"Te-terimakasih, Tuan Xyborg!" kata si pria berjanggut, sebelum akhirnya lari tunggang langgang bersama anak buahnya.
Rainer menatap tajam Xyborg, sementara Xyborg menyunggingkan senyum sinis.
"Kau hebat juga rupanya. Aku sudah melihat semuanya dari atas sana!" Xyborg menunjuk ke arah atap sebuah bangunan kosong. "Tapi sayang sekali, kau akan kuhabisi disini!"
"Hm." Rainer langsung memasang kuda-kuda dengan kedua tinju mengepal dekat pipi yang mirip dengan kuda-kuda tinju.
Xyborg cuma berdiri dengan santainya sambil mengibaskan tangan, mengisyaratkan Rainer untuk segera menyerangnya.
Rainer menurutinya. Ia berlari ke depan dan segera melesatkan tinju ke wajah Xyborg. Tapi, Ketika terkena tinjuan Rainer, Xyborg tak bergeming sedikitpun dan suara pipi Xyborg yang terhantam lebih mirip suara besi yang terhantam sesuatu.
"Cuma segitu?" cemooh Xyborg.
Rainer kaget. Namun ia tak berhenti sampai disitu. Ia meninju dada dan perut Xyborg berulang kali dengan kedua tangan secara bergantian hingga berbunyi 'KLANK! KLANK! KLANK! KLANK! KLANK!' Tapi Xyborg tetap berdiri tegak tanpa bergeser sedikitpun.
"Kini giliranku!" Xyborg langsung meninju perut Rainer bertubi-tubi, sebelum akhirnya melancarkan tendangan keras di dadanya yang membuat Rainer terlontar jauh dan terbentur di salah satu bangunan hingga bangunan tersebut retak.
Xyborg mengangkat tangan kanannya. Beberapa peluncur 'misil' kecil muncul dari beberapa bagian besi tangannya yang terbuka. Misil-misil tersebut langsung meluncur ke arah Rainer dan kemudian meledak, membuat tempat Rainer terjatuh tadi hancur.
Namun, hal tak terduga terjadi. Ketika asap akibat ledakan menipis, muncul angin yang sangat kuat yang berasal dari tubuh Rainer. Mata Rainer seluruhnya berubah menjadi merah menyala. Garis melengkung muncul di atas dan bawah mata kirinya.