Mohon tunggu...
Heri Kendang
Heri Kendang Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dampak Negatif Hoaks di Wilayah Pendidikan

10 November 2017   16:38 Diperbarui: 10 November 2017   16:47 4095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era kebebasan berpendapat yang didukung kemajuan teknologi informasi komunikasi membuat siapa saja dapat menyiarkan berita dengan kebebasan.

Frasa siapa saja berarti bahwa penyebar berita tidak perlu mematuhi standar kompetesi dan etika jurnalistik. Dengan demikian ada kemungkinan bahwa berita yang disebarkan adalah brita palsu atau berita hoax.

Hoax kerap kali dijumpai dalam media massa bebasis Intenet yang memiliki sistem Broadcase seperti Facebook, Black Berry massangger, Whats App, Maseenger dan Line. Media masa sepeti Surat kabar,  majalah, radio dan televisi hampir tidak memberikan kesempatan hoax masuk. Karena dalam media massa semua dituliskan oleh Jurnalis yang dipegang tanggung jawabnya.

Permasalahan terjadi jika berita hoax tersebut menjangkau banyak audiens termasuk guru dan siswa. Mengingat bahwa hampir semua guru sudah mempunya gadget yang didukung aplikasi komunikasi termutahir. Begitu juga dengan siswa demikian. 

Dalam keadaan demikian akan muncul fenomena dimana berita hoax berubah menjadi berita faktual. Diamana kondisi ini menjadi masalah seius dalam wilayah pendidikan. Dalam dunia pendidikan tejadi tansfe ilmu dan pengetahuan. Ketika infomasi hoax sudah menjadi faktual maka pengetahuan yang salah akan menjeumuskan siapa saja yang mengetahuinya.Hal ini akan mengancam kemunduran ilmu pengetahuan yang berimpas pada mutu pendidikan. Hal demikian juga dapat berakibat pada ilmu yang disampaikan melalui mata pelajaran.

Dengan adanya permasalah ini penulis berniat menuliskan dampak negative informasi hoax dalam wilayah pendidikan formal (sekolah). Dalam tulisan ini akan difokuskan diwilayah pendidikan formal (sekolah). Jadi ketika dalam tulisan ini menyebut pendidikan maka arahan itu menuju pada pendidikan formal atau sekolah.

Hoax menurut filologis Inggris, Robert Nares(1753-1829), kata hoax muncul sejak abad 18 sebagai singkatan atau kata lain dari "hocus" atau perminan sulap. Menurut Kamus Bahasa Inggri Hoax berarti penipu. Berita/infomasi hoax dapat dikatakan sebagai informasi palsu atau informasi yang tidak bisa dipetanggungjawabkan kebenarannya.

Istilah Hoax mulai kerap dibicarakan pada tahun 2006 dikalangan penggiat internet sejak tampilnya fil The Hoax. Istilah hoax memuncak pada tahun 2017 ketika banyak aplikasi temutakhir yang mampu menjangkau masyarakat luas dan didukung sistem boadcase. Istilah ini kerap dipergunakan  diwilayah politik pada saat pemilihan Gubenur DKI, berlanjut ke pemilihan pesiden hingga saat ini.

Dampak negative hoax diwilayah pendidikan. Dampak negatif banyak menyerang keadaan psikologis.

Menimbulkan rasa khawatir atau cemas guru dan siswa

Rasa Khawatir Nampak ketika guru mendapatkan informasi hoax. Informasi ini tidak menyangkut mapel. Informasi berupa hari kiamat, registrasi kartu SIM. Hal ini menimbulkan keresahan guru. Diamana keresahan ini dapat mengganggu keadaan psikologis guru yang berakibat pada terngganggunya proses pembelajaran. Keresahan atau kekhawatiaran ini dapat tertular kepada siswa jika informasi itu sampai kepada siswa.

Menyulut orang untuk bepikir negatif

Hoax pada tahun 2017 kerap kali dipergunakan dalam ursan politik. Hoax dipergunakan untuk menyeang lawan politik dengan tujuan membuat figur lawan politik buruk. Dari pengamatan penulis hal ini membawa kebiasaan yang tidak baik kepada mayarakat termasuk guru. Dalam sela-sela pelajaan atau pada waktu isrtiahat guru kerap kali membicarakan beita negatif itu. Dan hal yang menimbulkan kebiasaan memandang jelek oang lain tanpa mencari tahu dulu kebenarannya.  

Menyulut emosi

Berita hoax yang menyangkut SARA keap kali menimbulkan emosi. Hal ini juga terlihat di wilayah pendidikan. Guru atau siswa yang mengetahui hoax yang menyangkut SARA kerap kali tepancing emosinya. Hal ini bisa dilihat ketika mereka membicaakan hal tesebut.

Pengetahuan yang salah

Informasi berupa pengetahuan yang menyangkut mata pelajaran juga menjadi ancaman. Beberapa kali penulis menjumpai informasi yang menyangkut hal tersebut isampaikan guru kepada muridnya. Siwa masih banyak belum bisa memikirkan apakah hal itu benar atau bukan.mereka langsung mmpercayai. Hal ini yang menjadi tidak baik karena informasi yang salah itu dibenaran dan dapat menyebar luas. Yang akhinya mengakibatkan  kemunuran ilmu pengetahuan.

Penipuan

Kecanggihan tekhnologi informasi dan komunikasi sering juga digunakan oleh penipu untuk melakukan penipuan. Dalam dunia pendidikan infomasi CPNS hoax hampir tiap semester muncul. Penyebaran informasi ini kerap kali ditemukan di Media social Facebook kemudian ditularkan melalui system Broadcase massage. Informasi ini sangatlah meyakinkan. Kaena diikuti Suat Keputusan Kementian Pendidikan dan bertanda tangan. Guru tidak tetap (GTT) atau Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang sudah menanti hal ini banyak sekali yang tegiur. Kondisi yang diciptakan penipu ini dilanjutkan dengan menyebar oknum untuk memberikan tawaran kebehasilan CPNS dengan membaya sejumlah nominal tertentu. Bukti ini dapat ditemukan melalui berita TV.

Dari tulisan diatas disimpulakan bahwa berita hoax sanagt berdampak tidak baik dan merugikan di wilayah pendidikan. Kerugian tidak besifat material namun lebih dari itu yaitu merusak kuwalitas peenyelenggaraan pendidikan dan kuwalitas generasi penerus bangsa.Kita sebagai guru harus mampu memilah-milah infomasi dan memberikan bekal kepada siswa kita agar lebih selektif dan bijaksana dalam menerima informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun