank you lho Gus. Besok kalau aku ada uang aku balikin," ucapku sambil tersenyum.
"Ah gak usah dipikirin. Aku otw ke tempat Indri dulu ya?" Dia pun berlalu dari hadapanku.
Aku mulai mengantri untuk beli bensin.
Dua hari kemudian aku sempatkan mampir ke tempat kursusan Bahasa Inggris dimana aku pernah mengajar disana selama 2 tahun.
Kedatanganku diterima oleh Nurul yang bekerja sebagai FO.
"Hi Miss T, tumben? Ada apa nih?"
"Aku mencari Agus, ada?"
Kebingungan terpancar diwajah Nurul.
"Miss T, kenapa cari Agus?"
"Aku mau balikin uang yang dia pinjamkankan 2 hari yang lalu," jawabku cepat.
"Agus sudah meninggal Miss, seminggu yang lalu, sakit DB."
Jawaban dari Nurul membuatku terkesima, tidak percaya.
"Pantesan orang-orang di pom waktu itu melihatku aneh," ucapku kepada Nurul. "Tapi uangnya asli lho Nurul, bukan daun," lanjutku.
"Memangnya Miss T ketemu dia dimana?"
"Gak jauh dari sekolahan anakku yang sulung. Aku kehabisan bensin, di dorong sama dia sampai pom deket rumahku lalu dia kasih aku uang 50 ribu, karena aku lupa bawa dompet."
Aku dan Nurul sama-sama tercenung.
"Ya udah ya? Aku balik dulu, bentar lagi aku ngajar soalnya," ucapku sambil bangkit dari tempat duduk di depan Nurul.
"Ngajar dimana Miss sekarang?"
"Ada saja," jawabku pendek kemudian berlalu dari hadapan wanita berparas ayu itu.
Sambil naik motor aku berujar pelan, "Beristirahat dengan tenang Gus. Maaf aku tidak bisa datang untuk melayat." Lalu menjalankan motor ke arah rumahku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H