Mohon tunggu...
Enrique Justine Sun
Enrique Justine Sun Mohon Tunggu... Freelancer - Book and Article Author • Psychology and Philosophy Enthusiast • Organizational Activists

Jendela Pendidikan Merubah Masa Depan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup sebagai Metamorfosa

22 Mei 2023   20:20 Diperbarui: 22 Mei 2023   20:30 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti bunga teratai yang Tumbuh dari lumpur namun memamerkan kecantikan, setiap jiwa dapat bertransformasi menjadi sumber cahaya melalui proses metamorfosa. Kegelapan mengajari kita kekuatan cahaya dalam diri, kesedihan menumbuhkan empati, pengorbanan menanam keteguhan.

Kehidupan adalah pertunjukan transformasi. Selama kita terbuka pada alur yang mengalir, kita akan menemukan makna dalam setiap perubahan. Kita akan belajar mencintai diri kita dalam setiap wujudnya, sehingga proses metamorfosa tak pernah menakutkan namun selalu memenuhi jiwa dengan pengalaman baru dan kebahagiaan.

Maka mari kita nikmati perjalanan ini, seperti pemain yang menghayati setiap perannya. Biarkan jiwa kita mengalir seperti air yang menemukan samudera, selalu mendamba perubahan. Karena metamorfosa tanpa henti inilah inti dari keabadian.

Metamorfosa adalah hukum alam, namun juga jalan menuju keabadian. Selama kita terbuka menerima perubahan, setiap transformasi jiwa dan ragawi akan mengilhami rasa syukur dan menuntun kita pada makna sejati dari kehidupan.

Nikmatilah prosesnya. Jadilah seperti bunga teratai di tengah kubangan, tumbuh dari yang hina namun memamerkan keindahan. Jadilah seperti embun, bertransformasi tanpa henti namun membawa air baru yang segar.

Cintailah dirimu dalam setiap tahapan. Karena dengan menerima transformasi, kita belajar mencintai esensi mutlah dari jiwa yang abadi. Inilah titik temu dari semua metamorfosa: kesadaran akan cahaya kebenaran yang tak pernah berubah di dalam diri kita.

Maka carilah makna, bukan bentuk. Ikhlaskan segala yang lama pergi dan sambut yang baru datang. Biarkan tiap perubahan mengilhami kebijaksanaan. Karena dalam setiap transformasi tercakup kesempurnaan tak terbatas dari Tuhanku dan Tuhanmu.

Itulah inti dari segala perubahan: diawali dan diakhiri dengan cinta yang mutlah -- cinta pada diri sendiri, cinta pada kehidupan, dan cinta pada Pencipta. Dengan cinta sejati inilah kita akan terus berevolusi menuju cahaya abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun