Mohon tunggu...
The Storm
The Storm Mohon Tunggu... Freelancer - Guru

Iseng aja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pendekar Naga Harimau (Cersil/Cerita Silat Indonesia) - Chapter 2: Terkuat

14 Desember 2024   03:29 Diperbarui: 14 Desember 2024   03:29 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mau dia!" Astaroth memotong kata-kata si sipir berkumis sembari menunjuk pria botak berbahu tegas yang hanya mengenakan tanktop hitam.

"Namanya Edward, tuan. Dia pembunuh berdarah dingin dari Australia. Ia tak mahir beladiri, tapi, pukulan berenangnya sudah menewaskan ratusan ribu orang, bahkan masih banyak yang tak terhitung. Semasa hidup ia tak pernah bertarung menggunakan senjata," si sipir berkumis menjelaskan.

"Tuan Kebal Hukum, bagaimana jika kita membuat kesepakatan?" tanya Edward.

Astaroth menaikkan alisnya. "Kesepakatan macam apa itu?"

"Aku sudah mendengar rumor tentangmu sangat mendetail. Kabarnya kau punya organisasi teroris bernama 'Black Heaven' yang terdiri dari anggota biasa dan anggota inti. Jika pukulanku berhasil membuatmu pingsan, jadikan aku anggota inti Black Heaven," jawab Edward.

Lagi-lagi, Astaroth tersenyum miring. "Boleh. Tapi, jika aku kecewa padamu, aku akan membunuhmu hari ini juga."

Semua yang ada disana bergidik ngeri, kecuali Edward sendiri.

"Aku sepakat," ucap Edward. "Selama ini tidak ada yang bisa membunuhku. Mungkin aku akan sangat senang jika ada yang bisa membunuhku, apalagi jika kau orangnya. Aku merasa sangat terhormat."

"Bisa dimulai sekarang?" Astaroth memberikan aba-aba.

Edward pun mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat, hingga semua urat tubuhnya menonjol, sebelum akhirnya memukuli kepala Astaroth dengan kedua tangannya secara bergantian, tangannya mirip seperti orang yang sedang berenang gaya bebas. Ia terus memukul tanpa henti sampai akhirnya Astaroth berteriak kesakitan dan ambruk. Tentu saja hal itu membuat semua yang ada di ruangan tersebut kaget bukan kepalang, berbeda dengan Edward yang tersenyum penuh kemenangan.

"Padahal aku sudah melemahkan pukulanku, tapi ternyata kekuatanmu hanya sebatas itu. Selama ini aku telah salah menilaimu. Tapi tenang saja, meski kau kalah hari ini, aku tidak akan menggantikanmu menjadi pemimpin Black Heaven," kata Edward sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun