Mohon tunggu...
Citra Amalia
Citra Amalia Mohon Tunggu... -

College student in UPI bandung IPSE student

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bersyukur Itu Manis

28 Oktober 2014   02:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

------
“masih mending aku ga bunuh diri ma!”
kata itu terlontar dari mulut Uno
Dari mulut gadis yang selama ini bersikap manis dan mematuhi perintah orang tuanya
Dari mulut gadis yang belum genap berusia 16 tahun
gadis yang terkenal akan kesahajaannya

Kata itu ternyata bagai bumerang yang dilemparkan
pasti akan kembali lagi

Muka ibunya berubah bagai saint seiya
raut amarah terpancar dari wajah sendunya

Percakapan itu terjadi dalam perjalanan pulang dari pembagian rapor
Ibunya mengendarai mobil seperti biasa
dan Uno menahan tangisan di sampingnya

Uno merasa kesal karena selalu dibanding-bandingkan dengan hasil anak-anak lainnya
Ibunya terus mengulang-ulang betapa buruk prestasinya semester ini
meskipun dengan nada bercanda, namun semua itu langsung masuk ke dalam hati si gadis yang sedang frustasi

Hal itu memicunya untuk mengatakan hal itu
Belum lama ini dia sering melihat berita bunuh diri remaja
Dia tak akan pernah menjadi seperti itu ,ya
karena itu dia mengungkapkan hal itu
itu maksudnya

Namun kata itu seakan kata yang seandainya dia bisa, dia ingin menariknya seumur hidupnya
Apa daya waktu
terus berputar

------
Uno lupa akan keberadaan Tuhannya
Uno lupa ketika dia merasa tidak memiliki segala sesuatu yang dahulu ia miliki
dia masih memiliki Tuhannya
dan akan terus seperti itu

Bersyukur

Kata itu seakan bagai menampar wajahnya
Kemana dirimu selama ini Uno?

--------
Sambil terus memandang pohon rindang didekat kampusnya, Uno seakan masih terseret dalam masa lalu. Ya, itulah dirinya dulu, pikirnya.

Uno tak merasa dirinya menjadi lebih hebat dari dahulu. Tak merasa lebih pintar. Bahkan tak merasa selalu dikelilingi oleh teman-teman dekat. Tapi satu hal, dia merasa menjadi pribadi yang lebih bersyukur. Itulah yang membawanya hingga saat ini. Hidup dengan terus membawa senyumnya, senyuman yang tulus. Dan hanya dengan itu Uno yakin Tuhan, keluarga, dan teman-temannya akan selalu menemaninya.      *******

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun