Mohon tunggu...
Thian Hendrawan
Thian Hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas SDN 1 Batukaras

Berbagi Informasi mudah mudahan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Keseluruhan Rangkaian Program Guru Penggerak

17 April 2023   08:38 Diperbarui: 17 April 2023   08:43 5902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Coach memberikan dorongan kepada coachee untuk mempertanggungjawabkan terhadap aksi nyata yang akan diambil dan dijalankan dan capaian rencana secara spesipik disesuaikan dengan jadwal yang telah dibuat.  

Coach meyakinkan coachee setiap masalah pasti terselesaikan dengan menciptakan keakraban dan kenyamanan sehingga coachee dapat berbagi kisah yang sedang dihadapi. Pendengar aktif haruslah dibangun oleh coach dengan merasakan apa yang dirasa coachee dan memposisikan situasi saling menghargai dan menghormati.

emampuan coachee dalam menyelesaikan dan mengambil keputusan  haruslah dikembangkan oleh coach.  Cobalah selalu melakukan feed back dan refleksi dari setiap proses coaching yang telah dilakukan.

Sekolah merupakan tempat strategis sebagai kondisi, situasi dan konteks local tempat mempraktikkan proses coaching. Coaching yang menggunakan model TIRTA dalam proses aplikasi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah, guru dan peserta didik.

Hanya saja dalam proses praktek coaching biasa tantangan yang sering dihadapi baik coach maupun coachee adalah kemampuan komunikasi. Kemampuan dimana salah satu pihak suka mendominasi yang lainnya.

Dalam proses coaching tidak sepatutnyalah terjadi salaing dominasi karena kesetaraan dan kemitraan. Komunikasi yang terbangun atas dasar saling menghormati dan rasa percaya. Coach seyogyanya memiliki kemampuan komunikasi yang tepat, cermat dan focus. Mampu memposisikan dirinya sebagai pendengar aktif dan mampu mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan efektif untuk mengarahkan terhadap pemahaman, rencana aksi dan tanggung jawab dalam diri coachee

Dalam praktek coaching di lingkungan sekolah haruslah mampu melibatkan seluruh warga sekolah (murid, guru, tenaga kepegawaian dan kepala sekolah).

Mereka adalah parter yang dapat membantu kita dalam memperaktikkan proses coaching model TIRTA.  Setiap orang memiliki permasalah, cita-cita dan harapan yang berbeda-beda. Akan tetapi harus kepentingan muridlah yang menjadi focus utama. Harapan, tujuan dan problem yang dihadapi murid nantiya kan menjadi bahan untuk memperbaiki layanan yang akan diberikan dan memperbaiki kualitas murid selanjutnya.

Guru, kepala sekolah dan seluruh civitas akademika pemangku kebijakan bermufakat membuat sebuah kebijakan untuk mengambil aksi nyata untuk memberikan layanan prima kepad murid dari data hasil proses coaching

2.  Feeling ( Perasaan )

Dengan memahami modul coaching ini saya menjadi merasa yakin jika nantinya saya diberikan tugas tambahan menjadi Pemimpin sekolah ataupun pengawas, dengan memhami modul ini akan membantu guru keluar dari setiap masalah yang dihadapinya secara mandiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun