Mohon tunggu...
Enrique Justine Sun
Enrique Justine Sun Mohon Tunggu... Freelancer - Technical Information Student • Psychology and Philosophy Enthusiast • Organizational Activists

Jendela Pendidikan Merubah Masa Depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sampah Lampion pada Saat Waisak

10 Juni 2023   16:59 Diperbarui: 10 Juni 2023   17:03 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh StockSnap dari Pixabay

DAMPAK LINGKUNGAN

Apakah Anda para pihak panitia acara waisak mengetahui, bahwa ada dampak yang sangat besar yang akan terjadi ketika Lampion diterbangkan? Walaupun ada kegiatan surat menyurat tetapi apakah pantas Anda sebagai umat buddha mengotori lingkungan dengan sampah-sampah dari lampion yang Anda terbangkan?

Sangat miris saya lihat peristiwa yang sangat sakral digunakan oleh panitia yang memiliki ego tinggi untuk memasukkan mata kegiatan menerbangkan lampion. Penerbangan lampion ini sudah sering dan bahkan setiap tahun (kecuali pada saat covid-19) dilakukan. 

Penggunaan lampion dalam perayaan Waisak adalah dampak lingkungan yang sangat-sangat besar dan bahaya. Bahaya untuk lingkungan udara, darat dan bahkan laut. Kalaupun mau menerbangkan lampion, Tolong buat dengan lebih kreatif seperti membuat lampion yang tidak mudah terbakar, dapat didaur ulang, dan sebagainya.

Maka dari itu saya mohon kepada para umat Buddha yang sering menyelenggarakan kegiatan waisak baik skala kecil maupun besar. Tolong untuk tidak menggunakan lampion lagi. Masih banyak yang bisa Anda masukkan sebagai mata acara apalagi hanya dengan embel-embel harapan. Kalaupun ingin menerbangkan lampion coba pikir 1000 kali sebelum memasukkan menjadi mata acara. JANGAN KARENA UANG BANYAK, EGO TINGGI LINGKUNGAN MENJADI DAMPAKNYA. (Kalau di Makassar dibilangnya "Ero' Dikana). JANGAN KARENA MAU ACARANYA CANTIK DILIRIK MANCANEGARA TETAPI LINGKUNGAN DIHIRAUKAN. PERCUMA PUNYA GELAR PUNYA PENDIDIKAN TETAPI LOGIKA OTAK TIDAK DIPAKAI. 

MAKNA SPIRITUAL

Penggunaan lampion dalam perayaan Waisak adalah terkait dengan makna spiritualnya. Beberapa orang berpendapat bahwa penggunaan lampion telah kehilangan makna spiritualnya dan menjadi lebih seperti atraksi atau pesta malam.

Sebagai simbol cahaya pencerahan dan kebijaksanaan, lampion seharusnya dihormati dan digunakan dengan penuh kesadaran akan makna spiritualnya. Namun, dalam beberapa kasus, penggunaan lampion dalam perayaan Waisak lebih seperti hiburan daripada upacara keagamaan.

Hal ini dapat mengurangi makna spiritual dari perayaan Waisak dan membuatnya menjadi lebih seperti perayaan budaya atau hiburan. Oleh karena itu, penting bagi umat Buddha untuk menghormati nilai-nilai dan makna spiritual dari penggunaan lampion dalam perayaan Waisak.

Kesimpulan

Penggunaan lampion dalam perayaan Waisak merupakan tradisi yang penting dalam agama Buddha. Namun, seperti halnya dengan tradisi atau praktik keagamaan lainnya, penggunaan lampion dalam perayaan Waisak juga memiliki kritik dan masalah yang perlu diatasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun