"Nah, Jambrong, siapa kira-kira menurutmu yang akan kita culik?" tanya Rocky pada si pria keriting berbaju kodok.
"Ng ..." Jambrong berpikir beberapa saat. "Anaknya yang punya perusahaan sikat gigi, bos."
"Sudah jangan anak kecil! Nanti bukan anak orang kaya yang kau culik, anak gelandangan lagi!" protes Rocky. "Nah, Xyborg. Siapa kira-kira yang akan kita culik?"
"Mmm ... Babu ... Babunya si Entung!" ujar Xyborg.
"Yang bukan-bukan saja, kau Xyborg! Kalau 'Inem' yang di film sih bisa jadi duit. Kalau Inem babu yang punya pabrik balon paling laku dijual sama tuang loak. Yang lainnya, Xyborg. Yang bukan-bukan saja!" ujar Rocky, ia lalu melirik Hasan. "Kau Hasan, biasanya kau punya ide yang mengkilap, kan? Kok hari ini kau bodoh? Ayo pikir... Pikir dong pakai otak. Ayo ngomong dong, ngomong!"
Setelah agak lama berpikir, Hasan akhirnya mendapat ide. "Oh iya, bos. Sekarang baru aku ingat. Seminggu lagi di stadion 'Senayan' bakal ada show besar-besaran, dari artis yang paling beken ini tahun. Namanya saja bos, 'Laras Aduhai Cute Banget', bos!"
"Laras Aduhai Cute Banget? Oh iya, artis yang katanya kasetnya laku tiga truck kan?" kata Rocky setelah berpikir beberapa detik. "Lalu, apa hubungannya dengan urusan kita?"
"Aku dengar karcisnya laku keras bos! Malah catutannya ada orang gila, dia berani tukar dengan TV layar sentuh asal bisa dia nonton. Artinya... Jika Laras Aduhai Cute banget tidak muncul di stadion, panitianya kan bakal jadi perkedel diinjek-injek rakyat."
"Jadi maksudmu-"
"Persis, bos!" Hasan langsung menyambar Rocky yang baru berucap setengah. "Kita culik dia! Kita minta tebusan pada Panitia Show!"
Rocky menepuk-nepuk pipi Hasan. "Bening juga otakmu! Makan apa kau hari ini?"