"Setelah mengalahkanku dia menghilang entah kemana," jawab Kai sambil mengepalkan tangan kanannya.
Obrolan mereka tidak cuma berhenti sampai disitu, Yui bertanya banyak hal pada Kai, begitupun sebaliknya. Akhirnya, mereka berdua pun akrab dan Kai yang semula masih dingin pada Yui, kini jadi lebih hangat dan terbuka karena Kai berpikir Yui ternyata orang yang sangat baik dan perhatian. Masalah latih tanding, Yui bilang ditunda dulu. Puas mengobrol, Yui pun pulang ke rumahnya dengan diantar oleh Kai, sebelum akhirnya Kai pulang ke rumahnya. Begitu tiba di rumah, Kai kembali pada kegiatan awalnya, bersantai sambil nonton Tv dan minum teh hijau yang ia buat lagi karena yang sebelumnya sudah dingin. Saat itu hari hujan.
Tok tok! Tok tok! Tok tok tok!
Tiba-tiba kaca jendela Kai diketuk-ketuk lagi. Dan ketika Kai mengetuk-ngetuk adalah boneka kucing yang tadi sudah ia buang.
Kai yang kesal melihatnya segera melempar boneka kucing itu ke lantai bawah. Untunglah si boneka kucing sempat membentur atap karet sebelum jatuh ke lantai bawah. Setidaknya, jika ia bisa merasakan sakit, sakitnya tidak begitu terasa. Tapi, ia terlihat sedih dan harus hujan-hujanan sambil mencari tempat berteduh.
Hari berganti. Yui terlihat tengah 'jogging' di taman kota, sebelum tiba-tiba ia melihat Lisa berjalan ke sebuah gang sempit dan menelepon seseorang.
"Itu bukannya Lachesis ya???" Kening Yui mengernyit. "Dia menelepon siapa di gang sepi begini??"
"Baik! Alat berubah wujud Kai akan kuambil hari ini juga," ucap Lisa pada seseorang yang ia telepon yang ternyata adalah Dan Kuroto.
"Bagus! Awasi terus para Kamen Rider, siapapun mereka, dan ambil alat berubah wujud mereka," balas Kuroto.
Lisa mengangguk.
Yui yang mendengarnya langsung terkejut. "Apa?? Dia ..." Ia pun langsung mengambil ponsel pintarnya dari dalam saku celana olahraganya. Tapi tiba-tiba ia ingat kalau dia tidak punya nomor handphone Kai. "Oh iya! Aku lupa meminta nomor Kai!"